Ukraina: Kami Adalah Perisai Eropa dari Rusia, Beri Kami Bantuan!

Ukraina tagih janji NATO

Jakarta, IDN Times – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, menyebut negaranya sebagai ‘perisai’ Eropa dalam menghadapi Rusia. Atas dasar itulah, Zelenskyy mengatakan, Ukraina layak mendapat dukungan internasional yang lebih kuat.

"Selama delapan tahun, Ukraina telah menjadi tameng (bagi Eropa)," kata Zelenskyy dalam Konferensi Keamanan Munich di Jerman, Sabtu (19/2/2022), dikutip dari Al Jazeera.

Pernyataan itu disampaikan ketika para pemimpin kelompok separatis pro-Rusia di Ukraina timur, memerintahkan mobilisasi militer penuh. Di sisi lain, para pemimpin Barat juga memperingatkan ancaman invasi Moskow atas Kiev semakin nyata dan dekat.

Baca Juga: Ukraina Tuding Rusia Pasang Peledak di Fasilitas Umum Kota Donetsk

1. Ukraina menagih janji NATO

Ukraina: Kami Adalah Perisai Eropa dari Rusia, Beri Kami Bantuan!Monumen berlambang Logo NATO dan bendera negara-negara anggota NATO di Kota Brussels, Belgia. (twitter.com/ItalyatNATO)

Konferensi Munich menjadi momen bagi para pemimpin Barat untuk membahas ketegangan Ukraina-Rusia. Krisis di Eropa timur terjadi setelah negara-negara Barat menyebut Rusia telah mengumpulkan lebih dari 100 ribu pasukan di perbatasan Ukraina, dan berencana menginvasi negara bekas Uni Soviet itu.

Hal yang menarik adalah Zelenskyy justru menuntut NATO agar memberikan timeline dan kejelasan soal kapan Ukraina bergabung dengan aliansi militer itu. Padahal, Kremlin telah menyiratkan salah satu sumber krisis adalah dilema keamanan Rusia jika Ukraina bergabung dengan NATO.

NATO sendiri telah menjanjikan keanggotaan kepada Ukraina dan Georgia sejak 2008. Namun, sampai sekarang Kiev belum juga menjadi bagian dari NATO.

“Kami berhak menuntut jaminan keamanan dan perdamaian,” kata dia, dilansir dari Euronews.

2. Uni Eropa sebut Rusia ingin mengubah tatanan internasional

Ukraina: Kami Adalah Perisai Eropa dari Rusia, Beri Kami Bantuan!Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen. (Instagram.com/ursulavonderleyen)

Pada kesempatan itu, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, menyebut pengerahan militer Rusia sebagai upaya untuk merombak sistem geopolitik internasional.

Ursula juga menyayangkan tindakan Rusia karena generasi muda, yang dibesarkan di negara bebas dan bukan lagi di zaman konflik berskala global, harus dihadapkan dengan prospek peperangan yang sangat mungkin dipilih Rusia.

"Inilah yang dimaksud dengan kebijakan Kremlin, untuk menimbulkan ketakutan dan mereka menyebutnya sebagai ‘tuntutan keamanan’. Kremlin tidak hanya mencoba untuk merusak seluruh arsitektur keamanan Eropa,” kata dia, seraya menuding Rusia telah melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). 

Baca Juga: Kelompok Separatis Ukraina Klaim Dapat Dukungan Rusia

3. Inggris dan Jerman siap jatuhkan sanksi kepada Rusia

Ukraina: Kami Adalah Perisai Eropa dari Rusia, Beri Kami Bantuan!Presiden Rusia Vladimir Putin (ANTARA FOTO/REUTERS/Maxim Zmeyev)

Kemudian, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Kanselir Jerman Olaf Scholz telah mengadakan pertemuan. Keduanya menyepakati perlunya lebih banyak diplomasi untuk mencegah perintah invasi dari Presiden Rusia Vladimir Putin.

"PM Johnson dan Kanselir Scholz memutuskan untuk melipatgandakan upaya untuk mencapai resolusi diplomatik, guna mencegah pertumpahan darah yang tidak perlu," kata kantor Johnson dalam sebuah pernyataan.

“Jika Presiden Putin membuat kesalahan perhitungan yang menghancurkan dan melanggar kedaulatan Ukraina, sekutu harus memberikan tanggapan komprehensif yang menyerang jantung kepentingan strategis Rusia,” tambah pernyataan itu.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya