AS Prihatin dengan Latihan Militer China di Selat Taiwan 

China gelar latihan militer simulasi penyerangan Taiwan

Jakarta, IDN Times – Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Sabtu (25/5/2024) menyatakan keprihatinan atas latihan militer China di Selat Taiwan. Mereka mendesak untuk menahan diri.

”Menggunakan transisi yang normal, rutin, dan demokratis sebagai alasan untuk melakukan provokasi militer berisiko meningkatkan eskalasi dan mengikis norma-norma lama yang menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan,” kata AS dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.

Pernyataan tersebut muncul setelah China melakukan latihan militer selama dua hari di Selat Taiwan. Mereka mengadakan simulasi serangan pesawat pengebom dan berlatih menaiki kapal.

1. Latihan militer China berlangsung dua hari

AS Prihatin dengan Latihan Militer China di Selat Taiwan Kapal perang China melintasi jalur kapal perusak AL AS USS Chung-Hoon saat transit di Selat Taiwan dengan fregat AL Kanada HMCS Montreal. (ANTARA/Global News via REUTERS)

Latihan militer yang dikenal dengan Join Sword berlangsung sejak Kamis dan berakhir pada Jumat. Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi 62 pesawat militer China dan 27 kapal angkatan laut pada Jumat. Sebanyak 46 pesawat di antaranya melintasi garis tengah Selat Taiwan.

”Pesawat China, termasuk pesawat tempur canggih Su-30 dan pembom H-6 berkemampuan nuklir, terbang di selat tersebut serta ke Selat Bashi yang memisahkan Taiwan dari Filipina,” kata kementerian itu.

Pada Jumat, mereka menerbitkan rekaman pesawat tempur J-16 China dan H-6 yang diambil oleh pesawat angkatan udara Taiwan, tetapi tidak mengatakan secara pasti di mana rekaman itu diambil.

Latihan itu diadakan setelah Presiden Taiwan yang baru, Lai Ching-te, menyampaikan pidatonya pada Senin. Beijing menolak pernyataan Lai yang menyatakan bahwa Taiwan tak akan tunduk terhadap China. Bagi China, pernyataan tersebut merupakan langkah provokatif dari separatis.

Baca Juga: Presiden Baru Lai Ching-te Minta China Berhenti Ancam Taiwan

2. Latihan dikecam oleh Taiwan

AS Prihatin dengan Latihan Militer China di Selat Taiwan Bendera Taiwan (Unsplash.com/Moralis Tsai)

Kantor kepresidenan Taiwan pada Sabtu mengatakan, tindakan militer China telah merusak status quo yang damai dan stabil di Selat Taiwan.

”Pernyataan tersebut juga merupakan provokasi terang-terangan terhadap tatanan internasional, dan telah menimbulkan kekhawatiran serius serta kecaman dari komunitas internasional," katanya.

Menteri Pertahanan Taiwan, Wellington Koo, menyerukan pasukan militer untuk terus meningkatkan kemampuan tempur mereka.

Sementara anggota parlemen senior Taiwan, Wang Ting-yu, dari Partai Progresif Demokratik Lai mengatakan, latihan terbaru ini tampaknya bertujuan membuat keributan dibandingkan meningkatkan ancaman. China disebutnya harus menanggapi pidato Lai.

“Mereka relatif lebih terkendali dibandingkan sebelumnya,” kata Wang, yang mengetuai komite pertahanan dan urusan luar negeri parlemen.

3. Latihan militer China semakin meningkat

AS Prihatin dengan Latihan Militer China di Selat Taiwan Bendera China (Unsplash.com/aboodi vesakaran)

Dilansir Al Jazeera, Beijing sejak lama menganggap bahwa Taiwan merupakan salah stau wilayahnya. Namun, pidato Lai pada Senin yang mengklaim telah berdaulat atas China membuat Beijing marah.

Dalam dua tahun terakhir, China telah meningkatkan skala latihan militernya di Selat Taiwan. Sementara, AS terus meningkatkan retorikanya untuk mendukung pulau tersebut.

Komando Teater Timur militer China merilis sebuah video di akun media sosialnya pada Sabtu yang berjudul "Sajak enam kata untuk menghancurkan kemerdekaan", dengan latar musik bela diri.

Langkah China tersebut merupakan bukti keseriusannya terhadap isu Taiwan. China secara teratur melancarkan aktivitas militer di sekitar Taiwan, termasuk latihan perang skala besar pada 2022 dan 2023.

Baca Juga: Menlu Taiwan: Negara Demokrasi Harus Lawan China-Rusia

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya