Israel Janji Bakal Terus Lancarkan Tekanan Militer ke Hamas

Empat batalyon terakhir Hamas diduga berada di Rafah

Intinya Sih...

  • Pemerintah Israel terus memberikan tekanan militer terhadap Hamas di Rafah.
  • Israel merebut sisi Palestina dari penyeberangan Rafah ke Mesir, menyerang sasaran Hamas di Rafah timur.
  • Negosiasi antara Hamas dan Israel kini mengalami kebuntuan, dengan AS berupaya untuk memediasi kesenjangan.

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Israel mengatakan akan terus memberikan tekanan militer terhadap Hamas di tengah upaya perundingan di Mesir, Rabu (8/5/2024). Juru bicara pemerintah Israel, Avi Hyman, menegaskan bahwa langkah itu perlu diambil untuk mendesak segera pembebasan sandera.

“Kami akan terus meningkatkan tekanan militer terhadap Hamas. Pada akhirnya, Hamas bertekuk lutut memohon untuk sedikit istirahat, untuk menghentikan pertempuran dan setuju untuk melepaskan tawanan,” kata Hyman dilansir The Jerussalem Post.

Ia menambahkan, pihaknya kini menyerang Rafah lantaran empat batalyon terakhir Hamas ada di wilayah itu.

”Kami akan menghancurkan mereka. Tetapi yang pasti, tekanan tersebut ada pada Hamas. Kita lihat mereka merasakannya,” ujarnya.

Hyman berbicara satu hari setelah Israel merebut sisi Palestina dari penyeberangan Rafah ke Mesir, ketika IDF mengebom sasaran Hamas di Rafah timur.

Baca Juga: Israel Mulai Serang Rafah saat Hamas Setuju Gencatan Senjata

1. Menyerang Rafah demi menekan Hamas di meja runding

Israel Janji Bakal Terus Lancarkan Tekanan Militer ke HamasPasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Israel berharap bahwa invasi Rafah akan menekan Hamas untuk segera menyetujui kesepakatan di meja perundingan. Netanyahu bersikeras bahwa pasukan Israel atau IDF harus diizinkan untuk untuk menyelesaikan operasi militernya di Rafah untuk mengusir Hamas secara total dari Gaza.

Negosiasi antara kedua pihak yang bertikai kini menemui jalan buntu. Sebelumnya, Hamas berupaya untuk menawarkan kesepakatan sandera dengan imbalan gencatan senjata.

Baik Hamas maupun Israel sama-sama mengajukan proposal pembebasan tawanan dan gencatan senjata. Akan tetapi kedua pihak tidak pernah mencapai kesepakatan itu.

Direktur badan intelijen AS, CIA, William Burns, bertemu dengan Netanyahu di Israel pada hari Rabu, dalam upaya untuk mempersempit kesenjangan. Dia juga berbicara dengan Kepala Mossad David Barnea.

Secara terpisah, tim Israel berpartisipasi dalam pembicaraan tidak langsung di Kairo, pembicaraan yang juga melibatkan delegasi Hamas dan pejabat dari negara penengah Mesir dan Qatar.

2. Israel dianggap tidak serius dalam berunding

Israel Janji Bakal Terus Lancarkan Tekanan Militer ke HamasIlustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Pada Rabu, Hamas mengatakan enggan untuk memberikan konsesi lebih besar terhadap Israel dalam perundingan di Mesir untuk mencapai gencatan senjata Gaza.

Izzat El-Reshiq, anggota kantor politik Hamas di Qatar, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kelompok tersebut tidak akan mengajukan lebih dari apa yang diajukan terkait gencatan senjata yang diterima pada Senin. Ia mengatakan bahwa Israel tidak serius dalam berunding.

“Israel tidak serius untuk mencapai kesepakatan dan menggunakan negosiasi tersebut sebagai kedok untuk menyerang Rafah dan menduduki persimpangan tersebut,” kata Reshiq, dilansir Reuters.

Belum ada komentar langsung dari Israel. Sebelumnya, pada Senin, pemerintah Israel menyatakan bahwa proposal tiga fase yang disetujui oleh Hamas tidak dapat diterima karena persyaratannya telah diperlunak.

Delegasi dari Hamas, Israel, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar telah bertemu di Kairo sejak Selasa. Mengutip sumber senior, TV Al Qahera yang berafiliasi dengan pemerintah Mesir mengatakan pembicaraan di Kairo berlanjut sepanjang Rabu hingga malam.

Baca Juga: Apa Isi Proposal Gencatan Senjata Gaza yang Disetujui Hamas?

3. AS upayakan gencatan senjata tercapai segera mungkin

Israel Janji Bakal Terus Lancarkan Tekanan Militer ke HamasPresiden Amerika Serikat, Joe Biden (twitter.com/President Biden)

Sementara itu, pemerintah AS pada Selasa mengatakan bahwa Hamas telah merevisi proposal gencatan senjatanya. Revisi tersebut diharapkan dapat mengatasi kebuntuan dalam negosiasi.

Hanya beberapa jam sebelum pernyataan terbaru Hamas, Washington terus mengatakan bahwa kedua belah pihak tidak berjauhan.

"Kami yakin ada jalan menuju kesepakatan. Kedua pihak sudah cukup dekat sehingga mereka harus melakukan apa yang mereka bisa untuk mencapai kesepakatan," kata penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, kepada wartawan.

AS bertujuan untuk mencegah invasi penuh Israel ke Rafah. Seorang pejabat senior AS, yang berbicara secara anonim, mengatakan Washington menghentikan pengiriman 1.800 bom seberat 907 kilogram dan 1.700 senjata lainnya.

Presiden AS, Joe Biden, pada Rabu mengatakan bahwa Israel telah menggunakan bom tersebut untuk membunuh warga sipil Palestina.

“Warga sipil telah terbunuh di Gaza sebagai akibat dari bom-bom tersebut dan cara-cara lain yang mereka lakukan untuk menyerang pusat-pusat pemukiman,” katanya kepada CNN.

Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, menyebut keputusan Washington sangat mengecewakan. Namun ia tidak yakin AS akan berhenti memasok senjata ke Israel.

Baca Juga: Hamas Disebut Sepakati Gencatan Senjata yang Ditawarkan Qatar-Mesir

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya