Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Moldova Dorin Recean memperingatkan, maraknya pesan ancaman pembunuhan kepada warga di seluruh negeri menjelang pilpres putaran kedua. Ancaman itu ditujukan untuk mencegah warga memilih pemimpin pro-Eropa, Maia Sandu.
Pada putaran pertama pilpres dan referendum di Moldova, sudah ditemukan praktik jual-beli suara untuk menolak bergabung dalam Uni Eropa (UE) yang digerakkan oligarki pro-Rusia. Berdasarkan hasil referendum, lebih dari 50 persen warga tetap memilih bergabung dengan blok Eropa.