82.341 Bayi dan Anak-Anak di Malaysia Terpapar COVID-19

Malaysia lakukan lockdown mulai 1-14 Juni 2021

 Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan, hingga Senin (31/5/2021), sebanyak 82.341 bayi dan anak-anak dinyatakan positif COVID-19.

Lebih lanjut, Menteri Kesehatan Adham Baba merincikan angkanya berikut ini:

  • 19.851 kasus adalah anak-anak di bawah usia 4 tahun.
  • 8.237 kasus adalah anak-anak berusia 5-6 tahun.
  • 26.851 kasus adalah anak-anak berusia 7-12 tahun.
  • 27.402 kasus adalah anak-anak berusia 13-17 tahun.

“Tidak ada seorang pun yang dirawat di unit perawatan intensif,” kata Adham, dikutip dari Channel News Asia, Selasa (1/6/2021).

Baca Juga: Malaysia Kerahkan 55 Ribu Polisi Saat Lockdown Total

1. Mengimbau orang tua untuk lebih menjaga anak-anaknya

82.341 Bayi dan Anak-Anak di Malaysia Terpapar COVID-19(ANTARA FOTO/Malaysia's Ministry of Health/Muzzafar Kasim/Handout via REUTERS)

Untuk mencegah semakin banyak anak-anak yang terpapar corona, Adham mengimbau orang tua atau wali untuk lebih bertanggung jawab dalam melindungi anak dari penularan, seperti mematuhi protokol kesehatan dan menghindari keramaian.

Dia menambahkan, meski tidak ada ketentuan yang mengatur denda bagi orang tua yang membawa anaknya ke tempat keramaian, namun penegak hukum bisa saja memperkarakan hal tersebut jika walinya tidak awas dengan protokol kesehatan.

2. Malaysia berlakukan lockdown nasional

82.341 Bayi dan Anak-Anak di Malaysia Terpapar COVID-19Seorang dokter menunggu di dalam bilik pelindung untuk melakukan uji usap infeksi virus corona (COVID-19) terhadap pasien di Pusat Medis Sunway, saat wabah masih terjadi, di Subang Jaya, Malaysia, Kamis (8/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Lim Huey Teng)

Perdana Menteri Muhyiddin Yassin mengumumkan, Malaysia akan melakukan lockdown atau karantina wilayah mulai 1 Juni hingga 14 Juni 2021, lantaran kasus COVID-19 yang semakin meningkat. Menurut Muhyiddin, apabila tidak dilakukan langkah karantina wilayah, situasi pandemik di Negeri Jiran akan semakin buruk.

"Tindakan ini diambil setelah menunjukkan tren peningkatan kasus COVID-19, peningkatan yang sangat tajam dengan masing-masing kasus kematian yang tinggi. Jika tindakan drastis tidak segera dilakukan, dikhawatirkan sistem kesehatan di negara kita akan runtuh dan kita akan menghadapi bencana yang lebih besar," kata Muhyiddin dalam pernyataannya.

Malaysia pada Senin melaporkan 6.824 kasus COVID-19 baru, menjadikan total kasus nasional menjadi 572.357. Ada juga 67 kasus kematian. Otoritas kesehatan juga mencatat penambahan 851 pasien yang dirawat secara intensif, dengan 422 di antaranya membutuhkan bantuan pernapasan.

3. Pemerintah menjamin kebutuhan masyarakat

82.341 Bayi dan Anak-Anak di Malaysia Terpapar COVID-19Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin saat berada di Kuala Lumpur (ANTARA FOTO/Reuters-/Lim Huey Teng)

Kemudian, Muhyiddin juga mengingatkan bahwa karantina wilayah yang akan dilakukan Malaysia ini bisa berdampak besar pada perekonomian nasional dan kehidupan masyarakat. Dia juga mengungkapkan, pemerintah memiliki anggaran yang terbatas untuk saat ini.

Tetapi, atas dasar kepedulian pada kesejahteraan rakyat, Muhyiddin menyampaikan bahwa pemerintah akan bekerja keras untuk memastikan adanya keseimbangan kehidupan dan juga penghidupan.

"Memastikan kesejahteraan masyarakat, termasuk kesempatan bagi saudara untuk mencari nafkah untuk orang yang mereka cintai selama periode tersebut," jelas Muhyiddin. 

Baca Juga: COVID-19 Cetak Rekor! Malaysia Bakal Lockdown Total Mulai 1 Juni 2021

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya