Ini 5 Ancaman Iklim yang Hantui Timur Tengah dan Afrika Utara

Dari keracunan hingga kota terancam hilang

Jakarta, IDN Times – Konferensi iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau COP26 akan segera digelar di Glasgow. Para peimpin dunia dituntut untuk mengambil tindakan konkret terhadap krisis iklim yang kian mengancam bumi.

Di antara wilayah yang mengalami krisis iklim adalah Timur Tengah dan Afrika Utara. Sejumlah bencana alam telah terjadi di kawasan tersebut, seperti kebakaran hutan di Aljazair, banjir bandang di Turki, polusi beracun di Lebanon, dan kekeringan yang meluas di Irak serta Suriah.

Dilansir dari Middle East Eye, berikut lima bencana yang menghantui Timur Tengah dan Afrika Utara jika krisis iklim tidak ditanggapi secara serius.

Baca Juga: Bank Dunia Tidak Serius Tangani Krisis Akibat Perubahan Iklim

1. Kota-kota besar terancam hilang

Ini 5 Ancaman Iklim yang Hantui Timur Tengah dan Afrika UtaraIlustrasi Alexandria, Mesir (unsplash.com/@nattyflo)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Climate Central, organisasi berita nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat (AS), kota-kota pesisir di Mesir dan Irak terancam tenggelam pada 2050 sebagai akibat dari naiknya permukaan air laut.

Data Climate Central menunjukkan bahwa Basra, kota terbesar kedua di Irak, yang terancam tenggelam dapat menyebabkan ribuan orang mengungsi dari rumah mereka. Penelitian juga menunjukkan bahwa Alexandria di Mesir bisa hilang ke laut, menambah kekhawatiran sebab sebagian kota sudah tenggelam karena naiknya permukaan air laut.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu La Nina dan Dampaknya Terhadap Iklim

2. Suhu mencapai 50 derajat celcius

Ini 5 Ancaman Iklim yang Hantui Timur Tengah dan Afrika UtaraIlustrasi gelombang panas (Pixabay)

Empat negara di Timur Tengah sempat merasakan suhu 50 derajat celcius pada Juni 2021. Oman, Iran, Kuwait, dan Uni Emirat Arab semuanya mencatatkan rekor kenaikan suhu secara nasional.

Panas ekstrem seperti itu telah didokumentasikan sebagai peningkatan frekuensi yang signifikan di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara. Pada 2020, sebuah penelitian yang diterbitkan di Science Advances menyimpulkan, bagian Timur Tengah, khususnya Teluk, mungkin tidak dapat dihuni manusia jika tren saat ini terus berlanjut.

Baca Juga: Pusat Layanan Iklim Dunia Prediksi Puncak La Nina Terjadi Awal 2022

3. Jutaan orang menghadapi kekeringan

Ini 5 Ancaman Iklim yang Hantui Timur Tengah dan Afrika UtaraIlustrasi kekeringan. IDN Times/Margith Juita Damanik

Kekeringan membahayakan kehidupan lebih dari 12 juta orang di Irak dan Suriah, kelompok bantuan memperingatkan pada Agustus 2021.

Dalam pernyataan bersama, 13 kelompok bantuan mengatakan, risiko bencana karena kenaikan suhu, curah hujan yang rendah, dan kekeringan mengancam akses ke air minum, air irigasi, dan listrik saat bendungan mulai mengering.

Menurut PBB, Suriah menghadapi kekeringan terburuk dalam 70 tahun terakhir. Sementara Irak menghadapi musim terkering kedua dalam 40 tahun, sebagai akibat dari rekor curah hujan yang rendah.

4. Danau mulai mengering

Ini 5 Ancaman Iklim yang Hantui Timur Tengah dan Afrika UtaraIlustrasi kekeringan (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Danau di Timur Tengah telah menyusut karena penguapan permukaan dan perencanaan lingkungan yang buruk, termasuk pengalihan air dari sungai yang mengalir.

Sebagian besar Danau Urmia Iran, yang pernah menjadi danau terbesar di Timur Tengah, kini telah berkurang menjadi sedikit lebih dari sekadar dataran garam. Danau Milh Irak, yang dulunya menarik ribuan orang untuk berwisata, kini menyerupai tanah yang sepi dan kering.

5. Polusi menyebar di pusat kota

Ini 5 Ancaman Iklim yang Hantui Timur Tengah dan Afrika UtaraIlustrasi polusi (unplash)

Kabut asap beracun yang menggantung di Iran selama berhari-hari pada November 2019 memaksa pihak berwenang untuk menutup sekolah dan universitas, dan memerintahkan orang untuk tetap berada di dalam rumah mereka. 

Pada 2016, akibat lonjakan polusi yang mematikan, lebih dari 400 orang diperkirakan meninggal dalamw aktu kurang dari sebulan.  Sebagian besar polusi kota disebabkan oleh kendaraan berat, sepeda motor, kilang, dan pembangkit listrik, menurut laporan Bank Dunia yang dirilis pada 2018

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya