[UPDATE] WHO Kecewa Banyak Negara Turunkan Jumlah Tes untuk Tracing

Jakarta, IDN Times - Badan Kesehatan Dunia (WHO) mendorong negara-negara agar tetap melakukan tes COVID-19 untuk kepentingan pelacakan penularan kasus. Dengan begitu, penularannya bisa dicegah lebih luas, khususnya pada kelompok rentan dan lansia.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan dunia kini telah buta soal penyebaran virus Sars-CoV-2 itu karena jumlah tes menurun drastis.
"Dengan semakin banyaknya jumlah negara yang mengurangi tes, WHO menerima informasi yang makin minim mengenai transmisi dan sequencing," ungkap Tedros ketika memberikan keterangan pers dari markas WHO di Jenewa dan dikutip harian The Straits Times, Rabu, 27 April 2022.
"Ini semakin menyebabkan kita tak tahu-menahu mengenai pola penularan dan evolusi virus," kata dia.
Pernyataan Tedros diamini Direktur Eksekutif FIND--organisasi global yang fokus memberi bantuan dan bekerja sama dengan WHO--Bill Rodriguez. Ia mengatakan jumlah tes anjlok 70 persen hingga 90 persen.
"Dulu kita punya kemampuan yang tidak diduga sebelumnya untuk mengetahui apa yang terjadi. Kini, karena tes dikorbankan karena mayoritas negara-negara di dunia mulai mengendurkan pembatasan. Kita kini semakin buta soal apa yang terjadi pada virus ini," ungkap Rodriguez.
Bagaimana dengan jumlah tes COVID-19 yang dilakukan di Indonesia? Apakah ikut mengalami penurunan yang drastis?
1. Jumlah tes di RI ikut anjlok karena kini tak lagi diwajibkan
Indonesia termasuk salah satu negara yang jumlah tesnya makin rendah. Apalagi sejak pemerintah menghapus wajib tes COVID-19 bagi pengguna transportasi kereta dan pesawat terbang bila bepergian di dalam negeri.
Lalu, aturan serupa juga akhirnya dihapus bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) yang baru tiba di Indonesia. Namun, syaratnya, mereka sudah divaksinasi COVID-19 dua dosis.
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan COVID-19 per Rabu, 27 April 2022, jumlah warga yang dites hanya 95.736 orang. Mayoritas mengikuti tes swab antigen yang jumlahnya 78.939. Sementara, warga yang menggunakan tes swab PCR hanya 16.645. Sisanya dengan TCM sebanyak 152 orang.
Penurunan jumlah tes itu pun diakui juru bicara Satgas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito. Menurut dia, warga baru bersedia mengikuti tes lantaran hal tersebut dijadikan syarat perjalanan.
"Testing dilakukan bukan hanya karena syarat perjalanan, melainkan fungsi utama testing adalah satu-satunya cara untuk membedakan orang positif di antara orang sehat," ungkap Wiku pada 29 Maret 2022.
Sehingga, ia mendorong masyarakat bila ada yang merasa kontak erat dengan pasien COVID-19 agar segera melakukan tes. Tujuannya, agar bisa mendapatkan perawatan virus corona seandainya tertular.