Jokowi Masuk Nominasi Tokoh Paling Korup di Dunia Versi OCCRP

Jakarta, IDN Times – Mantan Presiden Indonesia, Joko Widodo, masuk dalam nominasi tokoh paling korup di dunia versi lembaga yang fokus pada isu korupsi, yakni Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP). Jokowi masuk sebagai finalis lima besar dalam laporan yang dirilis pada Senin (30/12/2024) itu.
Penghargaan Person of the Year dari OCCRP diberikan kepada mereka yang paling banyak menimbulkan kekacauan di seluruh dunia melalui kejahatan terorganisasi dan korupsi. Pemenangnya dipilih oleh panel juri ahli dari berbagai lapisan masyarakat sipil, akademisi, dan jurnalis.
Tahun ini, Mantan Presiden Suriah, Bassar Al Assad, dipilih menjadi Person of the Year. Namun ada lima finalis lainnya yang dinominasikan, salah satunya adalah Jokowi.
“Para finalis yang memperoleh suara terbanyak tahun ini adalah: Presiden Kenya William Ruto, Mantan Presiden Indonesia Joko Widodo, Presiden Nigeria Bola Ahmed Tinubu, Mantan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina, Pengusaha India Gautam Adani,” lapor OCCRP melalui laman resminya.
1. Kejahatan yang mengancam dan menimbulkan konflik
Seluruh daftar yang ada dalam list Top of the Year menunjukkan bahwa tindakan korupsi terjadi secara signifikan dalam kepemimpinan.
Penerbit OCCRP, Drew Sullivan, mengatakan bahwa korupsi merupakan bagian mendasar dari upaya merebut kekuasaan negara dan menjadikan pemerintahan otokratis berkuasa.
“Pemerintah yang korup ini melanggar hak asasi manusia, memanipulasi pemilu, menjarah sumber daya alam, dan pada akhirnya menciptakan konflik akibat ketidakstabilan yang melekat pada diri mereka. Satu-satunya masa depan mereka adalah keruntuhan yang kejam atau revolusi berdarah,” ungkap Sullivan.
Para juri mengakui pentingnya kepentingan publik dan perlawanan terhadap aksi korupsi. Mereka mendorong segala bentuk tindakan untuk mengawasi hal tersebut.
2. Assad menjadi yang paling korup sedunia

Assad menjadi Person of the Year karena kepemimpinannya yang cenderung otoriter dan menindas. Ia disebut menggunakan kekuasaannya dalam melakukan pelanggaran hak asasi manusia.
”Pasukannya dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia yang meluas, termasuk penyiksaan, pembunuhan, penggunaan senjata kimia, penahanan massal, dan penargetan warga sipil,” lapor OCCRP.
Keterlibatannya dalam sindikat perdagangan narkoba jenis Captagon juga membuatnya diangkat sebagai top 1 nominasi tersebut. Ia melakukan penyelundupan manusia dan rokok, pencurian barang antik, serta perdagangan senjata, untuk meraup miliaran dolar demi mempertahankan kekuasaan otoriternya.
"Selain menjadi diktator seperti ayahnya, Assad juga menambah dimensi kejahatan dan korupsi yang tak terbayangkan, menghancurkan kehidupan banyak orang bahkan di luar perbatasan negaranya sendiri," kata salah satu pendiri Daraj.com, Alia Ibrahim, yang menjadi juri dalam kontes tahun ini.
3. Penghargaan untuk diktator terlama
Penghargaan lainnya yang juga diberikan dalam ajang ini adalah penghargaan khusus "Lifetime Non-Achievement Award." Penghargaan tersebut diberikan kepada Presiden Guinea Ekuatorial Teodoro Obiang Nguema Mbasogo, salah satu diktator terlama di dunia.
Setelah memimpin kudeta pada 1979 untuk merebut kekuasaan dari pamannya, Obiang, secara brutal menekan setiap perbedaan pendapat dengan melakukan penangkapan yang tidak sah, penghilangan paksa, dan penyiksaan.
"Melalui rasa takut, penindasan, dan korupsi, Teodoro Obiang telah menciptakan dinasti kekayaan dan impunitas," kata jurnalis investigasi Ghana, Anas Aremeyaw Anas, yang menjadi juri dalam kontes tahun ini.
Tindakannya dikhawatirkan menjadi contoh yang buruk bagi pemimpin negara Afrika lainnya.