TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jika Bonus Demografi Menghasilkan Generasi Muda Kurang Gizi

Yuk cegah stunting, itu penting!

Ilustrasi anak-anak. (unsplash.com/@larm)

Pada tahun 2021, berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat 30,83 juta anak berusia dini di Indonesia. Berdasarkan pada jumlah itu, 13,56% adalah bayi (usia < 1 tahun), 57,16% merupakan balita (usia 1-4 tahun), serta 29,28% merupakan anak prasekolah (usia 5-6 tahun).

Jumlah anak-anak di Indonesia yang semakin tahun semakin meningkat ini, sebenarnya sangat baik, mengingat anak-anak tersebut adalah generasi penerus bangsa, sehingga semakin tinggi jumlah anak-anak di Indonesia, semakin cerah masa depan bangsa kedepannya. Adapun untuk memperoleh kualitas anak yang baik, juga perlu dipastikan bagaimanakah tumbuh dan kembang anak yang bersangkutan.

Namun disinilah tantangannya, Anak-anak di Indonesia sedang dihadapkan dengan suatu permasalahan yang dapat mengancam tumbuh dan kembangnya yaitu permasalahan stunting. Menurut Kementerian Kesehatan RI, stunting didefinisikan sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak yang umumnya disebabkan karena kekurangan gizi, seperti asam folat, protein, kalsium, dan zat besi dalam jangka waktu yang sangat lama.

Stunting akan menjadi suatu masalah yang besar nantinya, sebab pada jangka pendek, penderitanya akan lebih rentan terhadap berbagai jenis penyakit dan punya tingkat kecerdasan intelektual yang rendah. Adapun tingginya prevalensi stunting dalam jangka panjang, dampaknya yaitu pada kerugian ekonomi bagi negara Indonesia sebab semakin banyak anak-anak tidak sehat yang harus ditanggung pengobatannya oleh negara.

Angka stunting di Indonesia pun sudah tergolong tinggi, menurut WHO pada tahun 2017, Indonesia menjadi negara urutan ketiga dengan kejadian stunting tertinggi di Asia Tenggara. Tentu hal ini harus segala diselesaikan dan dijadikan prioritas bagi pemerintah, mengingat sebentar lagi indonesia akan menghadapi bonus demografi.

Sepak terjang pemerintah dalam meredam angka stunting di Indonesia

Ilustrasi garuda dan presiden Indonesia. (unsplash.com/@mufidpwt)

Berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945, pasal 34 ayat (1) yang menyebutkan jika fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. Sehingga, hal ini menjadi salah satu alasan kenapa pemerintah harus segera hadir di tengah masyarakat untuk menghentikan permasalahan ini.

Hal tersebut karena salah satu faktor yang dapat menjadi penyebab stunting di Indonesia adalah kondisi perekonomian keluarga yang kurang baik. Sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mengingat untuk memenuhi kebutuhan makan satu keluarga sehari-hari sudah sangat sulit.

Untungnya saat ini pemerintah sudah mulai mengambil langkah cepat, pemerintah telah menetapkan 1.000 desa prioritas intervensi stunting yang terdapat pada 100 kabupaten/kota di 34 provinsi di seluruh Indonesia.

Banyak juga program pemerintah yang sudah dijalankan, seperti misalnya pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil, kemudian juga ada program pemantauan perkembangan janin selama kehamilan yang dilaksanakan bersamaan dengan penyediaan peralatan USG pada seluruh puskesmas di Indonesia, selain itu juga terdapat program imunisasi dasar lengkap, vitamin A, serta Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi balita.

Pemerintah juga sedang gencarnya untuk mendorong ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan memberikan edukasi mengenai kecukupan gizi untuk makanan pendamping ASI yang mana hal ini baik untuk tumbuh kembang anak yang bersangkutan.

Namun hal ini tentu tidak cukup, perlu dilakukan langkah-langkah lain yang bisa semakin membantu percepatan penurunan angka stunting di Indonesia, mengingat perlu juga dilakukan berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan yang notabene berarti upaya penurunan angka stunting merupakan kerja sama lintas sektor.

Baca Juga: Hindari Pernikahan Dini, Turunkan Angka Stunting

Writer

Gede

Writing Everything

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya