Blusukan ke Kampung Pelangi Taichung di Taiwan, Instagramable Banget!

Instagramable banget, lumayan buat stok DP sebulan~

Taichung, IDN Times - Berdiri di atas lahan seluas setengah hektare, pemukiman warna-warni dengan nama Caihongjuan Village (Rainbow Village atau Kampung Pelangi) menjadi salah satu objek wisata di Kota Taichung, Taiwan. Banyak pelancong yang memadati kawasan ini hanya untuk berfoto ria. Selain penuh dengan warna, kampung ini juga dipadati dengan gambar-gambar lucu.

Selain instagramable dan gratis, kampung ini ternyata memiliki sejarah panjang yang menarik untuk diceritakan. Siapa sangka, alih-alih dibangun untuk tujuan wisata, ternyata kampung ini adalah bentuk perlawanan seorang kakek tua veteran perang terhadap kebijakan negara. 

“Jadi, dulu ada kakek veteran perang yang tidak terima rumahnya digusur untuk pembangunan. Sebagai bentuk perlawanan, akhirnya dia melukis rumahnya, dengan harapan pemerintah jadi berat hati menggusurnya,” ujar Lu Luke, seorang pemandu wisata, kepada IDN Times ketika mengunjungi Kampung Pelangi di Taichung, Taiwan, Senin (10/2).

Ternyata, perjuangan sang kakek tidak sia-sia. Banyak warga yang merespons baik inisiatifnya. Alhasil, masih ada sebagian rumah yang tetap dipertahankan, tidak diratakan dengan tanah. Lantas, bagaimana sih kisah selengkapnya? Yuk simak artikel IDN Times di bawah ini!

1. Sang kakek melarikan diri ke Taiwan setelah kalah perang di Tiongkok

Blusukan ke Kampung Pelangi Taichung di Taiwan, Instagramable Banget!Kampung Pelangi di Taichung (IDN Times/Vanny El Rahman)

Kampung Pelangi merupakan inisiatif Huang Yu-fu, veteran perang asal Guangzhou, Tiongkok. Kala itu, Huang adalah salah satu tentara yang melawan rezim komunis Mao Zedong. Namun, Huang bersama rekan-rekannya yang tergabung dalam Partai Kuomintang harus melarikan diri ke Taiwan setelah menderita kekalahan pada 1949.

Di Taiwan, Huang memutuskan untuk membeli rumah di kawasan Taichung. Perumahan yang berlokasi di Distrik Nantun itu memang diperuntukkan bagi veteran perang. Semula, di kawasan tersebut ada 1.200 rumah.

Baca Juga: Taiwan Lantern Festival 2020 Resmi Dibuka, Terbesar Sepanjang Sejarah!

2. Pemerintah Taichung berencana melakukan pemugaran

Blusukan ke Kampung Pelangi Taichung di Taiwan, Instagramable Banget!Kampung Pelangi di Taichung (IDN Times/Vanny El Rahman)

Memasuki tahun 2008, Pemerintah Taichung berencana untuk melakukan pemugaran. Hunian veteran perang hendak disulap menjadi apartemen. Selain  banyak rumah yang kondisinya tidak layak huni, perumahan tersebut juga berdiri di atas tanah negara. Alhasil, mudah saja bagi pemerintah untuk merelokasi para veteran perang.

Kendati begitu, mereka enggan untuk meninggalkan hunian. Titik tengahnya adalah pemerintah menawarkan potongan harga hingga 40 persen bagi para veteran perang yang ingin membeli apartemen. Kebanyakan warga sepakat dengan keputusan tersebut, kecuali kakek Huang.

3. Menyisakan 11 rumah

Blusukan ke Kampung Pelangi Taichung di Taiwan, Instagramable Banget!Kampung Pelangi di Taichung (IDN Times/Vanny El Rahman)

Warga satu per satu mulai pindah. Huang yang memang hobi melukis akhirnya melakukan protes dengan mengecat warna-warni rumahnya. Sekurangnya ada 11 rumah yang meniru aksi protes kakek berusia 85 tahun itu.

Dengan memperindah kampung tersebut, Huang berharap tidak ada lagi alasan kawasan tidak layak huni, sehingga harus digusur. Dia juga berharap mendapat dukungan dari warga sekitar yang tidak terdampak pembangunan.

4. Mendapat dukungan dari warga

Blusukan ke Kampung Pelangi Taichung di Taiwan, Instagramable Banget!Kampung Pelangi di Taichung (IDN Times/Vanny El Rahman)

Tindakan Huang ternyata mendapat sambutan positif. Beberapa tahun berselang, seorang pemuda dari Universitas Ling Tung mengumpulkan uang untuk membantu hobi Huang. Dia juga menggalang dukungan dari banyak pihak supaya pemerintah tidak menggusur kampung yang “sudah terlanjur indah”. Sontak kisah perjuangan Huang meluas dan mencuri perhatian dari banyak orang.

“Akhirnya kampung ini jadi tempat wisata banyak orang. Kalau sekarang sudah tidak ada lagi yang tinggal di sini. Pak Huang juga sudah dipindahkan ke apartemen,” ujar Luke.

Hingga saat ini, hanya tersisa 11 rumah yang dijadikan sebagai tempat wisata. Selain diperindah dengan ragam warna, dinding luar dan jalannya juga dipercantik dengan aneka gambar. Alhasil, setiap sudut dalam kampung kecil ini sangat layak untuk dijadikan objek kamera.

So, kalian jangan ngeluh ya kalau harus ngantre lama hanya demi foto sesaat!

Baca Juga: 10 Foto Indahnya Taiwan Lantern Festival 2020, Ada 1.500 Lebih Lentera

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya