Jakarta, IDN Times - Karam, warga negara Amerika Serikat (AS) yang terjebak di Lebanon, mengungkapkan bahwa dia merasa dirinya tidak berarti bagi pemerintahnya.
Sejak pekan lalu, Lebanon telah menghadapi serangan udara tanpa henti dari Israel. Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyebutkan bahwa operasi yang juga didukung AS itu telah menewaskan ratusan orang dan menyebabkan lebih dari 1 juta lainnya mengungsi.
Pada Senin (30/9/2024), Karam menghubungi kedutaan AS di Beirut untuk meminta bantuan agar dapat keluar dari negara itu, namun pejabat di sana malah menyuruhnya untuk mencari jalan keluar sendiri.
Hal ini sangat kontras dengan sikap Washington saat serangan Hamas di Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Pada saat itu, Departemen Luar Negeri langsung menyewa penerbangan khusus dan sebuah kapal untuk mengevakuasi warganya di Israel.
“Warga Amerika keturunan Lebanon diperlakukan sebagai warga negara AS yang lebih rendah dibandingkan warga negara Israel di AS. Seolah-olah kami tidak ada,” kata Karam kepada Al Jazeera.
Perempuan yang berasal dari Lebanon selatan itu kini mengungsi di daerah pegunungan di timur Beirut.