Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bendera Venezuela (unsplash.com/pikadzu)
ilustrasi bendera Venezuela (unsplash.com/pikadzu)

Intinya sih...

  • Venezuela mencabut status kewarganegaraan Yon Goicoechea yang diduga mendukung invasi AS.

  • Maria Corina Machado menyebut eskalasi militer satu-satunya cara untuk melengserkan Maduro dan mewujudkan transisi pemerintahan.

  • Maduro meminta Rusia untuk memperbarui persenjataan dan pembelian senjata baru sebagai langkah menghadapi ancaman invasi militer AS.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, pada Jumat (31/10/2025), mengumumkan rencana untuk mencabut status kewarganegaraan bagi siapapun yang mendukung invasi Amerika Serikat (AS) ke negaranya. Ia menuding oposisi telah mempromosikan invasi AS ke Venezuela. 

Rencana ini disampaikan menyusul ketegangan antara AS dan Venezuela dalam sebulan terakhir. AS sudah menerjunkan militer di Laut Karibia dengan dalih untuk meringkus penyelundup narkoba dari Venezuela. 

Pekan lalu, AS sudah mengirimkan kapal induk di Trinidad-Tobago yang terletak di dekat pesisir Venezuela. Aksi ini membuat Venezuela menangguhkan perjanjian gas alam dengan Trinidad-Tobago. 

1. Venezuela cabut status kewarganegaraan Yon Goicoechea

Pada hari yang sama, Kementerian Dalam Negeri Venezuela meminta Mahkamah Agung Venezuela untuk mencabut status kewarganegaraan Yon Goicoechea. Pemimpin oposisi itu dituding telah mendorong invasi militer ke Venezuela. 

“Sejumlah kebijakan administratif sudah dilakukan untuk mengeliminasi semua dokumen untuk mengidentifikasi Goicoechea sebagai seorang yang memiliki status warga negara Venezuela,” terangnya, dikutip dari EFE.

Sebagai informasi, Goicoechea adalah seorang pengacara dan aktivis yang sempat memimpin Pergerakan Mahasiswa Venezuela untuk menolak kekuatan lebih dari mantan Presiden Hugo Chavez. Namun, ia sudah memiliki status warga negara Spanyol. 

2. Machado sebut eskalasi militer satu-satunya cara untuk melengserkan Maduro

Kandidat Presiden Venezuela, Maria Corina Machado. (twitter.com/MariaCorinaYA)

Pemimpin oposisi Venezuela dan pemenang Nobel Perdamaian, Maria Corina Machado menyebut bahwa eskalasi militer di Venezuela adalah satu-satunya cara melengserkan Maduro. Menurutnya, ini akan mewujudkan transisi pemerintahan di Venezuela. 

“Peningkatan tekanan dan eskalasi militer di Venezuela adalah satu-satunya cara agar Maduro paham bahwa ini adalah waktunya untuk pergi. Setelah itu, ini akan mewujudkan sebuah transisi pemerintahan yang damai dan terstruktur,” ungkapnya. 

Machado mengatakan telah memiliki sebuah rencana pergerakan 100 jam untuk lengsernya rezim Maduro. Ia akan terus melanjutkan pergerakannya meskipun sejumlah anggotanya ditangkap atau berada di luar negeri.

3. Maduro mendorong pembelian senjata dari Rusia

Presiden Venezuela, Nicolas Maduro. (Kremlin.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Pada saat yang sama, Maduro meminta Rusia untuk memperbarui semua persenjataan, termasuk modernisasi radar, pesawat tempur, dan pembelian misil baru. Langkah ini untuk menghadapi ancaman invasi militer AS ke Venezuela. 

Pekan lalu, pesawat kargo Rusia, IL-76 yang disanksi oleh AS sudah tiba di Caracas. Kunjungan itu bersamaan dengan persetujuan Rusia dalam perjanjian pertahanan baru dengan Venezuela. 

Meskipun demikian, kemampuan Rusia sangat terbatas untuk membantu Venezuela karena terlibat dalam perang di Ukraina. Namun, Moskow memiliki kepentingan ekonomi dengan Caracas dalam memproduksi minyak mentah di Venezuela. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team