Myanmar Minta 2 Juta Dosis Vaksin COVID-19 ke Rusia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Komandan junta militer sekaligus pemimpin de facto Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, mengatakan Rusia akan mengirimkan dua juta dosis vaksin COVID-19 ke Naypyidaw bulan ini.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya menginginkan dua juta (dosis vaksin), dan mereka akan memberikannya,” kata Min Aung pada Jumat (9/7/2021), dikutip dari Channel News Asia.
Bulan lalu, Min Aung menyampaikan bila dirinya meminta tujuh juta dosis vaksin kepada Rusia.
1. Myanmar melaporkan 4.320 kasus positif
Situasi pandemik COVID-19 di Myanmar mulai memburuk. Sebab, penanganan wabah terganggu kekacauan domestik imbas kudeta militer yang terjadi pada 1 Februari 2021 silam.
Pada Jumat kemarin, Myanmar melaporkan penambahan infeksi sebanyak 4.320 kasus positif dan 63 kematian dalam sehari. Tercatat, jumlah tersebut sebagai penambahan kasus harian dan kematian terbanyak.
Baca Juga: Penanganan COVID-19 di Myanmar Memburuk Sejak Kudeta Militer
2. Data riil di lapangan diprediksi jauh lebih tinggi
Editor’s picks
Beberapa pakar kesehatan mengatakan, tingkat infeksi riil di Myanmar jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan. Hal itu terjadi karena upaya testing dan penelusuran (tracing) virus tidak optimal, sebab tenaga kesehatan bergabung dalam gerakan protes.
Dikutip dari Worldometer, Myanmar sejauh ini telah melaporkan 184 ribu kasus positif dan 3.685 kematian.
Ironisnya, dokter menjadi salah satu kelompok sipil yang paling diincar aparat. Pada April lalu, militer melayangkan tuntutan hukum kepada 19 dokter karena mendalangi gerakan pemberontakan sipil.
3. Myanmar ingin memproduksi vaksinnya sendiri
Rusia tercatat sebagai negara yang secara terbuka merangkul pemerintahan militer Myanmar. Meski, pemerintahan militer itu dikutuk secara global atas kudeta dan tindakan brutal terhadap kelompok-kelompok pro-demokrasi.
Militer berdalih aksi represif merupakan bentuk pencegahan sekaligus balasan karena para “teroris”, sebutan untuk etnis pemberontak dan siapapun yang menentang pemerintahan, menghasut kerusuhan hingga pembunuhan terhadap aparat.
Min Aung mengatakan Myanmar ingin membuat vaksin COVID-19 sendiri. Rusia tertarik untuk bekerja sama dan mereka akan mengirim delegasi untuk memeriksa pabrik produksinya bulan ini.
Baca Juga: Korea Utara: Krisis Pangan, Rusia Tawarkan Vaksin COVID-19