Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tanda Hinanya Pemerintah Biden 

Pakar sebut aksi akan berdampak pada perolehan suara

Jakarta, IDN Times – Sejumlah Pakar menyoroti perkembangan aksi demonstrasi yang kini berlangsung di kampus-kampus Amerika Serikat (AS). Salah satunya adalah Eric Ham, analis politik yang juga merupakan penulis buku The GOP Civil War: Inside the Battle for the Soul of the Republican Party.

Ham mengatakan bahwa protes mahasiswa adalah tanda kehinaan pemerintahan Presiden AS Joe Biden di mata publiknya sendiri. Itu karena Biden kini tak mampu menyelesaikan perang dan mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi di Gaza.

”Kami sudah mulai melihat dampak dari protes-protes ini, demonstrasi-demonstrasi ini, namun yang lebih penting, reaksi balik yang dirasakan banyak orang mengenai cara Presiden Biden menangani konflik ini,” kata Ham kepada Al Jazeera, Kamis (2/5/2024).

Ham menambahkan bahwa tindakan Biden yang membiarkan hal itu terjadi akan berimplikasi pada pemilihan suara pada November mendatang.

“Kami sudah mulai melihat dampaknya terhadap pemilu di seluruh negeri,” ungkapnya.

1. Beberapa negara bagian enggan untuk memilih Biden

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tanda Hinanya Pemerintah Biden Presiden Amerika Serikat, Joe Biden (twitter.com/President Biden)

Ham menjelaskan bahwa di beberapa negara bagian AS kini publik enggan untuk berkomitmen memilih Biden dalam pemilihan presiden mendatang. Beberapa negara bagian itu seperti Michigan, Wisconsin, hingga Pensylvenia.

”Sejumlah besar pemilih yang memilih 'tidak berkomitmen' untuk memprotes dan menunjukkan kebencian mereka terhadap cara pemerintah menangani perang,” katanya.

Aksi protes yang kini berlangsung di berbagai kampus-kampus AS kini menyiratkan bagaimana masa depan kepemimpinan Biden di negara itu. Menurutnya, protes-protes yang meningkat membuat penghinaan terhadap kepemimpinan Biden juga turut meningkat.

Baca Juga: Dokter Sukarelawan AS: Kasus Cedera di Gaza Tak Pernah Terbayangkan!

2. Hampir 30 kampus mengadakan protes di AS

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tanda Hinanya Pemerintah Biden Protes terhadap bantuan AS untuk Israel dan kemerdekaan Palestina pada 15 Mei 2021 di San Francisco AS. (unsplash.com/Patrick Perkins)

Dilansir The Guardian, protes telah berlangsung selama berminggu-minggu di AS. Gerakan berawal dari Universitas Coloumbia, New York, pada 17 April.

Para mahasiswa menggalang solidaritas untuk para korban perang di Gaza. Mereka mendirikan kemah untuk memprotes kampus mereka dengan menuntut kampus supaya mengadakan divestasi terhadap berbagai kemitraan dengan Israel.

Sekitar 30 kampus yang ikut berpartisipasi dalam protes tersebut. Protes dibalas dengan pengerahan aparat untuk menangkap para mahasiswa. Dilaporkan, ada sekitar 1.300 mahasiswa yang kini ditahan akibat ikut serta dalam protes.

Universitas Texas di Dallas misalnya, mengonfirmasi bahwa 17 pengunjuk rasa telah ditangkap di kampusnya pada Rabu malam, setelah polisi bergerak atas permintaan pejabat universitas.

Menurut media setempat, operasi polisi tersebut melibatkan puluhan aparat negara yang mengenakan perlengkapan antihuru-hara. Seluruh perkemahan dibongkar dalam waktu sekitar 20 menit dan penegakan hukum tambahan tetap dilakukan di kampus sampai sekitar jam 6 sore.

3. Kampus tak punya pilihan lain

Aksi Mahasiswa Pro-Palestina di AS Tanda Hinanya Pemerintah Biden Aksi protes warga AS di San Fransisco terhadap Israel dan AS dalam konflik Palestina pada 2021. (unsplash.com/Patrick Perkins)

Pihak kampus mengaku kewalahan dengan protes yang dilancarkan oleh para mahasiswa. Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik mengatakan pada Rabu bahwa dia menyesalkan karena kampus telah mencapai titik kritis tersebut, sehingga harus meminta bantuan kepolisian untuk membubarkan massa.

“Saya tahu saya mewakili banyak anggota komunitas kami dengan mengatakan bahwa kejadian ini membuat saya sangat sedih. Saya menyesal kami sampai pada titik ini,” kata Shafik, dilansir Anadolu.

Para pengunjuk rasa telah menduduki Hamilton Hall, yang mereka beri nama "Hind's Hall" untuk mengenang seorang gadis Palestina berusia 6 tahun yang dibunuh secara brutal di Jalur Gaza. Mereka bersumpah untuk tidak membubarkan diri kecuali universitas tersebut memenuhi tuntutan mereka, termasuk divestasi dari seluruh universitas terhadap perusahaan-perusahaan Israel.

Shafik meminta agar Departemen Kepolisian (NYPD) tetap hadir di kampus hingga 17 Mei untuk menjaga ketertiban dan memastikan perkemahan tidak dibangun kembali.

Baca Juga: Warga Gaza Berusaha Evakuasi Ribuan Jenazah dengan Peralatan Minim

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya