Transformasi Digital untuk Kemajuan Ekonomi Global 

Sistem pembayaran digital lintas negara anggota G20 

Pemerintah Indonesia bersama Kemeterian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) ikut serta dalam mendukung kesuksesan Presidensi G20 Indonesia. Pemerintah Indonesia berupaya untuk melakukan akselerasi transformasi digital, dimana transformasi digital merupakan salah satu agenda prioritas yang diusung dalam Presidensi G20 Indonesia.

Transformasi digital dapat menjadi salah satu jalan keluar dalam upaya pulih bersama akibat pandemik COVID-19 yang melanda dunia. Target dalam Presidensi G20 Indonesia adalah adanya hasil kerja yang nyata yang dapat memberikan dampak positif bagi semua pihak yang terlibat.

Tujuan utama Presidensi G20 untuk pulih bersama, tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan dalam aspek ekonomi, sistem kesehatan, transformasi digital, dan transisi energi secara global. Presidensi G20 Indonesia dengan tema “Recover Together, Recover Stronger” dapat dimaknai sebagai upaya untuk pulih bersama dan tidak meninggalkan siapapun dalam membangun dunia yang lebih kuat dan berkelanjutan.

Adanya Konferensi Tingkat Tinggi G20 ini harus menghasilkan solusi, inovasi dan kolaborasi bagi seluruh pihak yang terlibat untuk saling mendukung program yang diagendakan baik dari negara maju maupun negara berkembang seperti Indonesia agar tercipta keseimbangan secara global.

Selama masa pandemik, perkembangan digital di Indonesia berkembang sangat pesat. Tidak terkecuali dalam sektor perekomonian. Para pelaku ekonomi harus beradaptasi dengan memanfaatkan fasilitas digital untuk bertahan dalam persaingan ekonomi.

Bagi Indonesia sendiri, tulang punggung perekonomian nasional adalah UMKM dan Ultra Mikro yang menyumbang 61,07 persen dari GDP nasional. Presiden Joko Widodo juga mendorong secara penuh agar pertumbuhan unicorn dan startup digital di sektor jasa keuangan, pertanian, pendidikan, kesehatan, dan berbagai sektor lainnya untuk bergabung ke dalam ekosistem digital melalui Program Nasional Gerakan Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).

Oleh sebab itu, tidak heran jika saat ini telah lahir banyak sekali sistem pembayaran yang terintegrasi secara digital dalam sistem jual-beli baik secara online maupun offline. Bahkan transaksi digital tidak hanya digunakan oleh korporasi besar saja, melainkan dapat juga digunakan oleh para pelaku UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

Banyaknya pengguna metode transaksi digital ini tentu diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi nasional. Salah satu manfaat dari adanya tranformasi digital yang cepat di bidang perekonomian adalah dapat memperluas jangkauan konsumen melalui platform penjualan online atau e-commerce.

Pada tahun 2022, dalam catatan Bank Indonesia, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) menjadi metode pembayaran nontunai yang popular di lapisan masyarakat. QRIS merupakan metode pembayaran digital yang diluncurkan oleh Bank Indonesia bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) untuk menyediakan layanan pembayaran nontunai serta mendukung percepatan transformasi digital di Indonesia.

Keunggulan QRIS adalah dapat digunakan untuk transaksi di domestik hingga luar negeri, bisa digunakan untuk penjualan online dan offline serta dapat diakses secara mudah dan efisien. Selain dalam proses pembayaran, pelaku UMKM juga dapat memanfaatkan metode transaksi QRIS ini untuk aspek lainnya seperti sistem operasional dalam usahanya.

Selain itu, berbagai platform e-commerce saat ini juga telah mengadopsi sistem transaksi digital ini sebagai opsi pembayaran nontunai. Keuntungan lain dari penggunaan QRIS adalah pembayaran dapat diproses secara langsung dengan menampilkan notifikasi transaksi sebagai bukti pembayaran untuk pengguna dan pemilik usaha/merchant.

Peluang percepatan transformasi digital terutama di sisi transaksi digital ini dapat direalisasikan dengan adanya momentum Presidensi G20 Indonesia 2022. Indonesia sebagai tuan rumah dapat membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia mampu mengikuti dan berkontribusi dalam percepatan transformasi digital untuk pemulihan ekonomi dunia.

Negara yang tergabung dalam G20 perlu mempertimbangkan untuk pengembangan penguatan jaringan infrastruktur digital yang lebih kuat beserta sistem keamanan perlindungan data penggunanya agar dapat menerapkan sistem transaksi digital yang terintegrasi dan bisa setara lintas negara baik negara anggota G20 maupun bukan G20 serta dapat mewujudkan target pulih bersama anggota G20.

Baca Juga: KTT G20 Diharapkan Bahas Digitalisasi Desa

Dwi Lindah Permatasari Photo Writer Dwi Lindah Permatasari

A writing enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ananda Zaura

Berita Terkini Lainnya