Penembakan di Dekat Istana, Ada Upaya Kudeta di Guinea-Bissau

Presiden sebut kudeta gagal, kondisi negara aman dan stabil

Jakarta, IDN Times - Tembakan keras terdengar di Bissau, ibu kota Guinea-Bissau, dekat pusat pemerintahan. Presiden Umaro Sissoco Embalo menyebut aksi itu sebagai serangan yang gagal terhadap demokrasi.

Dilansir dari Al Jazeera, sekelompok orang bersenjata mengepung istana pemerintah pada Selasa (1/2/2022). Saat itu, Presiden Embalo dan perdana Menteri Nuno Gomes Nabiam dikabarkan sedang menghadiri rapat kabinet.

Kejadian tersebut menyebabkan istana pemerintah rusak dan beberapa petugas keamanan meninggal dunia.

Baca Juga: Negara-Negara Afrika Barat yang Alami Kudeta dan Penyebabnya

1. Presiden sebut kondisi saat ini sudah stabil

Penembakan di Dekat Istana, Ada Upaya Kudeta di Guinea-BissauPresiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embalo (Instagram/presidente_sissoco)

Beberapa jam setelah penembakan, Embalo mengabarkan bahwa beberapa orang yang terlibat telah ditangkap. Dia juga menyampaikan, upaya kudeta yang gagal itu terjadi karena para tersangka berusaha menghentikan pemerintah dalam memerangi narkoba dan korupsi.

“Semua baik-baik saja dan semuanya terkendali,” kata Embalo kepad AFP.

Embalo berencana untuk mengadakan konferensi pers pada Selasa malam waktu setempat, untuk memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang apa yang terjadi.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Portugal mengatakan, Embalo telah berada di kediaman resminya, namun dia tidak bisa memastikan apakah serangan terhadap pemerintah telah berakhir.

Di tengah ketegangan, pemerintah menutup pasar tradisional dan bank. Kendaraan militer juga lalu-lalang sembari bersiaga. Jika penyerangan dikonfirmasi sebagai kudeta, maka ini akan menjadi kudeta kedua di Afrika Barat dalam beberapa minggu terakhir, setelah militer merebut kekuasaan di Burkina Faso pekan lalu.

Baca Juga: Kaleidoskop 2021: 7 Pemimpin Negara yang Kehilangan Kekuasaannya

2. Sikap organisasi kawasan terhadap penembakan di Guinea-Bissau

Penembakan di Dekat Istana, Ada Upaya Kudeta di Guinea-BissauIlustrasi Gedung Uni Afrika di Addis Ababa, Ethiopia (IDN Times/Uni Lubis)

Sementara itu, blok regional Afrika Barat ECOWAS mengutuk apa yang digambarkannya sebagai upaya kudeta di Guinea-Bissau, yang memiliki sejarah ketidakstabilan politik.

“ECOWAS mengikuti dengan sangat prihatin perkembangan situasi di Guinea-Bissau. ECOWAS mengutuk upaya kudeta ini dan meminta militer bertanggung jawab atas keselamatan Presiden Umaro Sissoco Embalo dan anggota pemerintahannya,” demikian sikap organisasi tersebut.

Uni Afrika turut menyampaikan keprihatinannya atas apa yang terjadi di negara tersebut dan meminta militer untuk segera membebaskan anggota pemerintah yang ditahan.

"Presiden Komisi Uni Afrika, Moussa Faki Mahamat, menyerukan kepada militer untuk kembali ke barak tanpa penundaan, dan untuk melindungi keselamatan fisik Presiden Umaro Sissoco Embalo dan anggota pemerintahannya, dan untuk segera membebaskan mereka yang ditahan,” katanya,” kata Uni Afrika.

Negara Afrika Barat itu telah mengalami empat kudeta militer sejak memperoleh kemerdekaan pada 1974, yang terbaru pada 2012.

3. Kebencian militer terhadap pemerintah sudah ada sejak lama

Penembakan di Dekat Istana, Ada Upaya Kudeta di Guinea-BissauPresiden Guinea-Bissau, Umaro Sissoco Embalo (Instagram/presidente_sissoco)

Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, juga menyerukan agar pertempuran segera diakhiri. Guterres juga meminta pihak-pihak terkait untuk menghargai demokrasi yang telah dibangun di negara tersebut.

Sejak memperoleh kemerdekaan dari Portugal pada 1974, Guinea-Bissau telah mengalami empat kudeta dan lebih dari selusin percobaan kudeta.

Koresponden Al Jazeera di Senegal,  Nicolas Haque, mengatakan bahwa ada banyak kebencian militer terhadap pemerintahan Guinea-Bissau.

Negara kecil berpenduduk sekitar 1,5 juta orang ini telah lama dilanda korupsi dan perdagangan narkoba. Pada 2000-an, tempat itu dikenal sebagai tempat transit kokain antara Amerika Latin dengan Eropa, karena para pedagang diuntungkan dari korupsi dan lemahnya penegakan hukum.

“Jika ini kudeta, ini merupakan pukulan besar bagi kawasan. Tampaknya keberhasilan kudeta di Mali telah memberi sinyal kepada militer lain bahwa mereka dapat mengambil alih kekuasaan,” kata Haque.

Baca Juga: PBB: Aksi Protes Tolak Kudeta Myanmar Renggut 1.500 Nyawa

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya