TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[OPINI] Role Model Syuting di Era Pandemi

Di Balik Layar Film "Balada Si Roy"

instagram.com/fajarnugrs

Hari-hari menjelang pelaksanaan syuting, penuh dengan drama.  06/01/2021, Pemerintah mengeluarkan keputusan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai tanggal 11-25 Januari untuk seluruh Pulau Jawa dan Bali; takterkecuali Banten yang akan dijadikan tempat syuting Film Balada Si Roy. Tentu saja keputusan mendadak ini mengakibatkan kepanikan kepada semua orang yang terlibat, termasuk sutradara, Fajar Nugros dan sang penulis novel, Gol A Gong.

Fajar dan tim berusaha untuk mencari informasi yang akurat tentang keputusan itu, apakah seluruh Banten atau sebagian saja? Benarkah syuting film harus dihentikan untuk mengikuti kebijakan pemerintah ini? Lalu Fajar menelusuri informasi melalui twitter Airlangga Hartanto, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang mengumumkan keputusan tersebut. Di twitter, Airlangga menuliskan bahwa diberlakukannya pembatasan ini bukan berarti pelarangan. Namun, seluruh aktivitas dijalankan dengan protokol kesehatan yang lebih ketat lagi.

Pada berita selanjutnya, dijelaskan bahwa di Provinsi Banten, hanya Tangerang Raya terkenda PSBB. Sementara Kabupaten Lebak, Kota dan Kabupaten Serang yang menjadi lokasi syuting tidak terkena kebijakan ini. Fajar Nugros mulai tenang dan bisa tidur nyenyak. Ia menyebarkan berita ini kepada kru dan pemain yang hendak terlibat; tapi tidak untuk Gol A Gong.

Pandemi bukan kutukan

Ilustrasi corona (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, di sebuah malam sebelum syuting perdana, Gol A Gong ditemani beberapa relawan Rumah Dunia yang masih asyik masyuk berdiskusi tentang Film Balada Si Roy hingga dini hari. Dialognya cukup seru dan membuka laci kenangan ke zaman Orde Baru. Mereka membincangkan tentang ideologi politik waktu itu hingga urusan pop cuture seperti zippo, kalung dogtag, lagu-lagu dan seterusnya. Mereka juga berandai-andai jika film ini bisa sukses dan terus berlanjut hingga beberapa sekuel ke depan. Kemudian relawan ada yang bertanya, “Apa reaksi Mas Gong jika antara  film dengan novel terdapat banyak perbedaan?” Dengan diplomatis Gol A Gong menjawab bahwa sekarang otoritas ada pada sutradara. Ia menyerahkan secara penuh urusan-urusan sinematografi dan logika cerita kepada Fajar Nugros.

Namun ada satu hal yang membebani yaitu Covid-19. Apa lagi semua tahu bahwa PSBB Jawa-Bali akan segera diberlakukan.

“Apakah kutukan Si Roy mulai datang?” kata relawan lain ketika mendiskusikan pemberitaan tentang pandemi.  Gol A Gong tidak banyak menjawab. Ia sudah betul-betul ikhlas dan menyerahkan semuanya pada tangan Yang Maha Kuasa.

Esok hari, ketika  syuting perdana, Gol A Gong datang bersama sang istri, Tias Tatanka. Mereka langsung datang ke samping lokasi, tepatnya di TBM Kedai Proses. Di sana, beberapa kru protokol dan tim medis sudah menunggu. Sebelum masuk lokasi syuting, semua kru, pemain dan tamu undangan harus mengikuti protokol standar. Mereka harus dites rapid antigen untuk mendeteksi protein nukleokapsid virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Berbeda dengan rapid biasa yang memakai sampel darah, rapid antigen mengusap lendir dari hidung (swab). Standar protokol ini mengikuti imbauan pemerintah,  dengan akurasi yang jauh lebih tinggi sehingga bisa ditangani secara dini jika ada yang positif. Dari kejadian itu, Gol A Gong merasa lega; tim film yang digawangi Fajar Nugros dan Susanti Dewi benar-benar ingin menjawab kekhawatiran masyarakat ketika melaksanakan syuting film di era pandemi.

Baca Juga: [OPINI] Quantum Leap Film 'Balada Si Roy'

Writer

Firman Venayaksa

Pengamat Youth Culture, dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya