PBB Kecam Serangan Udara Ethiopia yang Tewaskan 108 Orang

Badan HAM PBB serukan perlindungan terhadap warga sipil

Jakarta, IDN Times – Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) pada Jumat (14/1/2022) menyatakan kekhawatirannya atas maraknya laporan yang sangat mengganggu terkait serangan udara di wilayah Tigray, Ethiopia. Mereka mengatakan, sedikitnya 108 warga sipil telah tewas sejak awal serangan di bulan Januari.

"Setidaknya 108 warga sipil dilaporkan tewas dan 75 lainnya cedera sejak awal tahun sebagai akibat serangan udara yang diduga dilakukan oleh angkatan udara Ethiopia," kata Liz Throssell, juru bicara OHCHR, dikutip dari Reuters.

1. Sejumlah besar korban merupakan wanita 

PBB Kecam Serangan Udara Ethiopia yang Tewaskan 108 OrangIlustrasi wanita Afrika (twitter.com/Human Rights Watch)

Dalam pernyataan pers pada Jumat, Throssell menggambarkan banyak serangan menyasar minibus pribadi, bandara, dan kamp untuk orang-orang terlantar. Dia mengatakan bahwa serangan udara terparah sejauh ini adalah yang terjadi di Kamp IDP Dedebit pada 7 Januari dan menewaskan sedikitnya 56 orang dan 30 lainnya luka-luka.

Sebagian besar wanita dilaporkan menjadi korban dalam setiap serangan udara. Pada hari Senin, 10 Januari, 17 warga sipil dilaporkan tewas dan 21 terluka yang sebagian besar merupakan wanita. Serangan dilakukan menggunakan drone dan menghantam pabrik tepung tempat mereka berkumpul untuk menggiling biji-bijian.

Sebelumya, pada 11 Januari, lembaga Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Teknis milik negara juga diserang. Serangan tersebut dilaporkan menewaskan tiga pria dan menyebabkan 21 orang terluka yang kebanyakan dari mereka adalah wanita.

2. OHCHR serukan perlindungan terhadap warga sipil 

PBB Kecam Serangan Udara Ethiopia yang Tewaskan 108 OrangAnak-anak yang terdampak konflik di bagian utara Ethiopia. (twitter.com/UNICEF Ethiopia)

Baca Juga: Konflik Tigray: Prancis Pulangkan Warganya dari Ethiopia

OHCHR lebih lanjut menyerukan kepada pihak berwenang Ethiopia dan sekutu mereka untuk memastikan perlindungan warga sipil, sejalan dengan kewajiban mereka di bawah hukum internasional. Setiap serangan harus sepenuhnya menghormati prinsip pembedaan, proporsionalitas, dan tindakan pencegahan dalam serangan. 

“Pihak-pihak yang berkonflik harus mengambil semua tindakan yang layak untuk memverifikasi bahwa sasaran memang merupakan sasaran militer dan menangguhkan serangan jika sasaran tersebut bukan sasaran militer atau serangan itu tidak proporsional. Sebab, tindakan yang tidak menghormati prinsip-prinsip tersebut dapat menjadi kejahatan perang.”

Throssell juga prihatin dengan berlanjutnya penangkapan dan penahanan sewenang wenang di tengah keadaan darurat. Kendati demikian, dia mengaku menyambut baik pembebasan baru-baru ini terhadap beberapa tokoh terkenal, termasuk seorang oposisi yang telah ditahan selama berbulan-bulan.

3. Sekjen PBB juga mengaku prihatin atas penderitaan rakyat di Ethiopia 

PBB Kecam Serangan Udara Ethiopia yang Tewaskan 108 OrangSekjen PBB, Antonio Guterres (twitter.com/UN Spokesperson)

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada hari Jumat bahwa dia sakit hati dengan penderitaan rakyat Ethiopia. Dia kemudian meminta pihak-pihak yang terlibat untuk menghentikan pertempuran.

"Semua orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan harus menerimanya secepat mungkin. Saatnya untuk memulai dialog dan rekonsiliasi," cuit Guterres di Twitter.

Sementara itu, juru bicara militer Ethiopia Kolonel Getnet Adane dan juru bicara pemerintah Legesse Tulu tidak segera menanggapi permintaan komentar atas peristiwa serangan yang terjadi sebulan terakhir. Sebelumnya, pemerintah telah membantah melakukan serangan udara terhadap warga sipil.

Pertempuran sengit antara pasukan pemerintah Ethiopia dan milisi Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) telah terjadi selama 14 bulan. TPLF diyakini tidak memiliki kekuatan besar dalam menangkis serangan udara yang dilancakan pasukan Ethiopia.

Sementara itu, seorang pejabat Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan bahwa operasinya di Ethiopia utara akan terhenti jika pertempuran terus berlanjut. 

"Tanpa makanan, bahan bakar, akses, kita berada di ambang bencana kemanusiaan besar," kata pejabat WFP tersebut.

Baca Juga: Konflik Tigray: Prancis Pulangkan Warganya dari Ethiopia

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya