Dukung Pemerataan Fasilitas Air Bersih untuk Semua Masyarakat

Benarkah masyarakat sudah mendapatkan akses air bersih?

Indonesia adalah negara yang dikenal dengan kemaritiman. Sumber air melimpah, semua tanaman dapat tumbuh subur. Namun, benarkah semua itu? Apakah wajah kemakmuran dan kekayaan sumber daya alam hanya terlihat di luar, sementara, bagaimana kabar mereka yang di pelosok? Apakah sama?

Melihat wajah lain Indonesia

Menonton channel televisi Trans7 program Indonesiaku membuat saya terenyuh. Melihat perjuangan orang-orang yang tinggal di desa dengan akses jalan dan air bersih yang minim, fasilitas kesehatan dan pendidikan yang tidak layak, serta kemiskinan yang melanda seluruh desa karena kurang bergeraknya roda perekonomian disebabkan buruknya infrastruktur.

Padahal, mereka bukan orang malas yang hanya diam dengan keadaan. Terkait air bersih, mereka sudah mencoba untuk mencari sumber-sumber air baru yang ternyata nihil. Sementara, biaya untuk pembuatannya menghabiskan hingga belasan juta. Tentu hal ini membuat masyarakat keberatan dan memilih untuk berjalan jauh ke sumber air. Beberapa bahkan memilih untuk menampung air hujan karena air tanah tidak layak dikonsumsi.

Jangan menyangka kejadian seperti ini hanya terjadi di Indonesia timur. Bahkan di Pulau Jawa pun ada. Padahal di sini, segala pembangunan berlangsung dengan pesat. Namun, ternyata masih ada desa-desa yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Dilansir video yang diunggah di akun Facebook Trans7 pada tanggal 11 April 2022, menunjukkan sekelompok ibu-ibu di Desa Ngebung, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, sedang berjalan jauh sembari menggendong kendi besar seberat 3 kg.

Tidak terbayang beratnya saat kendi tersebut sudah terisi air. Apalagi jika sumur kering, maka mereka harus berjalan lebih jauh lagi untuk mendapatkan air bersih. Padahal, air di sumber pertama inipun sebenarnya ada sedikit rasa asin, meski warnanya bening dan tidak berbau.

Tidak hanya itu, beberapa wilayah di Indonesia seringkali mengalami kekeringan di musim kemarau, sehingga membutuhkan kiriman air bersih dari pemerintah. Ini adalah tamparan bagi kita yang berada di wilayah dengan akses air bersih yang melimpah. Bahwa saat kita sedang boros air, di luar sana ada mereka yang rela berjalan jauh dan menampung air hujan untuk mendapatkan air layak konsumsi.

Ratakan pembangunan dengan transformasi kesehatan

Transformasi kesehatan tentu erat kaitannya dengan infastruktur kesehatan yang memadai. Pembangunan dengan melibatkan tenaga ahli dalam proses pembuatan instalasi sumber air dan WC menjadi penting. Sebab, dengan digunakannya teknologi yang mumpuni untuk menemukan mata air dalam tanah, akan membuat pembangunan instalasi cepat selesai.

Sebenarnya ada banyak metode untuk menemukan air di dalam tanah. Ada yang menggunakan kearifan lokal dengan memanfaatkan batok kelapa, daun pisang atau garam, ada juga yang menggunakan teknologi, seperti metode resistivitas mapping dan metode resitivitas sounding (drilling). Apa pun metodenya, semoga segera memberikan dampak bagi mereka yang butuh bantuan.

Karena pemerataan pembangunan tidak hanya milik mereka yang berada di kota, tetapi juga mereka yang ada di pelosok pun memiliki hak yang sama.

Memantik semangat pembangunan lewat gelaran G20

Menjadi tuan rumah untuk G20 tentu menguntungkan bagi Indonesia. Selain bisa meningkatkan perekonomian di sektor pariwisata, ajang ini bisa menjadi penyaluran 1000 Aspirasi Indonesia Muda untuk Indonesia yang lebih baik. Karena bagaimanapun, tonggak pembangunan selanjutnya ada di bahu pemuda.

Indonesia masuk menjadi anggota KTT G20 sejak tahun 1999 dan pada 2022 menjadi tahun pertama acara ini diadakan di Indonesia. Presidensi G20 Indonesia mengusung tema “Recover Together, Recover Stronger” yang dimaksudkan untuk mencari jalan keluar terkait upaya pemulihan dunia.

Pada kesempatan ini, Indonesia akan menekankan pada tiga hal. Yakni penanganan kesehatan yang inklusif, transformasi digital, dan transisi energi berkelanjutan. Sementara itu, Menkes Budi Sadikin, sebagai Ketua Health Working Group mengungkapkan agenda kesehatannya meliputi membangun ketahanan sistem kesehatan global, harmonisasi standar protocol kesehatan global, serta memperluas manufaktur global dan pusat pengetahuan untuk mencegah pandemi, kesiapsiagaan, dan respons.

Dari pengangkatan isu kesehatan ini tentu acara besar ini bisa menjadi jawaban atas terselenggaranya fasilitas sanitasi air yang bersih, terjangkau, dan berkelanjutan untuk masyarakat pelosok. Karena Indonesia sangat luas, butuh tangan-tangan hebat untuk mewujudkannya.

Alan Zakiya permana wati Photo Writer Alan Zakiya permana wati

Membaca adalah jendela dunia, dan menulis membuka segala tabir yang menutupinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ananda Zaura
  • Cynthia Kirana Dewi

Berita Terkini Lainnya