3 Ide untuk Mencapai Kesuksesan dalam Transformasi Digital

Akses internet yang stabil, literasi digital, dan privasi

Akhir-akhir ini kita lebih banyak menggunakan aplikasi di smartphone dibandingkan kertas dan mesin printer untuk menyelesaikan berbagai hal seperti pendaftaran sekolah, membuat reservasi di rumah makan, dan membeli tiket perjalanan.

Aplikasi-aplikasi tersebut membawa banyak manfaat bagi penggunanya karena selain menghemat waktu, juga menghindari kerumunan  yang mana ini merupakan salah satu upaya untuk mencegah penularan virus COVID-19.

Pengguna memerlukan smartphone/tablet, jaringan internet, dan literasi yang baik untuk dapat menggunakan aplikasi secara maksimal. Di balik manfaat dari aplikasi tersebut, kita juga menyadari bahwa peralihan dari proses manual ke digital memiliki tantangan tersendiri, contohnya jaringan internet yang tidak stabil, literasi digital yang tidak merata, dan perihal privasi.

KTT G20 menjadi momen yang penting bagi pemerintah Indonesia untuk terus mendorong startup lokal dan instansi terkait dalam menciptakan sistem layanan berbasis digital yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Sosialisasi layanan, infrastruktur teknologi, dan pengelolaan data yang baik menjadi kunci utama agar masyarakat dapat menggunakan layanan berbasis digital tersebut secara efektif. Lalu bagaimana menerapkannya?

1. Memperkuat jaringan internet di seluruh pelosok dan pemerataan akses internet

Dua setengah tahun pandemik COVID-19 berlangsung membuat kita menyadari bahwa memiliki jaringan internet yang kuat dan stabil menjadi syarat utama agar dapat mengikuti pelajaran dan menyelesaikan pekerjaan dari rumah. Jaringan internet yang tidak stabil sangat mengganggu proses belajar dan aktivitas pekerjaan.

Tidak hanya itu saja, akses untuk mendapatkan layanan internet juga tidak merata. Contohnya mereka yang tinggal di daerah pelosok atau di luar pulau Jawa belum tentu memiliki fasilitas internet yang baik.

Disebutkan di dalam artikel berjudul "Mengkaji Hambatan Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia di Masa Pandemi Covid-19" yang terbit di Center for Indonesian Policy Studies, ketidaksetaraan di dalam mendapatkan akses internet menjadi salah satu hambatan utama bagi siswa selama proses belajar jarak jauh.

Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan infrastruktur teknologi di area-area terpencil untuk mendorong kemajuan negara yang tentunya sejalan dengan misi G20 tahun ini yaitu Recover Together, Recover Stronger.

2. Mendorong literasi digital ke semua lapisan masyarakat

Tidak semua orang memahami cara mengunduh aplikasi, melengkapi data untuk mendaftar, dan menggunakan barcode. Proses ini terbilang mudah untuk milenial dan Gen-Z, tetapi cukup rumit untuk generasi baby boomers.

Literasi digital dapat dilakukan dengan cara kerja sama dari berbagai pihak yaitu instansi yang meluncurkan aplikasi tersebut, influencer, dan anggota keluarga. Contohnya sebuah puskesmas baru saja meluncurkan aplikasi layanan kesehatan di mana pasien yang hendak mendaftar dapat membuat janji lewat aplikasi.

Untuk mendorong warga menggunakan aplikasi tersebut, baik direksi maupun pihak administrasi dapat menyediakan waktu atau sesi khusus untuk menjelaskan proses pengunduhan dan cara melakukan pendaftaran.

Anwar Sanusi, Sekretaris Jenderal Kementrian Ketenagakerjaan, saat menjadi pembicara di sebuah webinar pada tanggal 17 Juli 2022 kemarin menyebutkan bahwa ada kesenjangan akan pemahaman teknologi antara mereka yang tinggal di kota dengan mereka yang tinggal di pedesaan.

Kembali menggunakan contoh di atas, sesi khusus  tersebut dapat mengedukasi warga yang tinggal di daerah terpencil mengenai penggunaan aplikasi. Dengan demikian, kesenjangan akan pemahaman teknologi dapat diminimalisir.

Di era modern seperti sekarang, influencer memiliki peran yang penting dalam mengedukasi followers-nya. Influencer dapat menunjukkan cara mengunduh dan melengkapi data pada aplikasi kepada followers lewat platform media sosial mereka. Demikian pula kaum milenial dan Gen-Z juga dapat membantu orangtua mereka, generasi baby boomers, dalam menggunakan aplikasi tersebut.

3. Menjaga hak privasi pengguna

Memastikan agar data pribadi tidak disalahgunakan tentunya sudah menjadi prioritas bagi pemerintah, instansi yang membuat aplikasi digital, dan pengguna. Tidak jauh berbeda dari poin sebelumnya, kerja sama dari berbagai pihak diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan data pribadi.

Literasi digital memiliki peranan penting di dalam hal ini, di mana pengguna diberikan pengarahan akan pentingnya memperbaharui sistem anti virus di perangkat lunak secara rutin dan untuk tidak langsung mengeklik link di e-mail yang mencurigakan. Kemudian instansi yang membuat aplikasi digital juga sebaiknya terus memperbaiki sistem untuk mencegah kebocoran data dan memberikan himbauan kepada pengguna agar berhati-hati.

Tentunya masih banyak ide-ide menarik lainnya untuk mendorong inovasi teknologi di Indonesia. Namun, diharapkan tiga dari 1000 aspirasi Indonesia Muda yang disampaikan di sini dapat menjadi topik diskusi selama masa presidensi G20 Indonesia.

Baca Juga: 6 Perbedaan HTTP dan WWW dalam Jaringan Internet

Maria  Sutrisno Photo Verified Writer Maria Sutrisno

"Less is More" Ludwig Mies Van der Rohe.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ananda Zaura

Berita Terkini Lainnya