Anggota Parlemen Suriah Klaim Assad Minta Putin Invasi Ukraina

Presiden Suriah sempat bertemu utusan Rusia sebelum invasi

Jakarta, IDN Times - Seorang anggota parlemen Suriah, Khaled Abboud, mengklaim bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin berkonsultasi dengan Presiden Bashar Al-Assad sebelum menyerang Ukraina pada 24 Februari lalu.

Dia mengatakan bahwa Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu, dalam kunjungannya bulan lalu, mengungkapkan kepada Assad terkait rencana mengirim pasukan ke Kiev.

"Dia memberi tahu (Assad), itu akan menjadi 1, 2, 3. Dan (Assad) mengatakan kepadanya, bergantung dan percayalah pada Tuhan, lakukanlah," kata Abboud, sembari menambahkan bahwa dia memahami kunjungan Shoigu saat Putin berunding dengan Assad, dilansir Middle East Eye, Senin (7/3/2022).

Baca Juga: Rusia Rekrut Pejuang Suriah untuk Bantu 'Operasi Militer' di Ukraina

1. Abboud sering membuat pernyataan kontroversial 

Anggota Parlemen Suriah Klaim Assad Minta Putin Invasi UkrainaIlustrasi seseorang sedang memegang bendera Suriah. (Pixabay.com/un-perfekt)

Abboud mengatakan bahwa Putin mengirim Shoigu ke Damaskus bulan lalu bukan untuk sekadar berkunjung, tetapi untuk memberi tahu Assad tentang rencana operasi militer terhadap Kiev, dan untuk berkonsultasi dengannya.

Ini bukan kali pertama bagi Abboud melontarkan pernyataan kontroversial. Sebelumnya, dia pernah membuat komentar terkait konflik Suriah.

Pada 2020, dia mengancam akan menyerang pasukan Moskow yang ditempatkan di Suriah karena laporan media Rusia yang menggambarkan bahwa Assad lemah.

"Jika Assad menginginkannya, Putin akan tamat, dan tidak hanya di Suriah tetapi di kawasan dan dunia, dan nama 'Putin' akan terhapus dari sejarah Rusia selamanya," tulis Abboud di Facebook pada Mei 2020.

Baca Juga: Suriah Memanas, Israel Tembakkan Rudal ke Selatan Damaskus 

2. Assad sempat memuji Putin terkait invasinya ke Ukraina 

Anggota Parlemen Suriah Klaim Assad Minta Putin Invasi UkrainaSergey Shoygu, Menteri Pertahanan Rusia, saat bertemu dengan presiden Suriah, Bashar Assad. (twitter.com/Naman Tarcha)

Shoigu dilaporkan mengunjungi Suriah pada pertengahan Februari untuk memeriksa Hmeimem, sebuah pangkalan udara Rusia di dekat kota pesisir Latakia.

Pada 2015, Rusia mengintervensi perang saudara Suriah, bersama Iran dan pejuang Lebanon dari gerakan Hizbullah. Intervensi Rusia cs itu sangat penting bagi Assad untuk mempertahankan kekuasaannya dan merebut kembali wilayahnya dari pemberontak, militan, dan pejuang asing.

Bulan lalu, Assad memuji Putin selama panggilan telepon dengan menyebut invasi ke Ukraina sebagai koreksi sejarah dan pemulihan keseimbangan dalam tatanan global setelah jatuhnya Uni Soviet.

Baca Juga: Putin Sebut Sanksi Barat Serupa Deklarasi Perang tapi Rusia Tetap Oke

3. 'Kejahatan perang' Rusia di Suriah dikhawatirkan terulang di Ukraina

Anggota Parlemen Suriah Klaim Assad Minta Putin Invasi UkrainaIlustrasi Penembakan (IDN Times/Arief Rahmat)

Pada Februari, sebuah laporan oleh Human Rights Watch (HRW) menemukan bahwa Rusia telah menggunakan jenis bom tandan ilegal di Ukraina, sama digunakan di Idlib Suriah dua tahun lalu.

Bom tersebut dilaporkan menghantam rumah sakit di Vuhledar, sebuah kota di wilayah Donetsk yang dikuasai pemerintah Ukraina, pada 24 Februari. Serangan itu menewaskan empat warga sipil dan melukai 10 orang lainnya.

Amunisi jenis itu telah dilarang di bawah perjanjian internasional 2008, namun tidak ditandatangani Rusia maupun Ukraina.

Kepala HRW, Kenneth Roth, memperingatkan pada Februari bahwa strategi 'kejahatan perang' Rusia di Suriah dapat terulang kembali di Ukraina, menyusul pengakuan Moskow atas dua republik yang memproklamirkan diri, yakni Luhansk dan Donetsk.

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya