Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Sebuah poster meminta warga untuk tetap berada di rumah terlihat di Eyam, saat penyebaran virus corona di Inggris pada 13 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carl Recine

London, IDN Times - Sebanyak ratusan mahasiswa di Inggris bersiap untuk melakukan protes karena kewajiban membayar biaya sewa akomodasi saat terjebak di tengah pandemik COVID-19. Mereka mengaku harus merogoh kocek sebesar ribuan poundsterling di tempat yang mereka terpaksa tinggali.

Seperti dilaporkan The Guardian, para mahasiswa tersebut mengeluh karena terperangkap di kampus-kampus yang hampir kosong dan fasilitas serta layanan sudah dihentikan. Yang lain mengaku tak sanggup membayar akomodasi karena kehilangan pekerjaan sehingga penghasilan yang biasanya disisihkan untuk biaya hidup pun lenyap.

1. Mahasiswa asing tidak bisa pulang kampung

Seorang pria memakai masker pelindung dan sarung tangan di tengah pandemik COVID-19, di London, Inggris, pada 18 Maret 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/John Sibley

Diperkirakan ada 150 mahasiswa yang menandatangani kesepakatan untuk protes. Di antara mereka adalah mahasiswa-mahasiswa asing dari Pakistan, Jepang, Amerika Serikat dan Tiongkok. Mereka tidak bisa pulang karena beberapa alasan, mulai dari penghentian penerbangan oleh maskapai sampai larangan bepergian oleh pemerintah.

Situasi ini seperti jebakan menurut Jamsheed Cooper, seorang mahasiswa pascasarjana di Sussex University berusia 27 tahun, yang berasal dari Dubai. Ia terpaksa bertahan di fasilitas kampus untuk mahasiswa di mana ia harus membayar sewa Rp13 juta per bulan.

"Saya memutuskan menangguhkan sewa saya. Kita tak bisa pergi meski kita mau. Hampir semua layanan kampus benar-benar ditutup. Untuk apa kami membayar? Pekerja kebersihan saja bahkan tidak ada. Ini seperti kota hantu sekarang," ujar Cooper.

2. Mahasiswa lain bergantung kepada tabungan yang ada

Editorial Team

Tonton lebih seru di