Belarus Siap Berperang Bersama Rusia jika Jadi Menginvasi Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Presiden Belarus, Alexander Lukashenko, berjanji akan berperang bersama Rusia jika Kremlin menginvasi Ukraina. Selain itu, dia juga siap menyambut kedatangan ribuan tentara Rusia jika Belarus atau Moskow diserang.
"Jika ada agresi terhadap Belarus, akan ada ratusan ribu tentara Rusia, yang bersamaan dengan ratusan ribu orang Belarus akan mempertahankan tanah ini,” kata Lukashenko, dikutip dari Euronews.
Baca Juga: Daftar Lokasi dan Kekuatan Pasukan Rusia yang Mengepung Ukraina
1. Balarus sebut tidak ada pemenang dalam perang
Lukashenko juga mengingatkan bahwa tidak akan ada pemenang dalam peperangan apa pun. “Semua orang akan kehilangan segalanya,” kata dia.
Pernyataan Lukashenko disambut oleh Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, yang mengatakan bahwa Moskow tidak menginginkan perang.
Sebagai informasi, Minsk merupakan sekutu utama Moskow. Presiden Vladimir Putin memberikan dukungan penuh kepada Lukashenko saat demonstasi yang menentang hasil pemilu 2020 menjamur di seluruh Belarus.
Baca Juga: Krisis Ukraina: Rusia Tak Mau Perang Tapi Juga Tak akan Mundur
2. AS dan NATO sebut Rusia hendak menginvasi Ukraina
Amerika Serikat (AS) dan NATO menyebut Rusia hendak menyerang Ukraina, karena menempatkan lebih dari 100 ribu tentaranya di perbatasan dalam beberapa pekan terakhir.
Rusia berulang kali membantah tuduhan tersebut, seraya menegaskan bahwa mereka memiliki hak untuk menempatkan pasukannya di mana saja sebagai negara berdaulat. Namun, dugaan itu tidak lepas dari kejadian 2014 silam, ketika Rusia menganeksasi Ukraina yang menyebabkan ribuan orang meninggal dunia.
Di sisi lain, peningkatan pasukan di perbatasan tidak lepas dari dilema keamanan yang dirasakan oleh Rusia, sebab koalisi AS mengirimkan persejataan dan perlengkapan militer untuk Ukraina. Selain itu, NATO juga gencar untuk menjadikan Ukraina sebagai negara anggotanya.
3. Rusia ingin hubungan yang saling menghargai dengan AS
Lavrov turut mengatakan bahwa Rusia menginginkan hubungan yang saling menghormati dengan AS, kendati dia menyebut Rusia sebagai negara yang hak keamanannya sebagai negara berdaulat telah dicurangi setiap hari.
"Kami menginginkan hubungan yang baik, setara, saling menghormati dengan AS, seperti dengan setiap negara di dunia," kata Lavrov.
Baca Juga: 5 Fakta Seputar Aneksasi Rusia ke Krimea Ukraina Tahun 2014