Wow Berani Betul, Texas Cabut Aturan Pakai Masker

Aktivitas perkantoran akan buka kembali secara normal

Jakarta, IDN Times - Kebijakan yang berani diambil oleh Gubernur Texas, Greg Abbott. Dia mencabut aturan penggunaan masker di ruang publik dan mengizinkan bisnis beroperasi kembali dengan kapasitas penuh. Kelonggaran itu berlaku sejak Rabu, 10 Maret 2021 mendatang.
 
Pengumuman di Texas datang setelah beberapa negara bagian mengeluarkan keputusan serupa, yang mengakhiri kewajiban mengenakan masker, seperti Michigan, Louisiana, dan Mississippi.
 
"Sekarang sudah saatnya untuk membuka Texas 100 persen," kata Abbott, Selasa (2/3/2021) setelah menandatangani Perintah Eksekutif baru, dilansir dari BBC, Rabu (3/3/2021).

1. Ingin menghidupkan kembali aktivitas ekonomi

Wow Berani Betul, Texas Cabut Aturan Pakai MaskerSeorang anggota staf kebersihan Gedung Putih menyemprot ruang arahan pada malam Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali dari Walter Reed Medical Center setelah terkena penyakit virus korona (COVID-19), di Washington, Amerika Serikat, Senin (5/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott)

Politikus Partai Republik itu berharap, aktivitas ekonomi bisa berjalan normal setelah tidak ada lagi kewajiban untuk menjaga jarak atau mengurangi kapasitas pertokoan dan perkantoran.  
 
"Terlalu banyak orang Texas yang kesulitan memperoleh kesempatan kerja. Terlalu banyak pemilik usaha kecil yang berjuang untuk membayar tagihan mereka. Ini harus diakhiri,” kata Abbott dalam pidatonya di Kamar Dagang di Kota Lubbock.

Di sisi lain, fakta yang ada terbilang mengkhawatirkan. Statistik penularan COVID-19 di AS menunjukkan, Texas menempati urutan ketiga sebagai negara bagian dengan kasus kematian tertinggi, yaitu 43 ribu kematian.

Namun, Abbott yakin kondisi sebenarnya Texas per hari ini sudah lebih baik, hingga akhirnya mau menandatangani aturan tersebut. Data juga menunjukkan angka pasien COVID-19 di rumah sakit sudah cukup rendah.
 
Dia juga mengingatkan agar setiap individu tetap mawas diri. Sebab, COVID-19 tidak bisa menghilang sekejap waktu.

"Menghapus mandat di seluruh negara bagian tidak mengakhiri tanggung jawab pribadi," ujar Abbott.
 
Tak lama setelah pengumuman Abbott, Gubernur Mississippi, Tate Reeves, berniat melakukan hal yang sama dalam jangka waktu yang bahkan lebih singkat.
 
"Mulai besok (Rabu), kami mencabut semua mandat pemerintah daerah dan bisnis akan dapat beroperasi dengan kapasitas penuh tanpa aturan yang diberlakukan negara," kata Reeves.

Baca Juga: Geger, Warga Positif COVID-19 di Bantul Malah Keluyuran Tanpa Masker 

2. Pakar kesehatan imbau potensi gelombang keempat

Wow Berani Betul, Texas Cabut Aturan Pakai MaskerSeorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Presiden AS, Joe Biden, mengambil langkah yang lebih serius, dari pemerintahan sebelumnya yang dipimpin Donald Trump, dalam penanganan pandemik COVID-19. Secara grafik, dikutip dari data Worldometer, tren kasus COVID-19 di Negeri Paman Sam mulai menunjukkan tanda-tanda positif.
 
Lonjakan harian tertinggi terjadi pada 8 Januari 2021 dengan 308.066 kasus. Sepanjang Februari, angkanya relatif menurun, dengan temuan paling banyak adalah 134.554 kasus pada 5 Februari 2021 lalu. Adapun data terbaru pada 2 Maret 2021, kasus harian hanya 56.890, menurun hampir enam kali lipat.
 
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) memohon agar masyarakat tidak cepat puas dan tetap menghindari untuk melakukan hal-hal yang bisa memicu kenaikan kasus. Sebab, angka kematian akibat COVID-19 masih tergolong tinggi, dengan rata-rata 2.000 kematian setiap harinya.
 
"Potensi gelombang keempat ada (jika masyarakat sudah merasa puas). Kami berjuang agar tidak kehilangan hasil yang diperoleh dengan susah payah," kata Direktur CDC Rochelle Walensky pada Senin, dilansir dari Time, menanggapi tren positif perkembangan pandemik di AS.
 
Data global menunjukkan bahwa AS berada di peringkat pertama dengan total 29 juta kasus dan 529 ribu kematian.

3. AS menggalakkan program vaksinasi nasional

Wow Berani Betul, Texas Cabut Aturan Pakai MaskerPresiden Amerika Serikat Joe Biden saat menandatangani perintah eksekutif pada Minggu (7/2/2021). (Facebook.com/President Joe Biden)

Peluncuran vaksinasi COVID-19 telah meningkatkan kepercayaan diri masyarakat untuk kembali ke kehidupan pra pandemi di AS, atau menuju normal baru. Presiden Biden mengatakan, AS saat ini berada di jalur yang tepat untuk menginokulasi seluruh orang dewasa pada akhir Mei dan optimis akan menuntaskan program vaksinasi pada Juli 2021 mendatang.
 
Namun, Biden tidak berani untuk menetapkan waktu terkait kapan AS akan membuka kembali seluruh aktivitas. Presiden AS ke-46 itu hanya berharap tahun depan semuanya bisa normal.

"Saya telah diperingatkan untuk tidak memberi jawaban atas pertanyaan itu karena kami tidak tahu pasti," kata Biden.
 
Pada kesempatan yang sama, dia juga mengimbau agar warga tidak melepas masker dan tetap mematuhi protokol kesehatan. "Sekarang bukan waktunya untuk berhenti. Pengumuman hari ini (terkait linimasa vaksin) adalah langkah besar bagi kami untuk mengalahkan pandemik. Tapi, saya harus jujur dengan kalian, pertarungan ini masih jauh dari akhir," jelas Biden.
 
Di balik itu, tantangan yang saat ini dihadapi Biden adalah kejenuhan masyarakat. Pemerintahan baru mengambil tindakan tegas terkait protokol kesehatan, tidak seperti Trump yang bahkan mengucilkan mereka saat mengenakan masker dan khawatir hadir di kerumunan.
 
"Orang ingin tetap aman, tetapi pada saat yang sama, kelelahan telah melanda. Kami hanya ingin menjalani kehidupan yang setengah normal," kata Ryan Luke, seorang warga.
 
"Saya pikir semuanya adalah lelucon. Mereka (pemerintah) awalnya mengatakan bahwa ini akan berlangsung selama satu bulan dan telah memaksakannya untuk waktu yang tidak terbatas," ungkap Micheal Junge, menanggapi kebijakan pengetatan wilayah yang dianggap tak jelas kapan berakhir.

Baca Juga: [UPDATE] Awal 2021, Kasus COVID-19 di Amerika Serikat Tembus 20 Juta 

Topik:

  • Satria Permana
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya