Warga Padati Prosesi Kirab Bendera Pusaka dari Monas Menuju Istana Merdeka. (IDN Times/Yosafat Diva Bayu Wisesa)
Sejarah Indonesia dari masa kemerdekaan itu panjang. Berabad-abad. Tapi sejarah modern Republik Indonesia 77 tahun setelah diproklamasikan pada tanggal 17 (Agustus). Tantangan kita sebagai negara yang relatif muda itu besar karena kita harus membangun nation building dan state building. Nation building bagaimana di negara yang sangat beragam, sangat berbhineka, ratusan suku bangsa, budaya, adat, bahasa, agama, kita memeliharanya. State building berkaitan dengan bagaimana terus-menerus mambangun state sebagai institsusi, untuk lebih mampu melaksanakan tujuan-tujuan pendirian republik ini.
Tujuan republik ini ada lima yang dimuat dalam konstitusi. Pertama, melindungi segenap bangsa Indonesia. Kedua, seluruh tumpah darah Indonesia. Ketiga, memajukan kesejahteraan umum. Empat, mencerdaskan kehidupan bangsa. Dan yang kelima ini berkaitan dengan misi luar negeri, yaitu ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan atas kemerdekaan, independence, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Itu capaian yang luar biasa tidak mudah dicapai. Apa sekarang ketertiban dunia sudah ada? Belum. Kemerdekaan, apa sudah semua negara di dunia merdeka? Lihat saja Palestina masih (belum merdeka). Perdamaian abadi apa sudah ada? Lihat saja perang di Suriah, 600 ribu penduduk meninggal, 12 juta pengungsi. Yaman. Yang terakhir perang di Ukraina.
Jadi tatanan dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, itu belum. Apalagi berdasarkan keadilan sosial. Lihat saja, karena krisis sekarang, COVID, krisis Ukraina, puluhan juta manusia kekurangan makanan, sudah mulai kelaparan. 2030 sasaran untuk food security diragukan tidak akan tercapai. Tapi lebih lagi, bukan hanya keadilan sosial antarmanusia. Kita bandingkan dengan binatang. Target bahwa paling sedikit penduduk di dunia ini mempunyai 2 dolar untuk hidup sehari. Banyak yang untuk makan saja susah. Sementara sapi di Eropa menerima subsidi 2 euro, ya berarti 3 dolar. Sementara manusia di negara-negara berkembang 1 dolar saja belum tentu (punya). Jadi keadilan sosial bukan hanya sesama manusia yang masih jauh dari tercapai. Tapi kalau dibandingkan dengan binatang seperti sapi, sebagian manusia masih kalah, masih tidak adil dibandingkan sapi.
Jadi itu tantangan kita yang tidak mudah, karena itu amanat konstitusi. Padahal tata pemerintahan dunianya amburadul. Lihat saja negara-negara berkuasa besar, melakukan perang terhadap negara lain, dan karena dia berkuasa di Dewan Keamanan, dia punya hak veto, jadi ya terjadi impunitas. Dia bisa melakukan apa saja. Nah suara kita paling tidak bersama-sama dengan negara-negara lain memelihara minimum standar perilaku yang layaknya mereka juga hormati. Nah itu kita harus bersuara.
Bebas aktif mewajibkan kita punya sikap, kita bukan negara yang menganut politik bambu, kemana angin bertiup dia condong, gak. Kita harus punya prinsip. Prinsip itu lahir dari apa yang diamanatkan para pandiri (bangsa), dituangkan dalam Pancasila, Undang-Undang Dasar, baik pembukaan atau batang tubuhnya. Tetapi juga dari kepentingan-kepentingan nasional yang harus kita perjuangkan. Ini perjuangan kita yang sangat-sangat tidak mudah.
Mungkin yang terakhir, dalam upaya memelihara kesatuan bangsa, kita sebagai bangsa yang relatif muda memelihara kesatuan dari keragaman kita yang luar biasa, so far so good. Banyak negara yang setelah bubarnya Uni Soviet, Yugoslavia (bubar), seminar di London who’s next? Siapa berikutnya? Yang diperkirakan bubar adalah kita.
Alhamdulillah, alhamdulillah kita masih tumbuh, berhasil memelihara kesatuan kita. Kita dihitung dari proyeksi, saya tidak bilang ramalan, kalkulasi banyak pihak Indonesia diramalkan 2045 Indonesia akan jadi kekuatan ekonomi besar. Mudah-mudahan begitu. Tapi jangan lengah. Sebab negara yang usia 310 tahun seperti Inggris, 305 tahun seperti Spanyol, bahkan juga Belgia, mengalami sekarang ini ancaman disintegrasi. Jadi jangan apa yang kita miliki, kita sudah bersatu, so what? Jangan take for granted dan dianggap sebagai kemurahan. Tapi usaha yang terus menerus melakukan dua hal, nation and state building. Ya termasuk di dalamnya mensejahterakan rakyat kita sendiri.