ilustrasi (unsplash.com/@cikstefan)
- Human Intelligence (HUMINT)
HUMINT, atau intelijen manusia, diperoleh melalui interaksi langsung dengan individu, seperti wawancara, pengawasan, dan infiltrasi jaringan. Informasi ini kerap kali bersifat kualitatif namun kontekstual, memberikan pemahaman mendalam mengenai niat, motivasi, dan dinamika kelompok teror. Ketika dikombinasikan dengan AI, HUMINT dapat membantu membangun profil psikologis dan sosial yang lebih akurat dari pelaku teror (Binns, 2018).
- Signals Intelligence (SIGINT)
SIGINT mencakup penyadapan sinyal komunikasi seperti telepon, email, dan transmisi radio. Volume data SIGINT sangat besar, sehingga AI sangat berperan dalam memilah, mengelompokkan, dan menemukan pola dalam data tersebut. Dengan bantuan analitik prediktif, otoritas keamanan dapat mendeteksi aktivitas komunikasi abnormal sebelum terjadinya aksi teror.
- Measurement and Signature Intelligence (MASINT)
MASINT berfokus pada pengumpulan data teknis seperti emisi elektromagnetik, suara bawah tanah, atau sinyal bahan kimia. AI dapat digunakan untuk mengklasifikasi sinyal-sinyal ini, misalnya dalam mendeteksi laboratorium pembuatan bahan peledak atau senjata biologis, dengan akurasi dan kecepatan yang tinggi.
- Open-Source Intelligence (OSINT)
OSINT, atau intelijen dari sumber terbuka, seperti media sosial, portal berita, dan forum daring, merupakan salah satu sumber data paling dinamis. Analisis sentimen, pendeteksian propaganda, dan pemetaan jaringan ekstremis daring sangat bergantung pada AI untuk mengekstrak informasi yang relevan dari miliaran data publik.
- Geospatial Intelligence (GEOINT)
GEOINT memanfaatkan data geospasial dari citra satelit, drone, dan sistem navigasi. Sistem computer vision berbasis AI digunakan untuk menganalisis pergerakan kelompok bersenjata, aktivitas mencurigakan di wilayah tertentu, serta perubahan lingkungan fisik yang mengindikasikan keberadaan kamp pelatihan atau lokasi strategis lainnya.
- Cyber Intelligence (CYBERINT)
CYBERINT mencakup pengawasan aktivitas siber, termasuk dark web dan sistem jaringan yang digunakan untuk menyebarkan propaganda atau melakukan serangan siber. AI memungkinkan deteksi peretasan, botnet, dan analisis lalu lintas data yang tidak wajar, sehingga dapat mencegah serangan siber terkoordinasi oleh kelompok teror.