Pendapatan Mesir Turun 50 Persen akibat Aksi Houthi di Laut Merah

Aksi Houthi diklaim bagian dari perjuangan rakyat Palestina

Jakarta, IDN Times – Presiden Mesir, Abdel Fattah El Sisi, mengungkap pendapatan dari Terusan Suez terus menurun hingga mencapai 50 persen akibat serangan Houthi di Laut Merah. Terusan ini menjadi salah satu sumber pendapatan terbesar bagi Mesir.

“Lihat apa yang terjadi di perbatasan kita. Dengan Gaza, Anda melihat Terusan Suez, yang biasanya menghasilkan hampir 10 miliar dolar AS per tahun bagi Mesir, pendapatan ini telah menurun sebesar 40-50 persen. Sementara Mesir harus terus membayar perusahaan dan mitranya,” kata El Sisi, Senin (19/2/2024) dilansir Middle East Eye.

Houthi Yaman telah melancarkan serangan di Laut Merah selama beberapa bulan terakhir. Mereka berupaya menghambat jalur pelayaran internasional itu sebagai solidaritas terhadap warga Palestina di Gaza yang diserang oleh Israel.

1. Kekhawatiran inflasi global

Pendapatan Mesir Turun 50 Persen akibat Aksi Houthi di Laut MerahIlustrasi uang (Unsplash.com/Ibrahim Boran)

Terusan Suez berkontribusi terhadap 15 persen perdagangan dunia. Blokade yang dilakukan Houthi membuat perdagangan dunia kian terhambat.

Peter Sand, kepala analis di Xeneta atau perusahaan data angkutan laut dan udara, memperkirakan bahwa sekitar 90 persen kapal kontainer kini mengalihkan jalur pelayarannya melalui Afrika bagian selatan.

“Sekitar seperempat dari seluruh kapal curah, yang mengangkut kargo kering dalam jumlah besar seperti biji-bijian atau semen, dan seperempat kapal tanker yang membawa minyak atau gas alam telah mengalihkan pelayaran ke Tanjung Harapan di Afrika Selatan,” kata Sand, dilansir CNN.

Pengalihan jalur pelayaran ini membuat jadwal pengiriman menjadi lebih lama dan biaya angkut yang semakin bertambah. Akibatnya, ada kekhawatiran terjadinya lonjakan harga barang yang berimbas pada inflasi global.

Baca Juga: Pejabat Militer Yaman Diduga Dibunuh oleh Houthi di Mesir  

2. Berdampak luas

Pendapatan Mesir Turun 50 Persen akibat Aksi Houthi di Laut MerahIlustrasi kapal (pixabay.com/Pawel Grzegorz)

Serangan Houthi tidak hanya berpotensi mendorong inflasi global, tetapi juga dapat membuat krisis iklim semakin parah. Hal ini dikemukakan oleh Jan Hoffmann, Kepala Logistik Perdagangan UNCTAD.

“Transportasi maritim benar-benar merupakan jalur kehidupan perdagangan global. Gangguan ini menggarisbawahi kerentanan mereka terhadap geopolitik, ketegangan, dan perubahan iklim,” katanya sebagaimana dilansir UN News.

3. Operasi pengamanan maritim

Pendapatan Mesir Turun 50 Persen akibat Aksi Houthi di Laut MerahArsip - Warga Yaman mengikuti unjuk rasa untuk memprotes serangan udara gabungan AS-Inggris terhadap kamp-kamp kelompok tersebut, di Sanaa, Yaman, 12 Januari 2024. (ANTARA/Xinhua/Muhammad Muhammad)

Sementara itu, di tengah serangan Houthi atas nama Palestina, pasukan koalisi bentukan Amerika Serikat (AS) dan Inggris gencar melakukan serangan terhadap Houthi. Serangan ini disebut untuk mengamankan jalur maritim internasional.

Pada Sabtu, AS melakukan lima serangan di wilayah Yaman yang dikuasai Houthi. Pihaknya menyerang tiga rudal jelajah anti-kapal bergerak, satu kapal permukaan tak berawak, dan satu kapal bawah air tak berawak (UUV).

Dilansir Al Jazeera, Pusat Komando AS (CENTCOM) telah menentukan bahwa rudal dan kapal tersebut merupakan ancaman terhadap kapal Angkatan Laut AS dan kapal dagang di wilayah tersebut.

Houthi yang sebelumnya hanya menyasar kapal-kapal Israel kini memperluas target mereka yang mencakup kapal yang terkait dengan Inggris dan AS.

Baca Juga: AS-Inggris Kembali Serang Houthi di Hodeida Yaman 

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya