Apakah kamu seseorang yang baru saja memiliki ketertarikan untuk memperlajari agama di usia dewasa? Jika boleh saya menebak, itu pasti dikarenakan saat ini kamu baru saja melewati suatu perjalanan spiritual yang membawamu pada satu pemikiran bahwa kamu merasa bahwa nampaknya kamu perlu mendalami dan memahami tentang agama mu.
Jika demikian yang terjadi maka SELAMAT, kamu bukan satu-satunya yang sedang mengalami hal tersebut. Karena ada banyak orang di luar sana yang mengalami hal serupa termasuk saya.
Saya sejak kecil bersekolah di sekolah yang berbasis agama, pada tingkat menengah pertama pertama saya bersekolah di Madrasah Tsanawiyah, dan ketika berada di tingkat menengah atas saya bersekolah di Madrasah Aliyah. Bukankah saya terdengar seperti seorang pria yang akan memiliki pemahaman mendalam tentang agama? Faktanya tidak sedikitpun mendekati hal tersebut, saya belajar seluruh pelajaran agama selama bersekolah hanya karena kebutuhan akademik dan pada akhirnya saya melupakan seluruh materi dan keilmuan agama tersebut saat telah selesai bersekolah. Alasannya sederhana, karena saat itu saya merasa tidak membutuhkan dan merasa tidak akan berguna ilmu agama tersebut.
Semua berbalik seketika saat saya beranjak dewasa, suatu kejadian yang menimpa saya membawa saya pada perjalanan spiritual yang menumbuhkan rasa saya kepada agama yang saya anut. Saya tidak berganti kepercayaan dari kepercayaan saya yang lama, namun rasanya seperti saya adalah orang asing yang baru saja mengenal agama ini. Inilah yang merangsang saya tertarik untuk mendalami agama yang saya anut. Namun muncul pertanyaan di kepala saya, apakah ini benar-benar berguna atau bukankah saya sudah terlambat untuk mempelajari agama saat ini, bahkan ada peribahasa yang mengatakan "Belajar di waktu kecil seperti mengukir di atas batu, sedangkan belajar sesudah dewasa seperti mengukir di atas air".
Artikel opini ini saya buat sebagai testimoni yang saya rasakan selama belajar dan apa alasan yang membuat saya merasa bahwa bahkan ketika kamu belajar saat dewasa, itu akan tetap berguna dengan beberapa alasan. Meskipun saya adalah seorang muslim dan pengalaman saya ini berada dalam konteks keilmuan Islam, namun saya pikir secara umum alasan yang akan saya berikan mampu relevan dengan orang yang berbeda agama dari agama apa yang saya anut.