Turki: Serangan Israel ke Rafah Berikan Dampak Global 

Turki desak Israel mundur dari Rafah

Jakarta IDN Times – Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki, Oncu Keceli, menyebut serangan Israel terhadap Rafah di Palestina tidak hanya akan berdampak terhadap kawasan saja, melainkan seluruh dunia. Ia kemudian mendesak Israel agar menarik pasukannya.

“Status quo di Rafah dan di perbatasan harus dipulihkan tanpa penundaan lebih lanjut,” kata Keceli pada Selasa (7/5/2024), dilansir Anadolu Agency.

Israel mulai menggempur kawasan-kawasan pemukiman di Rafah tak lama setelah Hamas menyetujui gencatan senjata yang dimediasi oleh Mesir dan Qatar. Namun, kesepakatan itu tak diterima oleh Israel karena dianggap hanya menguntungkan sepihak.

“Di tengah perkembangan positif dalam mengakhiri kehancuran dan pembantaian di Gaza, meningkatnya serangan Israel terhadap Rafah sekali lagi menunjukkan bahwa pemerintahan Netanyahu tidak bertindak dengan itikad baik,” tambah Keceli.

1. Israel kembali ingin bernegosiasi

Turki: Serangan Israel ke Rafah Berikan Dampak Global Pasukan militer Israel dalam sebuah aksi penyelematan nyawa yang dilakukan oleh Unit 669 (Unit Penyelamatan Khusus Taktis) selama perang di Gaza. (instagram.com/@israeliairforce)

Serangan ke Rafah adalah refleksi dari kebuntuan upaya negosiasi yang kini diadakan di Mesir. Pada Selasa, tim runding Israel kembali ke Kairo untuk melihat apakah ada perubahan posisi Hamas dari pengajuan sebelumnya.

"Delegasi ini terdiri dari utusan tingkat menengah. Jika ada kesepakatan yang kredibel dalam waktu dekat, para pemimpin akan memimpin delegasi tersebut," kata seorang pejabat kepada Reuters, merujuk pada pejabat senior dari badan intelijen Mossad dan Shin Bet yang memimpin pihak Israel.

Kedatangan tim di ibu kota Mesir terjadi beberapa jam setelah tank Israel menguasai perbatasan Rafah sisi Palestina yang melintasi antara Mesir dan Gaza.

TV Berita Al Qahera milik pemerintah Mesir melaporkan, masih ada upaya yang dilakukan kedua belah pihak untuk menahan eskalasi.

Namun, juru bicara pemerintah Israel mengatakan bahwa tujuan Israel tetap menghancurkan Hamas.

"Kami selalu terbuka terhadap resolusi diplomatik, tapi saya harus memberitahu Anda bahwa operasi di Rafah ini dirancang untuk menghancurkan empat batalyon terakhir Hamas. Negara ini akan dilindungi, dan Hamas akan dimusnahkan sepenuhnya," kata juru bicara David mencer.

Baca Juga: Brasil dan Venezuela Kecam Invasi Israel ke Rafah

2. Tidak ada negosiasi jika invasi berlanjut

Turki: Serangan Israel ke Rafah Berikan Dampak Global Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Sementara itu, Pejabat Hamas, Osama Hamdan, menegaskan bahwa mereka tidak ingin melanjutkan negosiasi dengan Israel jika invasi terhadap wilayah Rafah dilanjutkan.

“Kami tegaskan operasi militer di Rafah jika dilakukan Israel tidak akan menjadi piknik tentara (Israel). Keputusan ada di tangan Netanyahu,” katanya.

Hamdan mengatakan bahwa proposal gencatan senjata terbaru yang disetujui Hamas telah mewakili upaya minimum untuk menanggapi tuntutan rakyat dan gerakan perlawanan. Baginya, wilayah Rafah tidak akan bisa untuk menjadi objek tawar menawar.

“Perlintasan Rafah dulunya dan (saat ini) akan tetap menjadi perlintasan murni Mesir-Palestina,” kata Hamdan.

3. Invasi Rafah ancam penduduk Palestina

Turki: Serangan Israel ke Rafah Berikan Dampak Global Pendistribusian bantuan kemanusiaan kepada warga Gaza di tengah konflik Hamas dan Israel. (twitter.com/@UNRWA)

Rafah merupakan wilayah terakhir yang dihuni oleh para penduduk Gaza. Letaknya berada tepat di sebelah Mesir dan telah menjadi tempat penyeberangan ke negara itu.

Rafah kini menampung 2,5 juta populasi Gaza. Serangan terhadap Rafah akan meningkatkan krisis kemanusiaan yang kini terjadi di wilayah itu.

Dilansir Al Jazeera, PBB telah menyerukan agar membuka kembali perlintasan itu setelah ditutup akibat invasi Israel. Sementara, AS juga mendesak agar Israel tak melanjutkan serangannya ke Rafah.

Serangan Israel menutup penyeberangan Rafah, sehingga semakin memperparah aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza yang sudah tidak mencukupi. Sejak 9 Oktober, Israel telah meningkatkan blokade terhadap wilayah tersebut, sehingga menyebabkan daerah kantong Palestina itu berada di ambang kelaparan.

Penyeberangan Rafah juga berfungsi sebagai pintu masuk bagi pekerja kemanusiaan ke Gaza. Orang-orang yang sakit kritis dan terluka juga melalui wilayah tersebut untuk menerima perawatan di luar negeri. Menutup penyeberangan Rafah sama saja memutus seluruh akses kemanusiaan ke warga Gaza.

Baca Juga: China Minta Israel Setop Bombardir Rafah

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya