Hamas Desak Warga Gaza Tolak Tawaran Jadi Mitra Israel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Hamas mendesak warga Gaza agar tidak menjadi bagian dari kolaborator dari Israel.
“Mereka yang melakukan hal tersebut akan diperlakukan sebagai kolaborator dan ditangani dengan tangan besi,” kata situs keamanan Hamas Al-Majd pada Senin (11/3/2024), dilansir Reuters.
Peringatan itu muncul sebagai tanggapan terhadap laporan media Israel yang melaporkan bahwa pemerintah sedang mempertimbangkan untuk mempersenjatai beberapa individu atau klan Palestina di Gaza. Mereka akan ditugasi melindungi konvoi bantuan setelah perang berakhir.
1. Berkolaborasi dengan Israel merupakan pengkhianatan
Kantor Perdana Menteri Israel belum mengomentari laporan tersebut. Usulan untuk bekerja sama dengan klan lokal muncul seminggu setelah insiden penembakan warga Palestina oleh Israel secara membabi buta ketika menunggu bantuan kemanusiaan.
Namun, langkah tersebut ditolak oleh Hamas. Kelompok perlawanan menganggap tindakan semacam itu sebagai pengkhianatan.
“Upaya pendudukan untuk berkomunikasi dengan para pemimpin dan klan dari beberapa keluarga untuk beroperasi di Jalur Gaza dianggap sebagai kolaborasi langsung dengan pendudukan dan merupakan pengkhianatan terhadap bangsa yang tidak akan kami toleransi,” kata situs tersebut.
Situs tersebut juga menekankan penolakan terhadap pembentukan badan-badan yang kelak akan mengelola Gaza pasca perang.
2. Pengiriman bantuan lewat koridor laut
Editor’s picks
Hamas lebih mempertimbangkan tawaran Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan melalui koridor laut. Pejabat senior Hamas, Basem Naim, menyebut usulan itu sebagai ide positif.
Pada Jumat, UE meresmikan pembukaan koridor laut dari Siprus ke Gaza untuk memasok bantuan keamanan.
“Memastikan seluruh kebutuhan penduduk di Jalur Gaza terpenuhi bukanlah sebuah bantuan dari siapa pun. Ini adalah hak yang dijamin berdasarkan hukum kemanusiaan internasional bahkan di masa perang,” kata Naim, dikutip dari AP.
Hamas juga menekankan bahwa mencapai gencatan senjata juga menjadi pilihan terbaik. Menurut kelompok itu, AS seharusnya menggunakan hak vetonya untuk mencapai hal tersebut dan memaksa Israel untuk membuka jalur darat untuk mengizinkan akses bantuan masuk.
3. Israel kerap memblokade bantuan ke Gaza
Israel disebut secara konsisten melakukan blokade terhadap bantuan kemanusiaan yang memasuki Gaza. Media yang berbasis di Qatar tersebut mengutip hasil penelitian lembaga Refugees International.
“Setelah lima bulan perang, warga Palestina berjuang untuk mendapatkan makanan, air, tempat tinggal, dan obat-obatan dasar yang memadai. Kelaparan pada tingkat kelaparan sudah meluas dan memburuk,” ungkap laporan tersebut, dikutip dari Al Jazeera.
Lembaga tersebut juga mengatakan bahwa Israel terbukti gagal untuk mematuhi tindakan sementara yang mengikat secara hukum yang diperintahkan pada 26 Januari oleh Mahkamah Internasional (ICJ), untuk memfasilitasi aliran bantuan dan mengurangi penderitaan kemanusiaan di Gaza.
Hingga kini, jumlah korban tewas di Gaza masih terus meningkat menjadi 31 ribu jiwa lebih. Sementara 72 ribu lainnya mengalami luka-luka. Belum ada tanda-tanda gencatan senjata akan segera dicapai.
Baca Juga: Qatar: Belum Ada Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.