Irak dan Qatar Alokasikan 25 Juta Dolar AS untuk UNRWA di Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Perwakilan tetap Qatar untuk PBB, Sheikha Alya Ahmed bin Saif Al Thani, mengatakan negaranya akan memberikan bantuan keuangan tambahan kepada badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) senilai 25 juta dolar AS. Dana itu akan digunakan untuk membantu dalam bencana kemanusiaan di Jalur Gaza.
”(Kami mengutuk) kampanye penargetan sistematis yang bertujuan membubarkan UNRWA, dan menyatakan penyesalannya atas penangguhan pendanaan beberapa negara donor yang dialokasikan ke badan tersebut,” katanya, dilansir Middle East Eye, Kamis (7/3/2024).
Sheikha Alya juga mengatakan bahwa tidak ada alternatif selain badan tersebut untuk membantu pengungsi Palestina, terutama di Gaza.
1. Irak juga janjikan bantuan serupa
Tidak hanya Qatar, Irak turut menjanjikan bantuan dengan nilai serupa kepada UNRWA. Hal itu disampaikan oleh pemerintah Irak kepada media.
”Mereka tidak mengatakan kapan Baghdad akan membayar jumlah tersebut,” lapor Reuters yang dikutip Al Arabiya.
Baca Juga: Kemlu: Evakuasi WNI dari Gaza Tidak Terkait Isu Politik
2. Beberapa negara kemungkinan akan melanjutkan donor
Editor’s picks
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, menghentikan pendanaan mereka ke UNRWA setelah Israel menuduh belasan dari 13 ribu stafnya di Gaza ikut serta dalam serangan Hamas pada 7 Oktober.
Namun, Menteri Luar Negeri Norwegia Espen Barth Eide pada Rabu mengatakan, beberapa negara yang sempat menangguhkan bantuan ke UNRWA kemungkinan akan berubah pikiran dan pembayaran akan segera dilanjutkan.
“Saya pikir sebagian besar negara-negara yang melakukan penangguhan ini (berpikir) berubah pikiran. Mereka tidak dapat menghukum seluruh masyarakat Palestina,” kata Barth Eid.
Norwegia merupakan donor utama UNRWA. Merkea tetap mempertahankan pendanaannya dan mentransfer 275 juta crown atau 26 juta dolar AS pada Februari. Mereka juga melobi negara-negara yang telah menghentikan pendanaan untuk melanjutkan pendanaan.
3. Kebutuhan di Gaza semakin meningkat
Meningkatnya krisis kemanusiaan di Gaza membuat kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Terbaru, World Food Programme menyerukan agar penyebarangan di utara segera dibuka untuk memudahkan akses mobilisasi bantuan kemanusiaan.
Hingga kini, mayoritas masyarakat Gaza mengalami kelaparan. Laporan Anadolu Agency menyebut bahwa hampir 80 persen masyarakat Gaza tidak dapat memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Akses pangan dan kebutuhan dasar lainnya juga sangat sulit untuk dipenuhi. Anak-anak dan wanita mengalami malnutrisi.
Saat ini, hampir 31 ribu warga Gaza tewas. Sementara 71 ribu lebih lainnya mengalami luka-luka. Banyak negara yang kemudian menyerukan upaya gencatan senjata segera.
Baca Juga: AS Sebut Menteri-Menteri Israel Halangi Bantuan Masuk ke Gaza
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.