Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Kardinal Tagle (vaticannews.com)
Kardinal Tagle (vaticannews.com)

Intinya sih...

  • Kardinal Tagle merasakan penderitaan orang miskin dan terpinggirkan, sering makan bersama keluarga miskin di Manila.

  • Pope Leo XIV menugaskan Kardinal Tagle melakukan tugas pastoral dengan penuh semangat dan keramahan.

  • Kardinal Tagle melakukan perjalanan pastoral bertemu umatnya di berbagai negara, memberikan pengaruh positif dalam memperkokoh iman mereka.

Suatu cerita yang sangat menghanyutkan tentang bagaimana Jose Antonio, Kardinal Tagle dari Philippina, yang sebagai pastor untuk Metro Manila menangis di muka umum karena ikut merasakan penderitaan orang melarat dan terpinggirkan. Mereka yang menangisi anak-anaknya yang mati kelaparan atau terkena penyakit yang tidak mampu mengupayakan penyembuhan, atau karena berlari untuk memperoleh pembagian makanan dan ditembak militer seperti di Gaza.

Kardinal Tagle sering makan bersama keluarga miskin di suburb Manila dan menyampaikan homily untuk berbagi dengan orang lain sebagai saudara sendiri. Beliau hampir terpilih menjadi Pope dalam Conclave tahun 2013 waktu Pope Bennedict XVI mengundurkan diri, dan dalam Conclave terakhir tahun 2024 waktu Pope Leo XIV terpilih. Tetapi Kardinal Tagle tidak pernah menunjukkan kecewa karena tidak menjadi Bapa Suci, beliau tetap menerima penugasan dari Pope yang terpilih.

Pope Leo XIV meneruskan tradisi Pope Francis, lebih menekankan pentingnya tugas Pastor dengan menekankan perlunya ketegasan tentang doktrin dan ajaran Gereja Katolik agar tidak disalah tafsirkan dan semua dilaksanakan dengan tetap menekankan inklusivisme, kasih, dan persaudaraan antarsesama ciptaan Tuhan.

Pope Leo XIV menugaskan Kardinal Tagle dalam posisi baru, untuk melakukan tugas pastoral dan meminta Kardinal Tagle berkeliling kemana saja melakukan tugas ini. Kardinal Tagle menjalankan tugas ini dengan penuh semangat dan di bawah ini akan saya narasikan bagaimana yang dilakukan dan dikatakan Kardinal Tagle dalam menjalani tugas mengikuti Tuhan Jesus menjadi Gembala umat Katolik sampai berbau seperti domba.

Ternyata Kardinal Tagle benar-benar melaksanakan tugasnya secara efektif, berkelana bertemu dengan semua umatnya, yang muda, tua, perempuan, yang miskin, yang sakit dan terpinggirkan semua di temui dengan keramahan yang dimilikinya. Dalam perjalanan ini, sekali-sekali Pope Leo meminta Kardinal Tagle kembali ke Vatikan untuk berdiskusi dengan dengan Bapa Suci. Pope Leo menyampaikan pengalaman Kardinal Tagle dalam homily beliau agar masyarakat mengetahui dan Kardinal Tagle selalu mengirim laporan dengan tulisan tangan kepada Bapa Suci.

Pesan Kardinal Tagle selalu disampaikan secara gamblang kepada umatnya agar kita semua selalu mendengarkan ajaran Tuhan Jesus yang mengajak kita untuk percaya kepada Tuhan. Dan, untuk berbagi kasih kepada sesama dan mencintai sesama sebagaimana kita mencintai diri sendiri, bersedia mamaafkan dan menerima sesama sebagai saudara sendiri. Pesan yang sangat jelas, gampang dihafal tetapi tidak mudah dilaksanakan, bagaimana kita menjalani apa yang kita ungkapkan dengan kata-kata menjadi perbuatan, itu tidak mudah tetapi bilamana kita melakukannya Tuhan akan selalu bersama kita.

Karena itu kita diminta tetap selalu membuka hati kita kepada Tuhan, berbicara dengan suara hati dan Tuhan akan mendengarkan. Tuhan itu maha baik selalu mengabulkan permohonan kita sebagaimana Tuhan mengajarkan ‘ketuklah maka pintu akan dibuka, mintalah dan kami akan diberi. Tetapi jangan mengharapkan Tuhan memberikan persis seperti yang kita mintakan, karena Tuhan mempunyai cara dan preferensi sendiri, bantuan tentu akan datang kerapkali dalam waltu yang kita sama sekali tidak menyangka, tetapi Tuhan tidak pernah bohong dan Tuhan selalu mengasihi kita semua, tanpa pandang suku, warna kulit, gender atau umur, percayalah.

Saya tidak mengetahui berapa lama Kardinal Tagle melakukan perjalanan ini. Yang diberitakan oleh Vatikan hanyalah waktu Kardinal Tagle kembali ke Vatikan dan Pope Leo memintanya untuk menjadi Uskup Albano, diluar kota Roma, katedral di mana Pope leo XIV, sebelum terpilih manjadi Bapa Suci, jadi masih Kardinal Robert Prevost, menempati posisi tersebut. Baru setelah Conclave memilih Kardinal Provost dan beliau sanggup menerima pilihan tersebut maka Charmelango menanyakan nama apa yang dipilihnya, dan beliau memilih Leo, meneruskan Leo XIII yang dikenal dengan ensiklik Rerum Novarum, Kardinal Prevost resmi menjadi Pope Leo XIV dan kemudian diumumkan kepada dunia “Habemus Papam” kita mempunyai Bapa Suci, menjadi pengganti Petrus ke 267.

Kardinal Tagle memulai perjalanannya dengan mengunjungi Tesaria diluar kota Roma. Waktu bertemu dengan keluarga miskin seorang gadis kecil mendengar tamu tersebut bertanya apa itu Kardinal? Ini terjadi di suburb Roma, tidak jauh dari Vatikan, tetapi menunjukkan perlunya perjalanan pastoral Kardinal Tagle. Dari Tesaria beliau meneruskan perjalanan dan mengunjungi Krakow, Polandia, kota di mana Pope John Paul II berasal. Beliau mengunjungi Spanyol, Portugal, dan Ukraina. Di Ukraina, Kardinal Tagle bertemu keluarga yang menderita karena perang dengan banyak gedung yang hancur, seorang anak kecil memberikan batu kecil kepada beliau dan mengatakan bahwa itu adalah katedral dimana dia berdoa.

Kardinal menerima batu kecil tersebut dan memasukkan dalam sakunya, terharu melihat anak kecil yang merindukan berdoa dalam suatu katedral yang sudah runtuh. Pada waktu tersebut telepon Kardinal Tagle berdering yang ternyata dari Pope Leo meminta Kardinal Tagle kembali satu dua hari ke Vatikan. Kardinal Tagle paginya kembali ke Vatikan dengan kereta, seperti biasa berpakaian seperti orang lain, tanpa jubah seperti cardinal. Sesampai di Vatikan tanpa diketahui orang lain kembali ke Sanctae Martha, Gueast House dan paginya diantar kekapel diminta menemani Pope Leo yang dudah ada di dalam, Mereka berdoa setengah jam dan setelah itu Pope Leo menanyakan bagaimana keadaannya.

Kardinal Tagle bercerita banyak lalu mohon maaf bahwa dia tidak bisa berbuat lebih banyak selain datang dan bersama keluarga-keluarga yang dikunjunginya. Tetapi Pope Leo mengatakan bahwabeliau tidak mengharap lebih dari itu keberadaan Kardinal Tagle di tempat-tempat yang dikunjungi itu sangat berati untuk menyaksikan bahwa iman mereka semua masih hidup subur dalam kondisi sejelek apapun.

Pope Leo menceritakan bahwa dari laporan, Kardinal Tagle menceritakan kembali pengalamannya dan hal tersebut telah mendorong banyak orang memberikan support termasuk dalam dana untuk memperbaiki gereja dan rumah sekolah serta rumah sakit yang hancur serta untuk beasiswa para seminaris, calon pastor. Pengalaman Kardinal Tagle tidak juga diberitakan dalam Vatican Bulletin tetapi diceritakan lewat omongan orang satu kepada lain seperti bagaimana Bible diajarkan diwaktu awal gereja Katolik berkembang.

Setelah itu Kardinal Tagle kembali melakukan perjalanan sampai ke Asia, berhenti di Thailand dan juga di Shanghai. Di Shanghai beliau bertemu dengan sejumlah keluarga secara sembunyi-sembunyi yang kalau tidak terlalu mencolok ditolerir Pemerintah. Semua tercengang waktu mengetahui bahwa yang mereka temui adalah seorang Kardinal yang dekat dengan Bapa Suci. Mereka terharu dan menyampaikan rasa terima kasih bahwa mereka tidak dilupakan oleh pimpinan gereja, Pope sendiri. Pada waktu Pope Leo membaca surat Kardinal Tagle beliau tidak kuat menahan air mata, menagis dan bersyukur kepada Tuhan telah mengirim Kardinal Tagle malakukan perjalanan pastoral tersebut.

Dalam suratnya Kardinal menceritakan seorang ibu yang sudah sangat tua dan lemah karena sakit tetapi waktu bertemu Kardinal Tagle tampak bahwa imannya tetap kokoh tak tergoyahkan, bahkan masih bisa dengan semangat menyanyikan lagu Ave Maria yang diikuti Kardinal Tagle dan hadir di situ, sangat mengharukan tetapi juga menyegarkan iman orang sekaligus.

Itulah berbagai cerita mengharukan yang bisa saya susun Kembali dari berbagai laopran yang saya baca dan ingin saya bagikan kepada sidang pembaca. Semua memperkokoh iman saya bahwa sepanjang Tuhan masih mengizinkan saya ingin tetap berbagi kabar baik tentang kasih Tuhan kepada kita semua yang tidak pandang warna kulit, gender, usia, kondisi ekonomi, status, suku, agama, semua kita adalah ciptaan Tuhan yang dikasihi Tuhan dan diharapkan untuk saling mengasihi sebagaimana kita mengasihi diri sendiri dan sebagai Tuhan mengajarkan. Tuhan memberkati Kardinal Louis Antonio Tagle, memberkati Bapa Suci Leo XIV dan memberkati kita semua. Amin.

Guru Besar Ekonomi Emeritus, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEBUI), Jakarta.

Editorial Team