Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, pada Minggu (16/2/2025), memperingatkan agar Amerika Serikat (AS) jangan percaya dengan ucapan Presiden Rusia Vldimir Putin. Ia pun menyebut Presiden AS Donald Trump memiliki pengaruh dan punya kekuatan untuk memaksa Putin.

Sebelumnya, Zelenskyy menuding Trump lebih memihak kepada Rusia karena menghubungi Putin terlebih dahulu soal perang di Ukraina. Ia mendesak agar Ukraina dan Uni Eropa (UE) dilibatkan dalam semua negosiasi perdamaian untuk mengakhiri perang di negaranya. 

1. Sebut Putin berencana berperang dengan NATO

lambang Ukraina dan NATO (unsplash.com/jccards)

Zelenskyy mengungkapkan bahwa Rusia sudah merencanakan perang terhadap NATO ketika aliansi militer Barat tersebut melemah. Ia mengklaim tujuan Rusia selama ini adalah melemahkan NATO. 

"Kami percaya bahwa Putin akan mengadakan peperangan terhadap NATO. Putin kemungkinan sudah menunggu melemahnya NATO yang dipicu oleh penarikan militer AS dari Eropa," terangnya, dikutip The Moskow Times

Zelenskyy menyebut, Rusia akan memulai mode ekspansionismenya setelah penarikan tentara AS di Eropa. Ia mendorong pendirian tentara Eropa agar benua tersebut tidak lagi bergantung pada AS. 

"Kami tidak dapat menampik kemungkinan AS tidak lagi peduli soal isu keamanan di Eropa. Saya percaya waktu sudah tiba dan tentara Eropa harus dibentuk untuk menjamin keamanan di Eropa," tambahnya. 

2. Sebut Ukraina tidak akan selamat tanpa bantuan AS

Tentara Ukraina. (commons.wikimedia.org/President Of Ukraine)

Zelenskyy menambahkan, Ukraina tidak akan selamat dari invasi Rusia dan kesempatan untuk sukses akan sangat rendah tanpa bantuan dari AS. 

"Kemungkinan akan sangat, sangat sulit dan tentu saja dalam semua situasi sulit tersebut, Anda masih punya sebuah kesempatan. Namun, kesempatan itu sangat kecil tanpa adanya bantuan militer dari AS," ungkapnya, dikutip TVP World

Ia mengungkapkan bahwa Putin hanya ingin datang dalam negosiasi perdamaian tapi tidak untuk mengakhiri peperangan. Ia mengklaim, Putin hanya ingin adanya perjanjian untuk meringankan sanksi terhadap Rusia. 

Presiden keenam Ukraina tersebut mengatakan bahwa kondisi tersebut akan memudahkan Rusia untuk kembali membentuk militer setelah gencatan senjata. Dengan itu, Moskow akan melancarkan serangan kembali di masa mendatang. 

3. Ukraina-Eropa akan dilibatkan dalam negosiasi damai sesungguhnya

Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mengatakan bahwa Ukraina dan Eropa harus ikut serta dalam negosiasi penting antara AS dan Rusia untuk menyudahi perang di Ukraina. Namun, keikutsertaan keduanya akan dilakukan di dialog selanjutnya. 

"Sekarang, tentu saja ini harus diikuti dengan aksi. Maka dari itu, pekan depan dan beberapa hari ke depan saya akan menentukan apakah dialog ini serius atau tidak. Rupanya, satu perbincangan lewat telepon tidak akan membuat sebuah perjanjian perdamaian," tuturnya, dilansir The Kyiv Independent

Rubio menambahkan bahwa dialog dengan Rusia di Arab Saudi hanyalah sebuah permulaan. Sementara, dialog yang sesungguhnya pasti akan melibatkan Ukraina dan Eropa. 

"Ini akan menentukan titik di mana mereka berada. Jika memang ini negosiasi sesungguhnya dan kami belum di sana, tapi jika memang serius, Ukraina dan Eropa akan dilibatkan. Ini karena mereka yang diinvasi dan Eropa harus dilibatkan karena mereka menyanksi Putin dan Rusia. Mereka harus berkontribusi dalam upaya ini," kata dia. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorBrahm