Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

[OPINI] Sudah Saatnya Bahasa Isyarat Jadi Mata Pelajaran

ilustrasi Juru Bahasa Isyarat (Pexels.com/shvets-production)

Kita sudah tahu bahwa penyandang disabilitas tuli (teman tuli) memiliki bahasa tersendiri, yaitu Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO) dan Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI). Perbedaan dari kedua bahasa tersebut terletak pada penyampaiannya.

BISINDO lebih santai dan nyaman untuk digunakan dalam kehidupan sehari hari, sedangkan SIBI merupakan sistem tatanan Bahasa Indonesia yang baik dan benar; ada kata dasar, imbuhan, serta akhiran.

Sebagai teman dengar (sebutan untuk orang yang tidak menyandang disabilitas) akan merasa bingung saat diajak berkomunikasi dengan teman tuli. Biasanya kita akan membuka buku untuk berkomunikasi lewat tulisan, atau ketikan di handphone. Jadi sudah saatnya bahasa isyarat masuk sebagai mata pelajaran, agar kita lebih nyaman ketika berkomunikasi dengan teman tuli.

Bahasa asing saja bisa jadi pilihan mata pelajaran, kenapa bahasa isyarat tidak?

Foto hanya ilustrasi. (Pexels.com/rebecca-zaal)

Sejauh ini, bahasa isyarat hanya ada di Sekolah Luar Biasa, atau sekolah umum tetapi sebagai kursus saja. Namun sudah semestinya bahasa isyarat menjadi mata pelajaran di sekolah umum. Bahasa asing saja bisa jadi pilihan mata pelajaran, kenapa bahasa isyarat tidak?

Jika berbicara tentang minat belajar bahasa isyarat, itu akan berlaku ke semua mata pelajaran, di mana tidak semua mata pelajarannya disukai oleh para pelajar. Mempelajari bahasa isyarat bukan lagi karena keinginan atau kebutuhan. Melainkan akan menjadi pengetahuan umum yang harus dimengerti seluruh masyarakat.

Belajar bahasa isyarat ini tidak hanya membantu kita agar bisa berkomunikasi dengan teman tuli. Tetapi mempermudah teman tuli mengerti apa yang disampaikan oleh kita dan juga bisa merespon balik. Belajar bahasa isyarat kelihatannya sepele. Sebab kita tidak tahu seberapa besar dampak yang akan terjadi setelah kita mempelajarinya.

Contohnya saja ketika kita memiliki teman sekolah yang tuli. Biasanya kita tidak berani untuk mendekati karena tidak tahu cara berkomunikasinya, takut menyinggung, takut tidak sopan, dan pada akhirnya menjauhi teman tuli karena dirasa susah berkomunikasi.

Pemerintah harus mencari cara agar lebih mudah dan disenangi para pelajar

Foto hanya ilustrasi. (Pexels.com/jesswin-thomas)

Mengapa bahasa isyarat harus menjadi mata pelajaran di sekolah umum? Alasan pertama adalah kursus bahasa isyarat tergolong mahal. Pada zaman teknologi seperti sekarang, kita bisa belajar bahasa isyarat di internet secara gratis. Tetapi untuk belajar di internet saja membutuhkan niat. Berbeda dengan mata pelajaran, mau tidak mau, kita harus belajar layaknya mata pelajaran lainnya.

Pemerintah harus mencari cara agar lebih mudah dan disenangi para pelajar. Mungkin saja pemerintah atau guru bisa melakukan stimulasi dengan video yang menarik, dan diberi arahan mengapa belajar bahasa isyarat itu penting. Hal ini didukung oleh beberapa penelitian, menurut jurnal berjudul ā€œHubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Penyesuaian Diri Siswa Tunarungu di Sekolah Inklusiā€œ karya Sofy Ariany Hasan yang terbit pada tahun 2014, menunjukkan bahwa Tunarungu usia 13 – 21 tahun mengalami kesulitan penyesuaian diri di sekolah dan lingkungan. Kesulitan tersebut akan berpengaruh pada kesehatan mental yang dimiliki. Jadi, sudah saatnya bahasa isyarat menjadi mata pelajaran wajib di sekolah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us