Dubes Palestina Kembali Surati PBB Terkait Eskalasi Konflik Gaza

Ia mendesak pihak internasional untuk turun tangan

Jakarta, IDN Times – Duta Besar (Dubes) Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, kembali mengirim tiga surat serupa kepada Sekretaris Jenderal PBB, Presiden Dewan Keamanan, dan Presiden Majelis Umum. Surat tersebut dikirim pada Rabu (8/5/2024) yang berisi terkait meningkatnya agresi Israel terhadap warga sipil Palestina di Jalur Gaza.

Mansour menyoroti situasi mengerikan yang terjadi di Rafah, tempat 1,5 juta warga Palestina tinggal, sebagian besar tinggal di tenda-tenda sementara setelah meninggalkan Gaza utara untuk mencari keselamatan, berdasarkan janji-janji kosong Israel.

”Dia mencatat perintah yang dikeluarkan pasukan pendudukan Israel untuk mengevakuasi lebih dari 100 ribu warga sipil di Rafah timur,” lapor Kantor Berita WAFA.

Mansour kemudian mendesak komunitas internasional untuk segera bertindak menghentikan serangan Israel di Rafah. Ia mengutip peringatan dari kepala Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dan pejabat UNICEF.

Baca Juga: Apa Isi Proposal Gencatan Senjata Gaza yang Disetujui Hamas?

1. Mendesak upaya perlindungan warga sipil

Dubes Palestina Kembali Surati PBB Terkait Eskalasi Konflik GazaPendistribusian bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza di tengah konflik Hamas dan Israel. (twitter.com/@UNRWA)

Mansour menekankan tugas Dewan Keamanan untuk menuntut diakhirinya agresi Israel, yang merupakan ancaman serius terhadap perdamaian dan keamanan internasional serta perlindungan warga sipil Palestina. Beberapa resolusi yang bisa diimplementasikan seperti Resolusi 2712, 2720, dan 2728.

Ia juga mengatakan perlunya tindakan segera untuk mendukung kewajiban hukum internasional, termasuk komitmen berdasarkan hukum humaniter dan hukum hak asasi manusia, dan sesuai dengan tindakan sementara yang mengikat yang dikeluarkan oleh Mahkamah Internasional pada bulan Januari dan Maret 2024.

”Perempuan, anak-anak, dan warga sipil rentan lainnya, yang mengalami penderitaan dan kesengsaraan yang tak terlukiskan,” tambah WAFA lagi.

Mansour menegaskan bahwa tidak ada pembenaran atas tindakan tidak manusiawi yang tercermin dalam kisah memilukan itu.

2. Upaya mediasi berjalan buntu

Dubes Palestina Kembali Surati PBB Terkait Eskalasi Konflik GazaPertemuan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dengan Perdana Menteri sekaligus Menlu Qatar, Selasa 5 Maret 2024 di Washington AS. (twitter.com/@SecBlinken)

Dilansir Jerusalem Post, pemerintah Israel mengatakan pihaknya akan terus melanjutkan serangannya ke Jalur Gaza, khususnya di Rafah untuk menekan Hamas lebih jauh. Mereka menduga bahwa kekuatan terakhir Hamas kini berada di Rafah.

Upaya untuk menekan Hamas pada sisi militer itu juga diyakini akan membuat Hamas keok di meja perundingan. Belakangan, perundingan yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir masih mengalami jalan buntu.

Baik Israel maupun Hamas sama-sama enggan untuk menyepakati proposal masing-masing pihak. Pada Senin, Hamas mencapai titik sepakat namun Israel enggan untuk melakukan hal serupa. Tak lama setelah itu, Hamas melancarkan serangan ke wilayah Rafah.

Salah satu petinggi Hamas, Izzat El-Reshiq, pada Rabu malam mengatakan bahwa pihaknya tidak akan menyepakati proposal lebih dari yang diajukan pada Senin. Ia lantas menuduh Israel tidak serius dalam bernegosiasi.

“Israel tidak serius untuk mencapai kesepakatan dan menggunakan negosiasi tersebut sebagai kedok untuk menyerang Rafah dan menduduki persimpangan tersebut,” kata Reshiq, dilansir Reuters.

Belum ada komentar langsung dari Israel. Pada Senin, Israel menyatakan bahwa proposal tiga fase yang disetujui oleh Hamas tidak dapat diterima karena persyaratannya telah diperlunak.

Baca Juga: Pemimpin Hamas: Netanyahu Sabotase Upaya Gencatan Senjata di Gaza

3. Krisis kemanusian semakin parah di Gaza

Dubes Palestina Kembali Surati PBB Terkait Eskalasi Konflik GazaAnak-anak di Gaza. (twitter.com/@UNICEF)

PBB, warga Gaza, dan kelompok kemanusiaan mengatakan serangan Israel lebih lanjut ke Rafah akan menyebabkan bencana kemanusiaan.

Seorang pejabat PBB mengatakan tidak ada bahan bakar atau bantuan yang masuk ke Jalur Gaza karena operasi militer tersebut. Situasi itu merupakan bencana kemanusiaan di Gaza di mana lebih dari separuh penduduknya menderita kelaparan yang parah .

Warga Palestina berdesakan di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara, menderita kekurangan makanan, air, dan obat-obatan. Rumah sakit bersalin utama di Rafah, tempat hampir separuh kelahiran di Gaza, juga telah berhenti menerima pasien.

“Jalan-jalan di kota ini bergema dengan tangisan nyawa tak berdosa yang hilang, keluarga-keluarga yang tercerai-berai, dan rumah-rumah yang hancur menjadi puing-puing,” kata Wali Kota Rafah Ahmed Al-Sofi, seraya meminta masyarakat internasional untuk turun tangan.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan 34.844 warga Palestina dalam tujuh bulan perang. Sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.

Baca Juga: Pejabat PBB Peringatkan Gaza Berisiko Kelaparan Parah

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya