Ingin Jadi Pusat Produksi Vaksin, Indonesia Minta Dukungan RRT 

Dicanangkan jadi hub vaksin untuk Asia Tenggara

Jakarta, IDN Times - Indonesia meminta dukungan Tiongkok untuk menjadi hub atau pusat produksi vaksin di kawasan Asia Tenggara. Pernyataan itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Marsudi, usai menemui Menlu Tiongkok Wang Yi pada Senin (7/6/2021).
 
Kedatangan Retno ke Negeri Tirai Bambu bertujuan untuk menghadiri pertemuan khusus Menlu ASEAN dengan Menlu Tiongkok.
 
“Dalam pertemuan dengan Menlu Wang Yi, saya menekankan pentingnya melanjutkan kerjasama kesehatan dan vaksin. Indonesia telah sampaikan kesiapannya untuk dapat menjadi hub produksi vaksin untuk kawasan,” kata Retno melalui konferensi pers virtual, Senin (7/6/2021).
 
Dalam pertemuan tersebut Menlu Retno juga meminta Menlu Wang Yi untuk menugaskan tim agar dapat membahas secara detail kerja sama kesehatan sebagaimana pernah dibahas dalam kunjungan Menlu Wang Yi ke Indonesia yang terakhir.

1. Indonesia-Tiongkok sepakat bentuk forum dialog baru

Ingin Jadi Pusat Produksi Vaksin, Indonesia Minta Dukungan RRT Menlu Retno Marsudi (Dokumentasi Kemenlu)

Menlu Retno juga menyampaikan Indonesia menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman pembentukan High Level Dialogue and Cooperation Mechanism.
 
Kesepakatan itu dibuat oleh Menteri Koordinasi Maritim dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dengan Wang Yi, yang juga merupakan State Counsellor of China.
 
“Indonesia mengharapkan bahwa format baru dialog ini akan lebih mempermudah koordinasi berbagai kerja sama yang saling menguntungkan dalam pelaksanaan comprehensive strategic partnership antara Indonesia dan RRT (Republik Rakyat Tiongkok),” ujar Retno.

Baca Juga: Ungkit Isu Israel-Palestina, Menlu Retno Sebut PBB sedang Diuji

2. Indonesia siap memainan peran penting dalam isu Laut Tiongkok Selatan

Ingin Jadi Pusat Produksi Vaksin, Indonesia Minta Dukungan RRT Personel penjaga pantai Filipina sedang mengamati armada milik China di daerah Sabina Shoal, Kepulauan Spratly, Laut China Selatan pada 27 April 2021. (Facebook.com/Philippines Coast Guard)

Isu lain yang dibahas dalam pertemuan antara dua menteri tersebut adalah Laut Tiongkok Selatan. Retno memastikan Indonesia siap menjadi tuan rumah pertemuan negosiasi Code of Conduct (CoC) di Jakarta dalam waktu dekat.
 
“Saya mengulangi kembali bahwa kemampuan kita mengelola Laut China Selatan akan dapat memperkuat kemitraan kita yang setara, saling menguntungkan dan sangat diperlukan bagi perdamaian dan stabilitas global,” katanya.

3. Meminta dukungan Tiongkok dalam isu Myanmar

Ingin Jadi Pusat Produksi Vaksin, Indonesia Minta Dukungan RRT Kepala junta Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang menggulingkan pemerintah terpilih dalam kudeta pada 1 Februari, memimpin parade militer pada Hari Angkatan Bersenjata di Naypyitaw, Myanmar, Sabtu (27/3/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Menlu Retno juga mengharapkan Wang Yi memberikan dukungan ASEAN untuk menyudahi krisis politik yang muncul di Myanmar sejak kudeta 1 Februari 2021.
 
Sebagai informasi, pertemuan pemimpin Asia Tenggara pada 24 April 2021 lalu menghasilkan konsensus lima poin. Indonesia berharap Tiongkok membantu ASEAN untuk mewujudkan kesepakatan yang juga disetujui oleh Jenderal Min Aung Hlaing, selaku pemimpin de facto Myanmar yang juga hadir pada pertemuan.
 
“Dukungan RRT kepada ASEAN guna menindaklanjuti five point of consensus akan sangat dihargai, karena hal ini akan memberikan kontribusi bagi upaya mencapai solusi damai atas krisis yang terjadi,” tutup Retno, yang telah menjabat menlu untuk dua periode.

Baca Juga: Menlu Retno: Israel Harus Ditekan atau Konflik di Gaza akan Terulang 

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya