WHO Apresiasi Keputusan Mesir untuk Bantu Pengungsi Gaza 

Perlu upaya cepat untuk menangani kesehatan penduduk Gaza

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyambut baik keputusan Mesir yang menerima sejumlah warga Gaza yang terluka dan sakit untuk mendapatkan perawatan.

“Kami telah bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Mesir dalam merencanakan evakuasi medis dan akan terus memberikan dukungan,” kata Dirjen WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, pada Rabu (1/11/2023), dilansir Anadolu Agency.

Tedros pun mendesak perhatian tersebut tidak boleh dialihkan dari kebutuhan yang lebih besar dari ribuan pasien di Gaza. Banyak di antaranya sangat rentan dan tidak dapat direlokasi.

“Kita memerlukan percepatan segera dalam aliran bantuan medis yang diizinkan masuk ke Gaza,” katanya, sembari memperingatkan bahwa rumah sakit harus dilindungi dari pengeboman dan aktivitas militer.

1. Mesir membuka perbatasan

WHO Apresiasi Keputusan Mesir untuk Bantu Pengungsi Gaza Bendera Mesir (Pixabay/Ivabalk)

Pihak berwenang Mesir memberitahu otoritas perbatasan di Gaza, bahwa penyeberangan perbatasan Rafah dibuka pada Rabu untuk memfasilitasi perjalanan pasien Palestina yang terluka parah demi mendapatkan perawatan di Mesir.

Reuters melaporkan, kelompok pertama pengungsi yang terluka dari Gaza menyeberang ke Mesir pada Rabu pagi waktu setempat.

Sumber keamanan Mesir sebelumnya mengatakan, hingga 500 pemegang paspor asing bisa melewati perbatasan Rafah pada Rabu. Dia sudah ada sekitar 200 orang menunggu di sisi perbatasan Palestina.

Mesir telah menyiapkan rumah sakit lapangan di Sheikh Zuwayed di Sinai, kata sumber medis. Ambulans terlihat menunggu di penyeberangan Rafah.

Baca Juga: Perbatasan Rafah Mesir Dibuka untuk Angkut Pasien dari Gaza 

2. Blokade wilayah perbatasan

WHO Apresiasi Keputusan Mesir untuk Bantu Pengungsi Gaza Pagar besi yang membentang di Gaza. (twitter.com/Hananya Naftali)

Perlintasan perbatasan Rafah telah ditutup sejak pecahnya pertempuran di Jalur Gaza pada 7 Oktober. Sebagian dibuka selama beberapa hari untuk memungkinkan masuknya truk bantuan dalam jumlah terbatas.

Direktur media penyeberangan Rafah mencatat, 196 truk bantuan sejauh ini telah menyeberang ke Gaza sejak konflik pecah. Sebelumnya, Israel telah memberlakukan blokade total terhadap Jalur Gaza.

Tentara Israel pun telah memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza, yang disebut untuk membalas serangan Hamas.

3. Korban terus meningkat

WHO Apresiasi Keputusan Mesir untuk Bantu Pengungsi Gaza Api dan asap membubung selama serangan udara Israel di tengah maraknya kekerasan Israel-Palestina, di Jalur Gaza selatan (11/5/2021). (ANTARA FOTO/REUTERS / Ibraheem Abu Mustafa/aww)

Lebih dari 10 ribu orang telah tewas sejauh ini dalam konflik tersebut. Data terbaru per Rabu (1/11/2023) memperlihatkan, sebanyak 8.525 warga Palestina dan 1.405 warga Israel yang tewas sejak konflik dimulai, menurut laporan Al Jazeera.

Serangan udara Israel di Gaza berulang kali menargetkan rumah sakit, pemukiman, dan rumah ibadah seperti masjid dan gereja. Berdasarkan Konvensi Jenewa, serangan terhadap rumah sakit adalah pelanggaran hukum.

Sementara itu, upaya gencatan senjata tak kunjung terlihat. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menolak seruan internasional untuk melakukan gencatan senjata.

Baca Juga: Israel Kritik Jerman Abstain Resolusi PBB soal Setop Konflik Gaza

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya