China Bantah Rebut Bandara Uganda Akibat Gagal Lunasi Utang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – China menolak tuduhan telah merebut bandara Uganda akibat gagal membayar utang sebesar 200 juta Dolar AS (Rp2,8 Trilliun). Kedutaan besar China untuk Uganda membantah tuduhan tersebut pada Minggu (28/11/2021) malam, setelah sebelumnya dilaporkan oleh media lokal mengenai pengambilalihan bandara tersebut.
"Tuduhan bahwa Uganda menyerahkan aset-aset utama untuk utang China tidak memiliki dasar faktual dan hanya bermaksud buruk untuk merusak hubungan baik yang dijalin antara China dengan negara berkembang termasuk Uganda," kata Kedubes China dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters.
1. Laporan pengambilalihan bandara
Berita mengenai bandara Uganda tersebut pertama kali dilaporkan oleh Daily Monitor pada Kamis (25/11/2021) lalu. Dalam laporannya, disebut bahwa bandara Entebbe Uganda disita oleh Bank Exim China akibat gagal membayar utang yang diperoleh sejak 6 tahun yang lalu.
Hasil dari investigasi yang dilakukan surat kabar tersebut menemukan bahwa dalam perjanjian yang ditandatangani oleh China dan Uganda pada 31 Maret 2015, bandara Uganda tidak akan dilindungi oleh kekebalan kedaulatan. Itu berarti sejak awal pemerintah Uganda telah menyepakati untuk diadakan penyitaan jika mereka gagal membayar utang tersebut.
2. Tuduhan ‘perangkap utang’ oleh negara Barat
Editor’s picks
Baca Juga: China Tembaki Kapal Filipina dengan Meriam Air di Laut China Selatan
China telah dituduh beberapa kali oleh negara-negara Barat memberikan pembiayaannya yang disinyalir untuk memikat negara berkembang ke dalam “jebakan utang” yang tidak akan mampu mereka bayar. Aset vital negara akan disita jika negara tersebut tidak mampu mengembalikan pinjaman China.
"Tidak ada satu pun proyek di Afrika yang pernah disita oleh China karena gagal membayar pinjaman China," kata Kedubes China dalam pernyataannya.
3. Pinjaman dibayar selama 20 tahun
Melansir Africanews, Bank Exim China memberikan pinjaman tersebut dengan bunga sebesar 2 persen dalam jangka 20 tahun serta masa tenggang selama 7 tahun. Kemajuan pekerjaan bandara yang dibangun pada tahun 1972 ini telah mencapai 75,2 persen.
Sementara itu, dua landasan pacu telah rampung dibangun. Bandara Internasional Entebbe menangani lebih dari 1,9 juta penumpang per tahun dan merupakan bandara internasional satu-satunya yang ada di negara tersebut.
Baca Juga: RD Kongo: 5 Warga China Diculik Kelompok Pemberontak
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.