Serang Penjara, Milisi Burkina Faso Bebaskan 60 Orang Narapidana

Serangan meningkat sejak Presiden Roch Kabore digulingkan

Jakarta, IDN Times - Kelompok bersenjata Burkina Faso berhasil membebaskan sekitar 60 orang tahanan usai menyerang sebuah penjara di kota Nouna, barat laut negara itu.

Kelompok bersenjata memasuki kota sekitar tengah malam menggunakan kendaraan roda empat dan sepeda motor. Mereka mengacungkan Kalashnikov dan senapan mesin berat.

Dilaporkan bahwa para milisi juga menggeledah kantor dan membakar kendaraan sebelum melarikan diri, kata dua sumber yang dikutip Reuters pada Minggu (8/5/2022).

Baca Juga: Mali dan Burkina Faso Diteror Serentetan Serangan, 21 Orang Tewas

1. Belum ada klaim tanggung jawab 

Serang Penjara, Milisi Burkina Faso Bebaskan 60 Orang NarapidanaIlustrasi teroris (IDN Times/Mardya Shakti)

Sebanyak 60 tahanan yang dibebaskan tersebut adalah jumlah keseluruhan isi penjara. Sejauh ini, belum ada pihak manapun yang mengklaim bertanggung jawab. Selain itu, tidak ada informasi terkait jumlah korban tewas atau luka-luka dalam insiden tersebut.

Burkina Faso sedang menghadapi pemberontakan milisi terkait Al-Qaeda dan ISIS yang menyebar dari negara tetangga seperti Mali dalam beberapa dekade terakhir. Frekuensi serangan hampir terjadi setiap minggunya.

2. Serangan juga terjadi pada Jumat 

Serang Penjara, Milisi Burkina Faso Bebaskan 60 Orang NarapidanaIlustrasi Aksi Terorisme (IDN Times/Mardya Shakti)

Pada Jumat, pihak keamanan juga melaporkan serangan yang dilakukan kelompok bersenjata tak dikenal. Ada 11 orang yang tewas dalam insiden itu, di mana dua di antaranya adalah warga sipil.

Sebagai pembalasan, militer menumpas 20 orang penyerang dan menyita senjata, amunisi, dan perangkat komunikasi kelompok itu, seperti yang dilaporkan AP.

3. Serangan meningkat sejak presiden digulingkan 

Serang Penjara, Milisi Burkina Faso Bebaskan 60 Orang NarapidanaPresiden Burkino Faso, Roch Kabore (twitter.com/Roch KABORE)

Ribuan orang telah tewas dan hampir 2 juta orang mengungsi sebagai dampak dari instabilitas keamanan dan politik di negara itu.

Pada bulan Januari, tentara pemberontak menggulingkan presiden terpilih secara demokratis Burkina Faso, Roch Marc Christian Kabore, dan berjanji untuk mengamankan negara dari kekerasan jihad.

Namun, serangan sejak itu justru semakin meningkat hingga 11 persen pada Februari dibandingkan dengan bulan sebelumnya, menurut PBB.

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya