Taiwan Batal Beli 12 Helikopter AS, Menhan: Harganya Terlalu Mahal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Taiwan pada Kamis (5/5/2022) menyatakan batal untuk membeli helikopter antikapal selam yang terbaru buatan Amerika Serikat (AS). Pembatalan itu disebut karena harganya yang terlampau tinggi.
"Harganya terlalu mahal, di luar batas kemampuan negara kita," Kata Menteri Pertahanan (Menhan) Taiwan, Chiu Kuo-cheng, dilansir Reuters.
Taiwan sebelumnya dilaporkan berencana untuk membeli 12 helikopter antikapal selam jenis MH-60R buatan perusahaan Lockheed Martin Corp.
1. AS juga disebut menolak menjual helikopter terbaru
Sementara itu, media domestik mengatakan, AS juga telah menolak penjualan tersebut karena tidak sejalan dengan kebutuhan pulau itu.
Dua pembelian senjata lainnya juga telah ditunda yakni sistem artileri Howitzer M109A6 dan rudal Stinger antipesawat.
Stingers buatan Raytheon Technologies itu sangat diminati di Ukraina, namun produksinya belakangan menurun. AS beralasan, ada berbagai halangan signifikan untuk memproduksi lebih banyak senjata antipesawat.
Baca Juga: PM Jepang: Nasib Taiwan Akan Sama Seperti Ukraina jika G7 Tak Bersatu
2. Taiwan berusaha untuk tetap membeli senjata dari AS
Chiu mengatakan, mereka telah menandatangani kontrak untuk Stingers dan membayarnya. Maka pihaknya akan berusaha menekan AS untuk mengirimkannya.
Editor’s picks
"Kami tidak melihat penjualan senjata sebagai masalah sepele, dan kami memiliki rencana cadangan," tambahnya, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Taiwan mengatakan AS telah menawarkan alternatif untuk M109A6, yakni peluncur roket berbasis truk yang dibuat oleh Lockheed Martin yang disebut Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi, atau HIMARS.
Chiu menambahkan, mereka masih mempertimbangkan pilihan mereka untuk itu.
3. Taiwan berusaha memodernisasi militernya untuk menghalau China
Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai wilayahnya sendiri, sedang melakukan program modernisasi militer untuk meningkatkan kemampuannya dalam menangkis serangan China, termasuk dengan senjata presisi seperti rudal.
Presiden Tsai Ing-wen telah memperjuangkan konsep 'perang asimetris', yang melibatkan pengembangan senjata berteknologi tinggi, sulit dihancurkan, dan dapat memberikan serangan presisi.
Para pejabat AS telah mendorong Taiwan untuk memodernisasi militernya sehingga bisa menjadi 'landak' yang sulit diserang China.
"Persediaan cepat AS ke Taiwan dari persenjataan pertahanan sangat penting untuk keamanan Taiwan, dan kami akan terus bekerja dengan industri untuk mendukung tujuan itu," kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
China juga tengah meningkatkan persenjataannya dan berusaha menekan Taiwan untuk menerima pemerintah China. Chiu mengatakan, ada banyak kapal musuh baru-baru ini di perairan Taiwan tanpa memberi rincian lebih lanjut.
Delapan kapal angkatan laut China, termasuk kapal induk Liaoning, melintas di antara pulau-pulau di rantai Okinawa selatan Jepang pada Senin, sebuah daerah di timur laut Taiwan.
Baca Juga: Kisah Naive Wang: Relawan Asal Taiwan yang Ikut Perang di Ukraina
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.