Bendera Ukraina. (Unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)
Dilansir Reuters, dalam pertemuan itu, UE juga menandatangani perjanjian keamanan dengan Ukraina, yang merupakan bentuk dukungan dalam melawan invasi Rusia. Perjanjian menjabarkan komitmen membantu Ukraina dalam sembilan bidang kebijakan keamanan, termasuk pengiriman senjata, pelatihan militer, kerja sama industri pertahanan, dan penjinakan ranjau.
“Komitmen ini akan membantu Ukraina mempertahankan diri, melawan destabilisasi, dan mencegah tindakan agresi di masa depan, bukti lebih nyata dari tekad UE yang tak tergoyahkan untuk mendukung Ukraina dalam jangka panjang,” kata Michel.
Perang di Ukraina membuat Von der Leyen menyerukan peningkatan investasi pertahanan, mengatakan antara tahun 1999 dan 2021, UE meningkatkan belanja pertahanan sebesar 20 persen, China sebesar 600 persen, dan Rusia sebesar 300 persen, bahkan sebelum peningkatan besar-besaran belanja militer Moskow setelah invasi mereka ke Ukraina pada tahun 2022.
Dia mengatakan perlunya investasi sebesar 500 miliar euro (Rp8,7 kuadriliun) dalam bidang pertahanan selama 10 tahun ke depan. Pendanaan dapat melalui kontribusi nasional, aliran pendapatan khusus, yang disebut sumber daya UE sendiri, dan pinjaman bersama.
"Apakah saya ingin menerima obligasi negara, Eurobond yang digunakan untuk mendanai persenjataan? Tidak," kata Kanselir Jerman Olaf Scholz yang menepis rencana pendanaan bersama.