Ukraina Sebut Rusia Gunakan Bom Vakum, Daya Rusaknya Lebih Besar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Duta Besar Ukraina untuk Amerika Serikat (AS), Oksana Markarova, mengatakan bahwa Rusia menggunakan bom vakum untuk melumpuhkan negara yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelenskyy itu.
Oleh sebab itu, Markarova mendesak Kongres untuk segera mengirimkan bantuan ke Ukraina, guna mengatasi dampak dari aksi brutal yang dilancarkan Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Mereka menggunakan bom vakum hari ini, yang sebenarnya dilarang oleh konvensi Jenewa. Kehancuran yang coba ditimbulkan oleh Rusia di Ukraina sangat besar,” kata Markarova setelah pertemuan dengan anggota parlemen, Senin (28/2/2022), dikutip dari Reuters.
Baca Juga: Rusia Bombardir Kharkiv, Korban Sipil Berjatuhan
1. Bom vakum menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi lebih lama dari ledakan konvensional
Bom vakum adalah bom yang memanfaatkan oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan bersuhu tinggi, biasanya menghasilkan gelombang ledakan dengan durasi yang jauh lebih lama daripada ledakan konvensional.
Markarova juga mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menjatuhkan lebih banyak sanksi guna menekan Rusia.
"Mereka harus membayar, mereka harus membayar harga yang mahal," katanya.
2. Ukraina minta dukungan AS untuk penetapan zona larangan terbang di atas Ukraina
Anggota parlemen dari Partai Demokrat, Brad Sherman, mengatakan bahwa Kiev telah meminta zona larangan terbang yang diberlakukan AS di atas Ukraina. Tetapi, dia menilai permintaan itu terlalu berbahaya dan dapat memicu eskalasi konflik dengan Rusia.
Sementara itu, Gedung Putih menyampaikan, penerapan zona larangan terbang di atas Ukraina merupakan keputusan yang membutuhkan pasukan AS untuk implementasinya.
“Zona larangan terbang akan (menuntut) pengerahan militer AS untuk implementasinya, yang berpotensi membawa perang langsung dengan Rusia, sesuatu yang tidak kami rencanakan,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Jen Psaki, dikutip dari Al Jazeera.
3. Ukraina sebut Rusia melanggar hukum perang
Duta Besar Ukraina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sergiy Kyslytsya, menyebut pasukan Rusia telah melanggar hukum humaniter karena menargetkan rumah sakit dan ambulans.
"Ini bukan tindakan negara dengan masalah keamanan yang sah. Ini adalah tindakan negara yang bertekad untuk membunuh warga sipil. Tidak ada perdebatan. Ini adalah kejahatan perang,” kata dia, dalam rapat darurat dengan Dewan Keamanan.
Baca Juga: Situasi Kian Memanas, Rusia Akan Evakuasi Seluruh Warganya dari Eropa