Ramadan Tanpa Gencatan Senjata di Gaza
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Direktur Pusat Urusan Islam dan Global, Sami al-Arian, mengatakan bahwa momen Ramadan amat menyedihkan lantaran warga Gaza harus beraktivitas tanpa adanya gencatan senjata. Selain itu, banyak orang yang berada di ambang kelaparan.
“Sayangnya, Israel tidak memandang warga Palestina sebagai manusia. Mereka mengatakan warga Palestina adalah manusia binatang. Mereka tidak melihat sisi kemanusiaan orang-orang Palestina. Mereka telah melanggar hak-hak mereka baik kiri maupun kanan,” katanya, pada Senin (11/3/2024), dikutip dari Aljazeera.
Sami juga mengatakan, ultimatum dari Amerika Serikat (AS) bahkan tidak diindahkan oleh Israel. Washington sebelumnya mendesak agar Israel dan Hamas segera mengadakan gencatan senjata selama enam pekan.
1. Ramadan terasa amat berbeda
Warga kota Deir el-Balah, Atia Harb yang berumur 38 tahun, memasang beberapa dekorasi Ramadan kuno di kios pasarnya dan memainkan lagu-lagu perayaan bulan suci. Ia mencoba untuk menarik pelanggan meskipun kondisinya amat suram.
“Ramadan tahun ini sangat berbeda. Terdengar suara bom dan ambulans yang melaju tanpa henti,” ungkap Atia.
Di Kota Deir el-Balah, pengeboman oleh Israel masih terus berlanjut. Sementara jumlah korban jiwa juga terus bertambah. Belum ada tanda-tanda bahwa gencatan senjata akan tercapai.
2. Kondisi di Tepi Barat juga suram
Editor’s picks
Sementara itu, kondisi di Tepi Barat juga hampir sama suramnya. Di wilayah itu, masyarakat lebih fokus beribadah dan menghindari dekorasi Ramadan berlebih sebagai wujud keprihatinan pada kondisi di Jalur Gaza.
“Ramadan datang tahun ini ketika warga Palestina menghadapi kesulitan ekonomi sebagai akibat dari pengetatan penutupan kota-kota oleh Israel dan pencegahan pekerja untuk bekerja di dalam wilayah Israel,” kata Ahmed Sharaf, dosen di Fakultas Sains dan Studi Islam di Universitas An-Najah.
Ia menambahkan, hal ini juga terjadi ketika warga Palestina di Gaza berada di ambang kelaparan, dan banyak yang meninggal karena kekurangan gizi dan dehidrasi.
Ahmed kemudian menyerukan agar umat Islam di seluruh dunia melakukan apa pun yang mereka bisa untuk mendukung Palestina. Wujud dukungan dapat berupa pemberian bantuan atau melalui doa agar Tuhan mengangkat bencana dari warga Gaza.
3. Ramadan kesempatan yang baik untuk gencatan senjata
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, mengatakan perang yang terjadi di Gaza menunjukkan bahwa warga sipil menanggung akibat yang paling besar.
"Israel mengatakan ini bukan perang terhadap warga Palestina tetapi terhadap Hamas, namun kenyataannya, ini menjadi hukuman kolektif bagi warga Palestina,” kata Guterres, dilansir Anadolu.
Ia kemudian menyerukan Ramadan bisa menjadi kesempatan baik untuk melakukan gencatan senjata di Gaza.
Lebih dari 31 ribu warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza. Sementara lebih dari 72.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih, dan obat-obatan. Sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.