Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

AS Kirim Kapal Induk ke Dekat Venezuela, Maduro Marah Besar

kapal USS Gerald Ford milik AS
kapal USS Gerald Ford milik AS (U.S. Navy photo by Mass Communication Specialist 2nd Class Jackson Adkins, Public domain, via Wikimedia Commons)
Intinya sih...
  • AS kirim 5 ribu personel dan kapal induk terbesar ke dekat Venezuela
  • AS berencana memulai operasi darat di Venezuela untuk menyerang target narkoba
  • AS dituduh ingin memasang pemerintahan boneka di Venezuela oleh Maduro dan Menteri Luar Negeri Venezuela
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times- Amerika Serikat (AS) meningkatkan kehadiran militernya di Karibia dengan mengerahkan kapal induk tercanggih dan terbesar di dunia, USS Gerald R Ford. Kapal induk AS tersebut akan berlayar menuju lepas pantai Venezuela, menandai eskalasi operasi militer AS yang diklaim sebagai perang melawan kartel narkoba.

Pengerahan USS Gerald Ford menimbulkan kekhawatiran karena menyediakan sumber daya yang dibutuhkan untuk mulai melancarkan serangan terhadap target di darat. Presiden Venezuela Nicolás Maduro mengecam langkah ini, menuduh Washington sengaja memantik konflik di kawasan tersebut, dilansir Al Jazeera pada Jumat (24/10/2025).

1. AS datangkan 5 ribu personal baru ke perairan dekat Venezuela

Pentagon mengumumkan pengerahan USS Gerald Ford, kapal induk terbaru AS yang mulai beroperasi pada tahun 2017. Kapal bertenaga nuklir ini mampu menampung lebih dari 75 pesawat militer di dalamnya, termasuk jet tempur dan pesawat pengintai. Kapal tersebut sedang menuju wilayah tanggung jawab Komando Selatan AS (USSOUTHCOM AOR), yang mencakup Amerika Tengah dan Selatan serta Karibia.

Kapal supercarrier ini memiliki puluhan jet F-18 Super Hornet yang meningkatkan daya gempur AS secara drastis. Kekuatan tempur ini juga memberinya kemampuan untuk menyerang sistem pertahanan udara di Venezuela, jika diperlukan. Selain kapal induk, AS juga mengerahkan kelompok tempur yang terdiri dari lima kapal perusak berpeluru kendali.

Secara keseluruhan, pengiriman ini membawa sekitar 4.500 hingga 5 ribu personel tambahan di wilayah tersebut. Pasukan ini akan bergabung dengan sekitar 6 ribu pelaut dan Marinir AS yang sudah berada di kawasan tersebut sebelumnya. Pengerahan kapal induk AS ini dinilai jauh melampaui kebutuhan operasi antinarkoba biasa.

"Peningkatan kehadiran pasukan AS di USSOUTHCOM AOR akan memperkuat kapasitas AS untuk mendeteksi, memantau, dan menghentikan pelaku dan aktivitas ilegal yang membahayakan keselamatan dan kesejahteraan tanah air AS serta keamanan kita di Belahan Barat," tulis juru bicara Pentagon, Sean Parnell, dilansir The Straits Times.

2. AS berencana memulai operasi darat di Venezuela

Pengiriman kapal induk ini adalah dianggap sebagai sinyal bahwa AS berniat memperluas cakupan operasi militernya. Sebelumnya, fokus operasi AS adalah menyerang kapal-kapal kecil di laut yang diduga membawa narkoba ke AS. Operasi ini telah berlangsung sejak awal September dan menargetkan setidaknya sembilan kapal yang dituduh terlibat perdagangan narkoba.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa tahapan selanjutnya dalam operasi militernya adalah menyerang target-target di darat. Trump menyatakan bahwa obat-obatan yang dibawa melalui darat jauh lebih berbahaya dan AS akan segera menindaknya.

Kehadiran USS Gerald Ford dapat membuka jalan bagi penggunaan drone untuk menghancurkan sasaran di darat. Trump dilaporkan sedang mempertimbangkan untuk menyerang fasilitas kokain dan rute perdagangan narkoba di dalam Venezuela.

Selain peningkatan kekuatan militer, Trump juga telah memberikan wewenang kepada Badan Intelijen Pusat (CIA) untuk melakukan operasi rahasia di Venezuela. CIA dilaporkan bertanggung jawab menyediakan sebagian besar intelijen yang digunakan oleh AS dalam serangan udara di kawasan tersebut.

3. AS dituduh ingin memasang pemerintahan boneka di Venezuela

AS menuduh pemerintahan Presiden Venezuela Nicolás Maduro terkait dengan kartel narkoba dan mengancam keamanan negara-negara Barat. Sementara itu, Maduro menyebut AS sengaja memicu perang dan berniat menggulingkannya.

“Mereka (AS) pernah berjanji tidak akan pernah lagi terlibat dalam perang, tapi sekarang mereka malah sengaja merekayasa perang,” ujar Maduro, dilansir The Guardian.

Menteri Luar Negeri Venezuela, Vladimir Padrino, juga mengecam pengerahan ini dan menggambarkannya sebagai ancaman militer paling signifikan yang pernah terjadi dalam 100 tahun terakhir. Padrino menegaskan bahwa Angkatan Bersenjata Venezuela tidak akan pernah menerima adanya pemerintahan boneka AS.

Hingga saat ini, AS telah melaksanakan sepuluh serangan terhadap kapal-kapal yang dicurigai membawa narkoba sejak awal September, menewaskan sedikitnya 43 orang. Namun, operasi militer ini menuai kritik dari ahli hukum internasional dan pejabat PBB karena dinilai ilegal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us

Latest in News

See More

Menlu Sugiono Ajak ASEAN Kompak Lawan Kejahatan Online

25 Okt 2025, 22:39 WIBNews