Menlu Retno: Sejumlah WNI Sudah Dievakuasi dari Lebanon

- 20-25 WNI dievakuasi dari Lebanon lewat jalur darat.
- Ruang udara Timur Tengah ditutup, belum pasti kapan sampai di Indonesia.
- Situasi dinamis di Timur Tengah, Indonesia terus memantau perkembangan.
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengonfirmasi sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) berhasil dievakuasi dari Lebanon.
"Jadi, kita sudah mengevakuasi sebagian dari warga negara kita. Tentunya pada saat evakuasi ini kita mengimbau yang ingin dievakuasi. Ada beberapa juga keluarga, yang karena urusan keluarga memilih untuk tinggal," kata Retno, ditemui di Jakarta, Kamis (3/10/2024).
Retno mengatakan evakuasi WNI di Lebanon dilakukan lewat jalur darat. Terdapat 20-25 WNI yang dievakuasi.
"Tadi pagi saya sudah dapat laporan bahwa mereka sudah sampai di Suriah, melalui Damaskus dan dengan selamat," tutur Retno.
1. Sejumlah ruang udara di kawasan ditutup

Selain itu, Retno belum bisa memastikan kapan rombongan WNI yang dievakuasi ini sampai di Indonesia. Hinggga saat ini, ruang udara di kawasan Timur Tengah masih ditutup karena situasi yang tak menentu.
"Nanti kita lihat (kapan sampai) karena kan ruang udara beberapa negara di wilayah tersebut mengalami buka tutup. Jadi kita lihat, pokoknya kesempatan terakhir bisa terbang, tentu akan kita lakukan. Lebih cepat lebih baik," ucap Retno.
2. Situasi dinamis di kawasan

Menurut Retno, situasi di kawasan Timur Tengah sangat dinamis. Hal itu membuat ruang udara masih buka tutup, seperti yang dilakukan Yordania.
"Beberapa hari lalu, ruang udara di atas Yordania juga ditutup, kemudian dibuka lagi. Jadi memang sangat dinamis dan kita akan terus memantau perkembangan ini," ungkap Retno.
3. Indonesia pantau perkembangan terkini di Timur Tengah

Retno menegaskan Indonesia terus memantau perkembangan di Timur Tengah yang makin memanas.
"Dan kita sudah memiliki satu grup para duta besar di Timur Tengah. Yang setiap waktu beliau-beliau melaporkan kepada saya perkembangan di masing-masing negara. Karena sekali lagi masalah ini sudah tidak hanya tidak hanya terjadi di Gaza," ucap dia.