Tembus Rekor Baru! India Dilanda Krisis dari Kasur hingga Oksigen

Rekor kasus COVID-19 India, dalam sehari 273.810 terpapar

Jakarta, IDN Times - Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India (MoHFW) melaporkan rekor baru terkait penambahan kasus COVID-19, yaitu 273.810 infeksi baru dalam satu hari pada Senin (19/4/2021). Akumulasi orang yang terpapar virus corona secara nasional mencapai 15.061.919 kasus.

Otoritas kesehatan juga melaporkan penambahan 1.619 kasus kematian dalam sehari, mencatatkan rekor lainnya, menjadikan korban tewas akibat SARS-CoV-2 menjadi 178.769 kasus.

Untuk menyiasati lonjakan pasien, pemerintah memustuskan untuk mengubah beberapa bangsal di rumah sakit menjadi fasilitas khusus pelayanan COVID-19, yang dilengkapi dengan ICU, tempat tidur dengan tabung oksigen, ventilator, dan laboratorium.

"Ini akan sangat membantu untuk mengatasi kekurangan tempat tidur yang dilaporkan dari beberapa negara bagian," demikian pernyataan dari kementerian terkait, dilansir dari Channel News Asia.

Baca Juga: Menkes: Ada 3 Hal yang Buat Pandemik di Indonesia Bisa Seperti India

1. Krisis oksigen dan tempat tidur

Tembus Rekor Baru! India Dilanda Krisis dari Kasur hingga OksigenWarga dari komunitas nelayan berjalan dalam sebuah prosesi untuk Narali Purnima atau festival kelapa di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Mumbai, India, Senin (3/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Francis Mascarenhas)

Negara dengan penduduk 1,3 miliar jiwa itu sedang berhadapan dengan krisis oksigen dan tempat tidur. Sebuah foto yang beredar di berbagai media memperlihatkan dua orang terpaksa berbaring di atas kasur yang sama.

Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal pada Minggu (18/4/2021) menyampaikan bahwa kekurangan oksigen telah memperburuk situasi pandemik di New Delhi.

"Kekhawatiran yang lebih besar adalah bahwa dalam 24 jam terakhir tingkat kepositifan meningkat sekitar 30 persen dari 24 persen. Kasus meningkat dengan sangat cepat, tempat tidur terisi dengan cepat, hanya tersisa 100 tempat tidur,” kata Kejriwal, merujuk pada jumlah tempat tidur yang tersisa di Ibu Kota, saat konferensi pers.  

Kejriwal memutuskan untuk mengubah sekolah dan kompleks olahraga sebagai lokasi karantina pasien corona. Kurang dari 24 jam, tercatat 25.500 kasus positif baru di New Delhi pada Senin (19/4/2021).

2. Lonjakan kasus diperburuk dengan hasrat politik penguasa

Tembus Rekor Baru! India Dilanda Krisis dari Kasur hingga OksigenANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Selain krisis oksigen dan tempat tidur, pemerintah juga kekurangan obat-obatan penting yang dinilai ampuh melawan corona, salah satunya adalah Remdesivir.

Pada Sabtu (17/4/2021), Perdana Menteri Narendra Modi menarik semua sumber daya yang semula diarahkan untuk memproduksi vaksin COVID-19 agar bekerja sama dengan pemerintah daerah menangani penyebaran virus.

Tetapi, partai oposisi, termasuk Partai Kongres, mengkritik Modi karena tetap menyelenggarakan pemilihan umum besar-besaran demi memenangkan Partai Nasionalis Hindu Bharatiya Janata (BJP) di bagian Timur Benggala Barat.

Modi bahkan berpidato di hadapan kerumunan massa di Benggala Barat dan menyerukan, “saya bisa melihat lautan massa. Saya belum pernah melihat unjuk rasa seperti ini."

Partai Aam Aadmi yang berkuasa di New Delhi mengejek demonstrasi politik Modi, dengan mengunggah gambar di media sosial tentang pembakaran kayu bakar di krematorium kota yang terlalu terbebani akibat banyaknya orang meninggal.

"Saya menyesalkan pernyataannya (Modi)," kata Yashwant Sinha selaku mantan menteri kabinet yang memisahkan diri dari BJP sebagaimana dilansir dari Reuters.

Baca Juga: Kontroversi dan Prestasi Perdana Menteri India Narendra Modi

3. Inggris investigasi dugaan varian baru corona dari India

Tembus Rekor Baru! India Dilanda Krisis dari Kasur hingga OksigenPetugas kesehatan memakai alat pelindung diri (APD) saat melakukan uji usap pada pekerja konstruksi untuk uji antigen cepat di lokasi konstruksi, ditengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Ahmedabad, India, Rabu (9/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave)

Di sisi lain, otoritas kesehatan Inggris sedang menyelidiki varian COVID-19 yang berasal dari India, yang menyebabkan lonjakan kasus, meski mereka belum memiliki cukup bukti untuk mengklasifikasikannya sebagai varian yang mengkhawatirkan.

Susan Hopkins dari Public Health England (PHE) pada Minggu (18/4/2021) mengatakan kepada BBC, “kami telah menempatkannya sebagai varian yang sedang diselidiki. Kami perlu tahu bahwa itu meningkatkan penularan, meningkatkan keparahan, atau memperlemah vaksin, dan kami belum memilikinya, tetapi kami melihat data setiap hari." 

Baca Juga: IDI: Lonjakan Kasus COVID-19 di India Jadi Alarm untuk Indonesia

Topik:

  • Vanny El Rahman
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya