Usulan yang diberikan oleh Komite Pusat kepada Parlemen Tiongkok, ikut memuat periode kekuasaan Presiden juga merangkap ke Wakil Presiden. Hal ini ditujukan untuk menjamin kooperasi yang baik di jajaran pimpinan utama Negara Tiongkok.
Jabatan Wakil Presiden Tiongkok sekarang dipegang oleh Li Yuanchao, di mana masa jabatannya akan berakhir pada tahun 2018 ini. Berbeda dari Presiden, masa jabatan Wakil Presiden di Tiongkok hanya bertahan satu periode saja dan dapat diperbarui jika mendapat dukungan dari Parlemen.
Sayangnya kepopuleran Li Yuanchao sebagai wakil tidak terlalu nampak dan seperti hanya bergerak dalam bayangan Xi Jinping saja. Maka dari itu para ahli melihat bahwa dalam Rapat/Pertemuan Parlemen nanti, Wakil Presiden Tiongkok akan sangat mungkin untuk diganti.
Semua mata melihat kepada satu orang yang cukup berpengaruh yaitu Wang Qishan. Ia merupakan pendukung dan sekutu terkuat Xi Jinping di pemerintahan. Parlemen Tiongkok juga sudah mencalonkan namanya sebagai wakil presiden, dan ada kemungkinan besar dirinya akan terpilih ketika pemilihan nanti.
Permasalahan utama yang dihadapi Wang Qishan adalah umurnya yang hampir menyentuh kepala 7 (69). Biasanya jika sudah mendekati umur seperti itu para anggota pemerintahan akan pensiun dari jabatannya. Tetapi bagi Wang, hal itu harus ditunda terlebih dahulu karena Parlemen telah mencalonkan dirinya.
Umur Xi yang sudah menyentuh 64 tahun banyak dianggap sebagai masalah oleh beberapa pihak. Maka dari itu Partai Komunis Tiongkok mencoba untuk memastikan bahwa Xi Jinping tetap berada di kursi kepresidenan dengan periode yang tidak terbatas, sehingga susah untuk dilengserkan.