Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto Kegiatan Pertambangan (Tom Fisk/Pexels.com)
Foto Kegiatan Pertambangan (Tom Fisk/Pexels.com)

Intinya sih...

  • Pertambangan merusak kualitas air di sekitarnya, menyebabkan pencemaran dan kekeruhan air serta berdampak buruk bagi ekosistem dan kesehatan manusia.

  • Deforestasi hutan untuk pertambangan mengancam habitat alami biota, mengganggu keseimbangan ekosistem, dan mencemari udara dengan polusi tambang.

  • Pertambangan merusak keindahan alam dan ekowisata, namun solusi seperti mereklamasi lahan pasca tambang dan pengelolaan limbah dapat membantu mencegah dampak lingkungan negatif.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Lingkungan adalah kondisi yang memengaruhi setiap makhluk yang hidup didalamnya. Lingkungan yang berkelanjutan menciptakan keharmonisan kehidupan antar makhluk hidup yang ada. Jika kondisi lingkungan tersebut menjadi rusak, maka setiap spesies makhluk hidup yang tinggal akan ikut terdampak pula.

Saat ini, tidak sedikit juga isu-isu bermunculan mengenai keberlanjutan lingkungan. Salah satu isu lingkungan yang belakangan ini sering diperbincangkan yakni sektor pertambangan yang merusak kondisi lingkungan di sekitarnya. Mengambil alih fungsi lahan hutan, apalagi di tempat ekowisata, menjadi sebuah lahan pertambangan berpotensi merusak ciri khas dari alam itu sendiri. Tidak hanya ciri khas dari alam, terdapat dampak-dampak lainnya yang juga memengaruhi keberlangsungan setiap makhluk hidup. Apa saja dampak-dampak yang ditimbulkan dari sektor pertambangan? Adakah solusi sederhana yang bisa diterapkan untuk mengurangi dampak-dampak tersebut?

Pertambangan memberikan dampak negatif terhadap ketersediaan air di lingkungan sekitarnya. Tambang-tambang tersebut menyebabkan pencemaran kualitas air melalui limbah tambang seperti limbah logam dan zat-zat kimia berbahaya yang dibuang ke sungai atau laut, sehingga merusak ekosistem dan kualitas air di sekitarnya. Tidak hanya itu, ada juga air asam yang dihasilkan oleh aktivitas pertambangan yang berdampak buruk kepada kesehatan makhluk hidup sekitar jika meminumnya dan sedimentasi, yakni pengendapan lumpur dan partikel tanah lain yang mengalir ke arah sungai, danau, bahkan waduk sekitar, lalu menyebabkan kekeruhan pada air (faridatunnissa04, 2023). Sumber air yang bermasalah menyebabkan berbagai dampak lingkungan, seperti terganggunya ekosistem makhluk hidup, khususnya ekosistem air, ketersediaan air semakin terbatas akibat menurunnya kualitas air dan berpotensi terjadinya kelangkaan sumber daya air bersih, sampai terjadinya gangguan kesehatan terhadap manusia serta biota lainnya. Hal tersebut karena air adalah salah satu sumber daya setiap makhluk untuk bertahan hidup di bumi.

Luasnya lahan hutan yang tersedia lama-kelamaan akan semakin tersudutkan. Deforestasi hutan demi perluasan sektor pertambangan mengganggu fungsi lahan hutan sebagai habitat alami para biota-biota yang hidup. Bagi para biota tersebut, mereka menganggap bahwa hutan adalah rumah yang layak ditinggali. Jika rumah tersebut dirusak, maka tidak ada tempat yang layak lagi bagi mereka tinggal. Beragam hayati akan semakin berpotensi terancam punah. Keseimbangan lingkaran ekosistem pula semakin terganggu dikarenakan fungsi pertambangan yang membatasi mereka untuk hidup. Kondisi udara bagi beberapa spesies semakin tercemar karena adanya polusi tambang serta jumlah pohon yang semakin berkurang akibat penebangan hutan (Bradley, 2020).

Pertambangan membuat keindahan alami yang diciptakan oleh Sang Pencipta semakin tergerus. Keindahan yang tidak perlu dibayar mahal itu akan terus hilang karena perluasan lahan pertambangan yang semakin menjadi-jadi. Hal tersebut tentunya berdampak lagi terhadap sektor pariwisata yang memanfaatkan alam sebagai ekowisata bagi para pelancong lokal dan internasional.

Beberapa permasalahan tersebut menunjukkan pertambangan sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi nasional malah menjadi salah satu dari pelaku perubahan lingkungan. Oleh karena itu, beberapa solusi yang bisa ditawarkan demi mewujudkan keberlanjutan lingkungan yakni mereklamasi dan melakukan reboisasi terhadap lahan pasca tambang, penggunaan teknologi hijau saat pengoperasian tambang, menjaga stabilitas keberagaman hayati yang ada, pengelolaan limbah tambang secara berkelanjutan (Administrator , 2024).

Sektor pertambangan menjadi salah satu bias dari perubahan lingkungan yang sering dialami oleh segelintir masyarakat saat ini. Beberapa dampak yang dihasilkan, seperti mengurangi ketersediaan air bersih, luas lahan hutan yang terus berkurang, hingga potensi ekowisata melalui keindahan alamiahnya semakin rusak merugikan berbagai pihak. Sejumlah solusi terbaik yang bisa diterapkan adalah mereklamasi kembali lahan pasca tambang, reboisasi, hingga pengelolaan limbah tambang dengan prinsip berkelanjutan. Hal-hal tersebut demi meningkatkan kembali ketersediaan air di sekitar area pertambangan, keseimbangan lahan hutan, dan menjaga keindahan ekologi yang disediakan oleh alam itu sendiri.

Referensi:

  • Administrator. (2024, 26 September). 8 Solusi dan Strategi Menghindari Dampak Lingkungan di Area Pertambangan. Bima Shabartum Group. Diakses Juli 2025.

  • Bradley, S. (2020). Mining’s Impacts on Forests: Aligning Policy and Finance for Climate and Biodiversity Goals. CHATHAM HOUSE, 2–27. Diakses Juli 2025.

  • faridatunnissa04. (2023, 10 Oktober). Pengaruh Pertambangan Terhadap Kualitas Air. MERTANI. Diakses Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team