Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS, Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy dan Presiden AS, Donald Trump. (The White House, Public domain, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Zelenskyy akan calonkan Trump untuk Nobel Perdamaian tahun depan

  • AS pertimbangkan kirim rudal Tomahawk ke Ukraina

  • Ukraina desak AS tingkatkan sanksi ke Rusia

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menyampaikan harapan besar agar Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dapat mengakhiri invasi Rusia. Harapan ini muncul setelah Trump dinilai berhasil menengahi gencatan senjata di Gaza. Zelenskyy secara terbuka meminta Trump menggunakan tekanan diplomatik yang sama untuk mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin.

Zelenskyy memuji upaya perdamaian di Timur Tengah sebagai sinyal positif. Ia meyakini jika satu konflik berhasil disetop, perang di Eropa Timur juga pasti dapat disudahi.

“Saya harap dia (Trump) akan menggunakan instrumen yang sama, bahkan lebih untuk menekan Putin menghentikan perangnya di Ukraina,” ujar Zelenskyy, dilansir Politico pada Minggu (12/10/2025).

1. Zelenskyy akan calonkan Trump untuk Nobel Perdamaian tahun depan

Zelenskyy telah melakukan dua kali panggilan telepon yang diklaim sangat produktif dengan Trump selama akhir pekan. Pembicaraan mereka fokus pada perdamaian, penguatan pertahanan udara, dan kemampuan serangan jarak jauh Ukraina.

Keberhasilan Trump dalam menengahi kesepakatan damai antara Israel dan Hamas diumumkan pada pekan sebelumnya. Trump juga dijadwalkan segera mengunjungi Timur Tengah setelah kesepakatan pembebasan sandera Israel terlaksana. Kesuksesan mediasi ini dianggap Zelenskyy dapat dijadikan contoh untuk mengakhiri konflik Ukraina.

Zelenskyy bahkan mempertimbangkan mencalonkan Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian tahun depan. Syaratnya, Trump harus berhasil membantu mengakhiri invasi Rusia.

“Jika dia akan melakukannya, saya harap demikian, tentu saja dalam kasus ini kami akan mencalonkannya, dan kami akan bangga untuk memberi selamat kepadanya,” tutur Zelenskyy.

Kiev menilai perhatian dunia kini hampir sepenuhnya terfokus pada prospek perdamaian di Timur Tengah. Rusia disebut memanfaatkan pergeseran fokus global ini untuk meningkatkan pengeboman, dilansir Al Jazeera.

2. AS pertimbangkan kirim rudal Tomahawk ke Ukraina

Salah satu bahasan utama diskusi keduanya adalah kemungkinan Ukraina memperoleh rudal Tomahawk, untuk memperkuat kemampuan serangan jarak jauh. Rudal jelajah subsonik buatan AS ini memiliki jangkauan hingga 2.500 kilometer, sehingga dapat memungkinkan Ukraina menjangkau target jauh di dalam wilayah Rusia.

Trump menyatakan dirinya telah mempertimbangkan untuk mengirim Tomahawk ke Ukraina. Namun, ia ingin mengetahui bagaimana Kiev akan menggunakan senjata tersebut agar perang tidak makin memanas. Zelenskyy sendiri telah berjanji bahwa Tomahawk hanya akan menargetkan sasaran militer Rusia, bukan warga sipil.

Putin telah menyuarakan kekhawatiran terkait Tomahawk. Kremlin memperingatkan bahwa pengiriman senjata tersebut dapat menghancurkan hubungan AS-Rusia. Langkah ini juga dipandang akan memicu eskalasi konflik.

Rusia sangat cemas karena beberapa versi rudal Tomahawk diketahui memiliki kemampuan untuk membawa hulu ledak nuklir. Sementara itu, sekutu Putin, Presiden Belarus Alexander Lukashenko, meragukan Washington akan benar-benar mengirim rudal jelajah tersebut, dilansir DW.

3. Ukraina desak AS tingkatkan sanksi ke Rusia

Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Presiden AS, Donald Trump, di Anchorage, Alaska. (kremlin.ru, CC BY 4.0 <https://creativecommons.org/licenses/by/4.0>, via Wikimedia Commons)

Rusia terus meningkatkan serangan udara terhadap infrastruktur energi Ukraina, khususnya menjelang musim dingin. Dalam seminggu terakhir, Rusia telah meluncurkan lebih dari 3.100 drone, 92 rudal, dan sekitar 1.360 bom luncur. Serangan intensif ini menyebabkan pemadaman listrik di wilayah Kiev dan Odesa.

Zelenskyy mendesak Trump untuk mendukung paket sanksi sekunder yang lebih ketat terhadap Rusia. Kiev percaya sanksi sekunder ini sangat menyakitkan bagi Moskow. Ukraina juga mendesak penerapan tarif terhadap pembeli minyak Rusia.

Di sisi lain, negara-negara Eropa telah mengambil berbagai langkah untuk meningkatkan dukungan finansial ke Ukraina. Prancis, Inggris, dan Jerman sepakat menggunakan aset Rusia yang dibekukan untuk membiayai angkatan bersenjata Ukraina.

“Aset-aset Rusia harus sepenuhnya digunakan untuk memperkuat pertahanan dan menjamin pemulihan kami,” kata Zelenskyy.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team