[OPINI] Bukan 17 Agustus Biasa

17 Agustus 2018 kemarin Indonesia resmi menginjak usia yang ke 73 tahun, angka tersebut bukanlah angka yang menunjukkan usia muda, melainkan menuju ke usia satu abad. Berbagai kemajuan dan prestasi telah ditorehkan bangsa ini oleh putra dan putri terbaik bangsa, nama baik bangsa ada di pundak mereka pada Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang.
Namun bukan berarti 73 tahun ini mulus tanpa masalah sedikit pun, banyak sekali masalah yang terjadi di negeri ini. Seperti kasus klasik korupsi yang masih merajalela hingga kasus-kasus intoleransi dan isu perpecahan yang kini tengah kita hadapi bersama.
Tidak mudah bagi negara kepulauan sebesar Indonesia menyatukan berbagai macam suku, agama dan golongan menjadi satu nama yaitu sebagai warga negara Indonesia. Ketika kita menyandang status warga negara Indonesia sudah tidak ada lagi kata berbeda di antara kita serta tidak ada lagi sekat-sekat sosial yang berada di antara kita.
Banyak negara di belahan bumi lainnya sibuk dengan konflik yang mengatasnamakan agama dan suku. Sebut saja negara-negara Arab yang masih dibelenggu konflik antar suku padahal di sana hanya terdapat beberapa suku saja bila dibandingkan dengan Indonesia yang sangat bervariasi.
Di usia yang sudah tidak muda lagi, janganlah kita terpecah oleh kepentingan elite-elite politik hingga agama yang memainkan isu agama untuk kepentingan semu jelang pemilu 2019 mendatang, bangsa ini lebih dari sekedar perdebatan isu sara, perjuangan kita belum selesai sampai di usia ke 73 ini. Melainkan tanggung jawab besar berada pada generasi millennials dan muda lainnya.
Indonesia harus kembali ke sifat asal nya menjadi tempat yang penuh harmoni, damai dan toleran antar sesama, sejarah telah membuktikan bahwa kita telah hidup rukun bersama selama ratusan tahun. Tidak ada tempat untuk intoleransi apalagi hanya kepentingan politk belaka.
Dirgahayu Republik Indonesia ke 73 Kerja Kita Prestasi Bangsa.